Monday, November 29, 2010

MERAH PUTIH DI LANGIT SANGA-SANGA

MERAH PUTIH DI LANGIT SANGA-SANGA (sebuah roman sejarah)
Djumri Obeng
Penerbit Puspa Swara, Jakarta 1996
ISBN 979-8312-95-3
293 halaman

Buku ini merupakan sebuah roman atau cerita yang disusun mendasarkan peristiwa heroik sejarah perjuangan bangsa Indonesia ketika merebut kemerdekaan dari Belanda di kota Sanga-sanga – Kalimantan Timur tahun 1947.

Figur sentral roman ini adalah Budiyono yang merupakan pelopor pejuang Barisan Pembela Republik Indonesia di Kota Sanga-sanga yang merupakan kota industri minyak saat itu. Budiyono sebenarnya merupakan salah anggota tentara KNIL (Hindia Belanda) yang membelot ke Republik Indonesia. Bersama tokoh agama, guru, tokoh masyarakat, dan para pejuang dari Bugis, Banjar, Kutai dll mereka bersatu padu merebut kota Sanga-sanga dari tangan KNIL. Perjuangan mereka berhasil dan mereka bisa menduduki Kota Sanga-sanga selama beberapa hari. Namun adanya mobilisasi dukungan tentara KNIL dari berbagai daerah seperti Balikpapan, samarinda, Sulawesi dll telah membuat BPRI kelabakan karena amunisi, peralatan dan logistik yang sangat terbatas. Akhirnya tentara KNIL berhasil merebut kembali Sanga-sanga dan melakukan pembersihan yang menimbulkan banyak korban jiwa. Sebagian anggota BPRI kemudian hijrah ke daerah lain namun sebagian kecil BPRI tetap tinggal di Sanga-sanga, termasuk Budiono. Budiono sendiri akhirnya tertangkap dan mati secara ksatria di depan regu tembak KNIL.

Buku roman ini sangat bagus untuk memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa yang terjadi di Sanga-sanga. Saya meyakini banyak daerah lain juga punya kisah perjuangan yang sangat heroik namun tidak bisa mencuat dalam catatan sejarah karena tiada yang menuliskannya. Untuk itu kita perlu memberikan apresiasi pada si penulis buku. Beberapa catatan tentang hal yang agak mengganjal dalam buku ini adalah (1) cerita perang relatif dominan, sehingga karakter Budiyono malah kurang terexploitasi (2) bahasa cenderung formal sehingga agak kaku (3) penulis menampilkan kisah kehidupan anak yang bernama Ardan. Si penulis menyatakan bahwa cerita ardan itu bukan tentang Ardan yang menjadi Gubernur saat buku ini diterbitkan, namun melihat gaya bahasa yang menyanjung dll terkesan buku ini seperti mengandung unsur “pesanan” atau ada upaya menyenangkan Gubernur Ardan..

Sunday, November 21, 2010

The Stars Shine Down (Kilau Bintang Menerangi Bumi)

The Stars Shine Down (Kilau Bintang Menerangi Bumi)
Sidney Sheldon
PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 2007
ISBN: 979-605-549-X
557 hal

Novel ini mengisahkan perjuangan seorang anak kecil miskin bernama Lara dengan setting Amerika Serikat tahun 1970-1990an.

Lara seorang anak perempuan yang tinggal di Glace Bay bersama ayahnya karena ibunya meninggal sewaktu melahirkan Lara. Ayahnya seorang keturunan migrant dari Skotlandia yang pemalas, pemabok, suka melacur dan miskin. Ayahnya tidak peduli terhadap kehidupan Lara. Ayahnya bekerja untuk seorang bankir kaya dengan posisi sebagai juru tagih sewa rumah kos. Karena sakit jantung, ayahnya meninggal ketika Lara berusia awal belasan tahun

Sepeninggal ayahnya, Lara bertahan hidup dengan bekerja sebagai juru tagih sekaligus membantu mengelola rumah kos milik sang bankir. Dalam perjalanan hidupnya di rumah kos itu Lara menemukan orang-orang yang bersimpati dan mengajari dia untuk mengembangkan usaha bidang property (perumahan). Dengan tekad kuat, Lara berhasil mengumpulkan modal untuk membangun gedung untuk disewakan, walaupun untuk mendapatkan modal tersebut dia harus merelakan keperawanannya dinikmati sang bankir. Pembangunan gedung pertama ini cukup sukses dan disusul dengan investasi pembangunan gedung-gedung berikutnya.

