Tuesday, August 26, 2008

Potret egoisme

Perseteruan antara perusahaan tambang PT KPC dengan Pemkab Kutai Timur yang diikuti gelombang demonstrasi karyawan tambang di kantor Pemkab Kutai Timur, menurutku merupakan sebuah potret kelam kehidupan dimana masing-masing pihak mau cari menangnya sendiri.

PT KPC yang dituduh melakukan penambangan ilegal di kawasan hutan terkesan sangat arogan karena pucuk pimpinan tidak pernah menghadiri dialog-dialog dengan Pemda Kutai Timur. Mungkin KPC mempunyai link yang kuat dengan Departemen ESDM, sehingga memandang rendah terhadap Pemda. Persoalan sengketa ini saya pikir akan bisa dipecahkan dengan elegan bila pucuk pimpinan KPC bersedia melakukan dialog secara terbuka dengan Pemda. Statement pembelaan PT KPC yang muncul di koran2pun terkesan sangat defensif.

Departemen ESDM, terkesan sangat membela kepentingan PT KPC. Ada apa ini? Memang KPC menghasilkan banyak duit bagi negara, tapi hendaknya ESDM jangan lalu dibutakan oleh sepak terjang yang mungkin melanggar hukum. ESDM terkesan sangat eksploitatif dan jarang memperhatikan kepentingan kelestarian lingkungan. Pemberian ijin2 pun kayaknya asal main plot dan tidak melalui telaah yang mendalam. Dosa ESDM menurutku sangat besar. Banyak kasus pertambangan yang menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi masyarakat, tapi ESDM selaku instansi berwenang tidak melakukan apa-apa. Bagiku Menteri ESDM sekarang (Purnomo Yusgiantoro) adalah potret menteri yang tidak visioner dan kinerja buruk. Ngurusi tambang nggak becus, BBM naik terus, listrik byar pet, elpiji nggak beres...apa prestasi positif dia?

Karyawan tambang yang demo, menurutku juga mau cari enaknya. Mereka protes karena pendapatan turun akibat penutupan tambang di lokasi sengketa. Mereka nggak mikir bahwa perusahaan induknya diduga melakukan tindak ilegal. Apakah karyawan tersebut nggak mikir bahwa mereka mungkin makan rejeki yang "tidak halal", karena merupakan hasil penambangan di lokasi yang ilegal? apakah mereka nggak mikir bahwa gaji mereka itu mungkin berasal dari hasil "curian"? harusnya para karyawan juga harus menghormati proses hukum yang ada.

Pemkab Kutim terkesan memakai standar ganda. Untuk kasus penambangan ini, isu alih fungsi hutan didorong mengemuka. Terkesan Pemkab sangat peduli lingkungan. Tapi mengapa untuk kasus Taman Nasional Kutai, Pemkab Kutim terkesan membiarkan (bahkan mendukung) kegiatan perambahan Taman Nasional Kutai tersebut? Mengapa kasus penambangan di kawasan ilegal oleh KPC baru diangkat sekarang? kenapa tidak dari dulu-dulu?

DPRD Kutai Timur terkesan mau tampil sebagai pahlawan kesiangan, dengan memfasilitasi dialog-dialog. Tapi usulan DPRD yang menyuruh Polda membuka jalan yang di-blok, nampaknya juga bukan usulan cerdas dan lebih cenderung mencari simpati karyawan. Mungkin hal ini didasari pertimbangan politis cari dukungan untuk Pemilu 2009 ya?

Sikap Polda Kaltim yang melunak dengan membuka jalur yang di-blok, bisa menimbulkan preseden baru bahwa proses hukum bisa dikalahkan oleh tekanan demonstrasi. Hal ini akan sangat buruk karena di masa mendatang perusahaan2 akan melakukan tindakan ilegal dan kalau diproses hukum, perusahaan itu akan mengerahkan masa untuk demo....

ah memang rumit persoalan ini....aku hanya kuatir bahwa pihak2 yang bersengketa di lapangan ini merupakan bidak dari sebuah konspirasi pemilik modal besar. Aku berdoa setulus hati bahwa siapapun juga yang menikmati harta tidak legal dari eksploitasi sumberdaya alam itu semoga mendapatkan azab dunia dan akherat yang sangat pedih...

Friday, August 22, 2008

Ayo hajar para Pembela/Pengacara Hitam

Aku sering mengelus dada melihat ulah para pembela/pengacara kasus korupsi. Mereka seolah-olah rela melakukan apapun demi bebasnya orang yang dia bela. Bahkan dia rela untuk menenggelamkan kebenaran dan membolakbalik fakta untuk bebasnya klien. Padahal setahuku, institusi "pembela" dibentuk untuk membantu menemukan kebenaran sejati yang seimbang. Kalau sekarang banyak pembela yang "rela berbuat apapun untuk membela yang mbayar", mungkin sudah saatnya institusi pembela tersebut untuk ditinjau kembali keberadaannya. Setidaknya harus ada upaya untuk meluruskan "pembela golongan hitam yang bejat ini", kalau perlu beri sanksi sosial atau hukuman berat bagi para pembela yang terbukti berbuat tidak benar untuk membela kliennya. Para pembela tersebut ibarat menari-nari diatas bangkai penderitaan bangsa dan kaum miskin... Ayo hajar para "pembela golongan hitam" ini. Semoga para pembela golongan hitam mendapatkan azab dunia dan akherat yang sangat pediiihhhh!!!......

