Wednesday, February 29, 2012

Iklim semakin tidak menentu (dari Pemanasan Global menuju Perubahan Iklim)


Oleh: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
BMKG – ICCTF
Jakarta 2011
ISBN 978-602-19508-1-4
24 halaman

Buku ini merupakan komik bahan sosialisasi perubahan iklim bagi petani, nelayan dan masyarakat umum.  Buku ini secara sederhana berusaha menjelaskan pengertian dasar tentang Iklim, cuaca, pemanasan global dan gas rumah kaca. Adanya efek gas rumah kaca tersebut antara lain menimbulkan berbagai fenomena seperti panas yang meningkat, angin kencang dan hujan. Fenomena pemanasan global  dan perubahan kondisi atmosfer di Indonesia dimonitor melalui stasiun global atmosphere watch (GAW) yang terletak di Kototabang – Sumatera Barat. Pemanasan global yang disebabkan makin banyak gas-gas karbondioksida, metana dll, antara lain disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan industri, pertanian dan peternakan.

Pemanasan global akan berpengaruh terhadap perubahan iklim. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan suku muka laut, pergeseran musim, perubahan curah hujan. Perubahan iklim tersebut dapat berdampak  pada gagal panen, rusaknya infrastruktur karena bencana, munculnya penyakit, terganggunya transportasi laut dan pencarian ikan oleh nelayan karena gelombang besar, kekeringan sehingga sulit memenuhi kebutuhan air  bersih.

Untuk mengantisipasi ancaman dampak negatif perubahan iklim tersebut, masyarakat perlu melakukan upaya mitigasi (pengurangan emisi) seperti penggunaan bahan bakar bio gas ramah lingkungan, hemat energi,  penggunaan  transportasi non BBM atau transportasi massal, pengelolaan sampah, penanaman pohon untuk menyerap CO2 dll. Selain itu bisa dilakukan pula kegiatan adaptasi  (penyesuaian) misalnya dengan penggunaan bibit unggul  yang tahan terhadap perubahan iklim, penanaman bakau untuk mencegah abrasi, pengembangan budidaya perikanan untuk antisipasi saat sulit melaut dll.

Secara umum buku ini berusaha memberikan penjelasan sederhana. Meski demikian  masih ditemukan adanya pemakaian terminologi atau istilah yang agak “asing” di telinga awam yang berkaitan dengan klimatologi dan perubahan iklim.  Kelemahan lain buku ini adalah tidak menyebutkan alih fungsi hutan, perusakan hutan, kebakaran hutan dan pembukaan lahan gambut yang tidak terkendali sebagai penyebab pemanasan global.  Padahal  sektor kehutanan dan pertanian ditengarai sebagai salah satu sektor yang mempunyai kontribusi tinggi terhadap pelepasan emisi karbon.

Saturday, February 04, 2012

PILIHAN SKEMA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM


Oleh: Rahmina
GIZ Forclime
Samarinda, 2011
43  halaman

Buku ini mengupas berbagai skema atau pola pengelolaan hutan berbasis masyarakat baik yang berada dalam cakupan kerangka hukum formal seperti Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Hutan Tanaman Rakyat, Kemitraan, Hutan Hak, dan Pengelolaan Kolaborasi Zona Khusus. Selain itu buku ini juga mengupas berbagai pola pengelolaan hutan yang eksis ada di masyarakat berdasarkan kearifan lokal mereka seperti Hutan Adat, Sistem Hutan kemasyarakatan (SHK) dan Kehutanan Masyarakat.

Dikaitkan dengan pengembangan program REDD+, penulis menegaskan bahwa  skema Hutan Desa  merupakan salah satu skema yang berpeluang besar untuk dikembangkan karena dalam pengelolaan Hutan Desa dimungkinkan untuk pemberian ijin pemanfaatan jasa lingkungan.