Sukses di Glace Bay membuat Lara tertantang untuk pindah dan berinvestasi di Chicago. Investasi di Chicago cukup sukses dan dilanjutkan ekspansi ke New York. Dalam mengelola perusahaannya Lara menggunakan system tangan besi sehingga dia diberi julukan “ Si Kupu-kupu Besi”. Lara didukung oleh beberapa karyawan loyal seperti Howard keller yang ahli keuangan dan sebenarnya sangat mencintai Lara. Lara juga didukung oleh Paul Martin seorang pengacara dan juga seorang Mafioso yang disegani. Martin ini juga mencintai Lara walaupun dia menyadari dia tidak akan bisa memiliki Lara karena Martin sudah berumah tangga.

Dalam perjalanan hidupnya, Lara akhirnya menemukan tambatan hatinya pada Philip Adler yang merupakan seorang pianis konser ternama. Mereka menikah di Paris. Namun riak gelombang perselisihan muncul karena perbedaan dunia antara si suami yang sibuk dengan tour musik dan si istri yang sibuk bisnis real estate. Perselisihan ini makin memuncak dengan adanya keterlibatan orang-orang yang selama ini dekat dan mencintai Lara. Selain itu perselisihan ini dibumbui dengan kegoncangan usaha dimana real estate yang dibangun Lara menghadapi badai kebangkrutan akibat sabotase dan tagihan hutang bank yang menumpuk.

Adanya kasus perampokan yang disertai kekerasan terhadap Philip Adler akhirnya membuka mata bahwa hidup ini tidak bisa dikejar dengan memburu harta. Ada saatnya untuk istirahat, rileks dan memikirkan kehidupan keluarga dan kehidupan social.. Kebahagiaan hidup tidak terletak dalam banyaknya harta dikumpulkan tapi seberapa jauh kita bisa mensyukuri nikmat kehidupan yang ada …

Novel ini sangat kuat setting amerika-nya dimana Lara seolah-olah menjadi seorang yang sangat kapitalis dan menjadi robot yang hanya berpikir bagaimana menghasilkan duit. Secara umum novel ini “biasa-biasa saja”, datar, terlalu mulus tidak banyak hambatan dan tidak terlalu banyak kejutan. Deskripsi detail dan kejutan2 yang menjadi ciri khas Sidney Sheldon tidak begitu muncul di novel ini.

Sunday, November 14, 2010

PRIMADONA

Primadona (sebuah roman)
N. Rintiarno
PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 2006
422 hal

Roman ini bercerita tentang kehidupan Kejora seorang primadona opera dengan setting kehidupan Hindia Belanda tahun 1920-1930an.

Kedjora merupakan anak petani miskin yang dititipkan kepada Petro dan Miss Ketjubung. Petro dan Miss Ketjubung merupakan pemilik sekaligus sutradara dan primadona grup opera Miss Ketjubung. Kedjora yang tumbuh menjadi wanita dewasa jelita, menimbulkan kecemburuan bagi Miss Ketjubung yang kuatir posisinya sebagai primadona akan tergusur. Tanda-tanda ketergusuran itu nmulai muncul misalnya Rama Oembara yang merupakan actor pria lebih suka mengundurkan diri dari grup opera Miss Kecubung karena bosa dipaksa memainkan lakon yang sama dengan Miss Ketjubung sampai puluhan kali.

Kondisi Miss Ketjubung yang sedang hamil muda membuat kesempatan bagi Kedjora untuk mengorbit menjadi terbuka luas. Miss Ketjubung yang tidak rela status primadonanya tersisih berupaya menahan laju kemajuan Kedjora dengan mengawinkan Kedjora dengan pemain badut dari grup opera itu. Kedjora akhirnya menikah dengan Badut Baling karena ingin membalas budi Petro dan Ketjubung. Kedjora memaksa Baluing untuk bersumpah bahwa Baling tidak akan menyentuh Kedjora, karena hati Kedjora telah terpikat dengan Rama Oembara. Karena perasaan cinta yang sangat dalam, Balingpun berikrar untuk tidak menyentuh Kedjora walaupun mereka tinggal dalam satu rumah dan satu kamar.

Rama Oembara yang kemudian mendirikan grup opera Gardanella berhasil meraih sukses besar. Dia merayu Kedjora untuk bergabung di Gardanella. Dengan situasi di grup opera Miss Ketjubung yang selalu dalam tekanan dari Miss Ketubung bahkan sempat kena guna-guna, tawaran Gardanella diterima oleh Kedjora apalagi di situ dia akan berkumpul dengan Rama Oembara pujaan hatinya. Kepindahan Kedjora ke Gardanella juga diikuti oleh Baling waalaupun Baling tahu dia akan menghadapi kenyataan menyakitkan karena Kedjora akan bertemu dan bersatu dengan Rama Oembara, dan meninggalkannya. Kepergian mereka ke Gardanella juga diikuti oleh Tio yang menjadi cukong sekaligus manajer Miss Ketjubung.