Bansos Lagi......

Dua minggu terakhir ini, koran-koran di Kaltim ribut soal bagi-bagi dana Bantuan Sosial Propinsi Kaltim yang jumlahnya milyaran rupiah. Ada sekolah, ada LSM, ada yayasan, ada masjid, ada gereja dan ada banyak lagi yang lainnya terima duit gratisan itu.... ada yang dapat 100 juta, 150, 200 juta bahkan 500 juta.... alangkah enaknya orang-orang itu....bikin proposal, lobby sana sini, trus duit ngucur tanpa harus kerja keras.....
Lucunya lagi, Biro Sosial yang bagi-bagi duit itu nggak melakukan verifikasi atau pemeriksaan terlebih dulu di lapangan...Sulit verifikasi karena jumlahnya ribuan, kata pejabat sono... Lah, kalo nggak diverifikasi apa nggak takut ketipu? jangan-jangan banyak yayasan yang mengajukan proposal itu fiktif belaka? yayasan papan nama aja.... atau yayasan ada nama nggak ada kegiatan?
Dimana tanggung jawabmu wahai Biro Sosial? anda ini dapat amanah untuk menyalurkan dana kepada kaum yang berhak, kok berbuat seenaknya... jangan-jangan anda dapat bagian ya? atau anda berbuat seenaknya karena merasa nggak dapat bagian itu, dan yang dibagi bukan uangmu?
Atas nama pribadi, saya melaknat bila ada penerima Bansos yang bohong-bohongan atau ada pejabat Biro Sosial yang "ikut bermain". Semoga anda-anda nanti menjadi kerak neraka....

Wednesday, August 20, 2008

Wacan Buku

Wacan buku berasal dari bahasa Jawa yang artinya membaca buku. Mungkin jaman sekarang wacan buku sepadan dengan istilah Story telling. Wacan buku biasanya dilakukan dalam bentuk sebuah siaran radio dimana ada seseorang yang secara monolog membacakan sebuah cerpen atau cerber. Saat era awal 70an, wacan buku ini cukup terkenal di radio. Bapak ibuku saat itu sangat suka mendengarkan acara ini lewat radio tua transistor 2 band merk Telesonic. Sambil menemani aku belajar atau sambil berbaring melepas penat seharian kerja di sawah, mereka menikmati wacan buku itu.

Di tengah terpaan hawa dingin yang menggigit tulang (karena rumahku di dekat gunung),
ditengah keremangan malam (karena lampu rumah masih lampu teplok minyak),
di tengah sepinya malam (di kampungku jam 19.30 biasanya sudah sepi karena semua orang masuk di rumah dan belum ada TV),
acara radio wacan buku menjadi cocok untuk dinikmati dan dihayati...

Cerita untuk wacan buku bisa berupa cerita drama kehidupan sehari-hari, drama percintaan maupun cerita horor. Kepandaian si pembawa cerita dalam memainkan intonasi suara akan sangat mempengaruhi penghayatan oleh para pendengarnya...

Sayang acara wacan buku ini nampaknya saat ini sudah tergerus oleh budaya televisi yang konsumeristis, instant dan sangat dangkal nilai edukatifnya...

Thursday, August 07, 2008

Gandrung untuk istriku

Kata "Gandrung" setahuku berasal dari bahasa Jawa yang artinya jatuh cinta atau menyukai dengan amat sangat atau tergila-gila. Istilah gandrung dulu biasanya digunakan untuk melukiskan perasaan tergila-gila terhadap lawan jenis (biasanya laki-laki terhadap perempuan karena dalam budaya Jawa perempuan diposisikan pasif dalam percintaan atau menunggu ungkapan cinta laki-laki).
Dulu aku sangat suka nonton show kethoprak (sandiwara Jawa berlatar belakang sejarah jaman kerajaan) atau wayang orang. Dalam show kethoprak atau wayang orang tradisional, waktu pertunjukan bisa 6 jam atau lebih sehingga acara pertunjukannya bisa lebih lengkap. Termasuk ketika adegan seorang ksatria jatuh cinta kepada seorang puteri, biasanya akan disertai dengan tembang gandrung. Mungkin karena dalam budaya Jawa, tabu terhadap adegan yang erotis vulgar maka ungkapan cinta dituangkan dalam bentuk tembang. Saya sangat menyukai tembang gandrung itu karena kalimat tembangnya sangat puitis dan penuh metafora. Putri mana yang tidak akan bertekuk lutut ketika dirayu oleh sang Arjuna dengan untaian kata yang indah merayu dan dendang yang merdu????
Tembang gandrung ini tidak semata-mata menjadi dominasi kaum ksatria. Seorang tokoh antagonis yang brangasan atau kasarpun akan mendendangkan tembang gandrung ketika dia jatuh cinta atau merayu wanita. Ternyata benar kata pepatah bahwa "ketika seseorang jatuh cinta, dia akan menjelma menjadi seorang pujangga", tidak peduli apakah dia ksatria, raja atau kaum paria atau sudra sekalipun.....
Kethoprak atau wayang orang di televisi sekarang ini biasanya instant dan menghilangkan adegan gandrung ini. Padahal adegan ini menarik bagiku, dan seorang aktor yang memerankan tokoh ksatria yang jatuh cinta tidak cukup modal wajah ganteng, pinter dialog merayu tapi juga harus pinter nembang cinta....
Sayang sekali saya tidak bisa belajar nembang gandrung ini, karena tidak ada yang mengajari dan referensinya sulit didapat. Oleh karenanya, maafkanlah aku wahai istriku karena aku tidak bisa mendendangkan tembang gandrung untukmu. Walau sungguh mati, aku gandrung padamu....

Tuesday, August 05, 2008

Kebo nyusu gudel

Anakku si Dudi yang mulai masuk di kelas SBI (Sekolah Berstandar Internasional) di SMPN I Samarinda, telah mulai aktif mengikuti pembelajaran sejak beberapa minggu lalu. Di kelasnya, sebagian guru memberikan materi pengajaran dengan bahasa Inggris dan internet. Istriku yang biasa mendampingi Dudi belajar, kalang kabut dibuatnya karena istriku kurang bisa berbahasa Inggris dan tidak mahir internet. Karena kesulitan tersebut, aku seringkali diminta mendampingi anakku dalam belajar. aku sih senang-senang saja karena aku hobby main internet dan aku bisa berbahasa Inggris walau tidak fasih.
Sekian lama meninggalkan bangku sekolah, membuatku terkadang harus belajar kembali baik melalui diskusi dengan Dudi maupun dengan mencari info di internet. Meski ibarat "kebo nyusu gudel" (kerbau menyusu pada anak), ternyata belajar dari anakku sangat mengasyikkan dan banyak informasi pengetahuan yang kudapatkan darinya.
Kemarin aku belajar bersama dengan Dudi tentang pelajaran matematika. Ketika masuk ke materi pelajaran associative, commutative dan closure, aku sempat bingung karena kayaknya dulu nggak pernah dengar istilah itu (atau mungkin karena lupa). Dudipun sudah lupa materi pelajaran itu karena itu materi pelajaran matematika tingkat SD. Akhirnya kami cari di internet dan mendapatkan jawabnya.
Pelajaran lain misalnya tentang Bahasa Inggris conversation dimana Dudi disuruh membuat cerita tentang budaya masyarakat Mexico. Dari koleksi buku ensiklopedi perpustakaanku dan internet akhirnya kami mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan.
Ada suatu kepuasan bisa membantu memecahkan soal yang dihadapi anak. Memang kita dituntut untuk berkorban waktu dan mengenyampingkan rasa capek dan ngantuk setelah pulang kerja, namun belajar dengan anak itu bisa sangat menyenangkan....kita bisa belajar sesuatu yang baru sambil menyalurkan kasih sayang kita.....

Monday, August 04, 2008

Protes anakku...

Anakku si Dudi yang berusia 12 tahun pada September 2008 nanti, biasanya dia sangat cuek dalam berpenampilan. Dia pake pakaian yang tidak neko-neko dan jarang mau aksesoris seperti jam tangan...apalagi macam kalung atau gelang.... dia nolak abiiiiss karena kalo pake gelang atau kalung nanti kayak banci....
Seringkali dia protes kalo aku pake kacamata ketika naik motor. Katanya kacamataku nggak keren, bikin dia jadi malu dihadapan teman-temannya atau orang lain. Protes itu ada benarnya karena kacamata yang kupakai kacamata murahan yang kubeli hanya untuk proteksi dari debu saat naik motor. Kalau aku pakai kacamata bermerek terkenal, dia biasanya tidak complain.
Kemarin aku potong rambut model cepak. Memang rambutku banyak rontok dan cenderung botak sekarang. Biar botak abiss dan ngirit sampo plus sisir maka model cepak yang dipilihkan oleh si tukang cukur langgananku di jalan AW Sjahranie. Sampai di rumah anak dan istriku ketawa abis melihat penampilan baruku. "Kepalanya mirip permen kojack" kata istriku. Anakku menimpali; "wah Papa jelek betul. aku nggak mau jalan bareng sama papa lagi karena malu-maluin"....mendengar ledekan anakku aku hanya bisa tersenyum lebar sambil mengelus-elus kepalaku yang botak narsis.......