Hilangnya Kedjora dan Tio membuat grup opera Miss Ketjubung menjadi bangkrut karena asset-asetnya secara licik diambil alih oleh Tio. Petro yang tidak kuat menanggung beban akhirnya meninggal gantung diri. Miss Ketjubung sendiri mengajak anak buahnya pulang ke Surabaya untuk membangun kembali puing-puing grup opera Miss Ketjubung. Namun tiadanya dukungan teknis maupun manajemen memadai membuat grup ini tidak bertahan lama dan Miss Ketjubung mengalami depressi. Akhirnya Miss Ketjubung meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan karena nyala lilin menyambar kasur rombeng tempat dia tidur terbakar habis beserta bangunan opera dimana dia tinggal.

Meninggalnya Petro dan Miss Ketjubung tidak banyak diketahui oleh Kedjora yang saat itu selama 5 tahun mengadakan perjalanan pentas opera keliling dunia. Selama perjalan itu Kedjora menunggu Rama Oembara untuk menyatakan cinta dan melamarnya. Namun Rama Oembara sendiri tidak pernah berani mengungkapkan isi hatinya secara terbuka.

Suatu hari Kedjora menemukan kenyataan pahit bahwa Rama yang bersikap santun padanya ternyata suka main perempuan. Dia memergoki Rama main perempuan dalam gedung opera, dan dia mendengar sendiri cinta Rama padanya hanya cinta sementara. Dengaan hati yang pilu, Kedjora saat pentas secara elegan berpamitan kepada para penonton dan pengagumnya. Dia pamit mundur dari dunia opera selamanya….

Kedjora kemudian tinggal di kampong Cirebon dengan Baling. Ikrar Baling tidak akan menyentuhnya pun masih berlaku. Kedjora yang belum bisa melupakan cintanya meminta Baling untuk memainkan opera berdua setiap sabtu sore yaitu opera tentang surat cinta Rama Oembara….Opera itu mereka mainkan setiap minggu sampai 40 tahun lamanya.

Suatu saat Kedjora nendengar Rama meninggal dunia karena sakit Raja Singa. Dia melayat ke makam Rama, dan dari Soebro yang crew grup opera Miss Ketjubung diperoleh informasi bahwa Rama-lah yang pernah mengguna-guna Kedjora agar jatuh dalam pelukannya. Informasi itu membuat Kedjora tercenung dan dia sadar bahwa selama ini dia telah dibutakan oleh cinta buta. Dia menyadari bahwa selama ini terdapat pria sejati yang seharusnya dia cintai sepenuh hati..yaitu Baling. Akhirnya dengan kehidupan yang sudah beranjak tua, cinta suci Kedjora dan Balingpun bisa bersatu…..

Roman ini merupakan karya pertama N. Rintiarno yang say abaca. Saya langsung tertarik dengan gaya bahasa dan alur ceritanya begitu mengalir nan indah. Beliau sangat lihai menggambarkan kehidupan opera saat itu, sehingga anganku terbang jauh ke era Hindia Belanda untuk menikmati kepiawaian penampilan primadona Kedjora. Roman ini sangat layak dibaca karena juga memiliki pesan moral yang indah, yakni:
1. Cinta sejati suatu saat pasti akan akan terkuak bila kita memiliki kesabaran untuk merawatnya. Karena cinta sejati itu seringkali baru akan ditemukan dan dirasakan maknanya setelah suatu kurun perjalanan hidup seseorang.
2. Keberhasilan menjadi “superstar” tidak hanya karena bakat tetapi juga tuntunan dari pihak lain yang berpengalaman dan juga hasil kerja keras.
3. Kehidupan selebriti yang bergelimang kemewahan dan ketenaran seringkali hanya merupakan kehidupan dunia panggung dan beda jauh dalam kehidupan sehari-hari yang sering penuh gelimang derita dan pilu.
4. Seorang seniman haruusnya seorang pionir yang mampu menyuarakan suara public atau pionir yang mampu mengajak masyarakat berpikir ke depan (visioner). Seniman dituntut harus selalu mau berubah dan tidak boleh puas dengan apa yang ada.
5. Keberhasilan memadukan seni dengan bisnis harus ditopang oleh dua keahlian berbeda yaitu keahlian “berkreasi” dan keahlian “manajemen”.