Monday, October 15, 2012

Filsafat untuk Pemula (4)


9. Reaksi Romantik
Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang  berpendapat bahwa kehendak merupakan dasar, sedang  budi dan sensasi mengalir darinya. Kehendak individu hanyalah satu yakni kehendak umum. Kehendak umum ini bersifat buta, irasional dan jahat. Hanya melalui penyangkalan kehendak melalui kemurnian, kemiskinan, kasih  dan puasa seseorang dapat memperoleh kebijaksanaan.
Soren Kierkegaard (1813-1855), mengatakan bahwa manusia pada mulanya merupakan manusia estetik yang menyandarkan pada akal dan sensualitas. Selanjutnya manusia akan menyelidiki tanggung jawab moral untuk menjadi manusia etis.  Selanjutnya melalui kerja keras, ketakutan dan locatan iman maka dia akan melibatkan nasibnya dengan keabadian.

10. Materialisme
Feuerbach (1804-1872), yang membicarakan kehidupan spesies manusia, dimana manusia menghidupi hidup sosial penuh kesadaran diri.
Marx, mengambil dialektika Hegel dan mengkaitkannya dengan pemahaman nyata  mengenai alam, kerja  dan ekonomi. Dalam hal ini Marx  membagi kehidupan manusia dalam tiga tahap yakni (1) tahap Pertama ketika alam mendominasi kehidupan manusia, (2) Tahap Kedua, kekayaan pribadi berkembang dan alam melulu menjadi obyek manusia, (3) Tahap Ketiga, dimana kekayaan pribadi dihapuskan dan manusia secara penuh menyadari diri.

11. Sui Generis
Nietzsche, yang menekankan pada manusia yang punya kehendak lebih berkuasa. Dari proses evaluasi ulang semua mahluk hidup nanti akan ditemukan “manusia mulia” (superman) yang kuat, keras bahkan kejam.  Kalau Marx berpendapat bahwa masa depan akan memihak massa, Nietzsche berpendapat bahwa masa depan adalah  di tangan orang-orang besar.

12. Utilitarianisme
Aliran ini berkembang di inggris . Aliran ini berpendapat bahwa tindakan disebut benar bila meningkatkan kebahagiaan (kesenangan dan tiadanya rasa sakit), dan disebut salah bila menghasilkan ketidak bahagiaan.
Jeremy Bentham (1748-1832), berpendapat bahwa hukum sipil melalui pembaharuan akan membuat setiap orang aman, sama dan damai.
John Stuart Mill (1806-1873) berpendapat bahwa terkait prinsip kegunaan, rasa nikmat tidak dapat diukur dengan kuantitas. Sehingga perlu dipikirkan adanya pendekatan kualitas yang berbeda. Dalam buku lain Mill berpendapat bahwa pembatasan sipil terhadap individu hanya diperbolehkan bila hal itu sangat mutlak perlu untuk menghindari kerugian pihak lain. Kebebasan berbicara, hak politik, emansipasi, kesamaan didepan hukum merupakan prinsip utilitarisme yang baik.

13. Positivisme
Auguste Comte (1798-1857), membagi tahapan kemajuan dalam 3 tahap yakni:  (1) teologis, segala sesuatu dijelaskan dengan kekuasaan ilahi, (2) Metafisik, kekuasaan Ilahi menjadi esensi atau kekuatan abstrak, (3) Positif, hanya fenomena  dan keterkaitan antar fenomena yang diperhitungkan.
Ajaran dasar positivisme al: (1) dalam alam terdapat hukum yang dapat diketahui, (2) dalam Alam penyebab benda-benda tidak dapat diketahui, (3) Setiap pernyataan yang pada prinsipnya tidak dapat direduksikan ke pernyataan sederhana mengenai fakta, baik khusus maupun umum, tidak dapat mempunyai arrti nyata maupun masuk akal, (4) hanya hubungan antar fakta dapat diketahui, (5) perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan sosial.

14. Eklektisisme
Herbert Sepencer (1820-1903), yang mengembangkan evolusionisme untuk bidang sosial (Darwinisme sosial) termasuk dengan konsep survival of the fittest yang menyerupai konsep Superman-nya Nietzsche.
Charles Darwin (1809-1882) yang mengembangkan konsep evolusionisme biologi. Adanya pengertian bahwa manusia dna monyet tingkat tinggi mempunyai nenk moyang yang sama telah menimbulkan perumusan baru mengenai ide manusia. Menurut Darwin, alam berkembang mengikuti prinsip seleksi alam. Hanya organisme yang mempunyai kelengkapan adaptasi memadai, yang akan mampu bertahan hidup.

15. Pragmatisme
Merupakan salah satu aliran filsafat yang berkembang di Amerika. Aliran ini dipelopori oleh CS. Pierce (1839-1914) dan William James (1842-1910). Bagi mereka, pikiran hanyalah merupakan alat untuk melakukan sesuatu, dan kebenaran adalah apa yang secara pragmatis berguna.
John Dewey (1859-1952) mengembangkan konsep pragmatisme untuk etika dan filsafat pendidikan. Dalam konsepnya, pikiran adalah alat untuk memecahkan masalah. Dewey percaya bahwa intelejensi, tingkah laku dan  pengetahuan dapat berubah, sehingga pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk membentuk masyarakat.

16. Irrasional
Aliran ini bagian gelombang anti intelektualisme, menolak rasionalitas dan analisis ilmiah. Henri Bergson (1859-1900) menolak ide bahwa sains merupakan sumber utama pengetahuan, dan menyatakan bahwa intuisi lebih penting.
Sigmund Freud (1856-1939),  merupakan pengembang psiko analisa. Yang didalamnya mengatakan bahwa dalam jiwa manusia terdapat jiwa bawah sadar.


17. Logika
Aliran ini berkembang setelah dinamika sosial yang cukup tinggi sempat membuat pemikirn filsafat mengalami kebuntuan. Tokoh aliran logika ini antara lain Gottlob Friege (1848-1925) yang meletakkan matematika sebagai dasar baru  dan mendudukan matematika sebagai bagian dari logika. Tokoh lain aliran ini adalha Whitehead, Bertrand Russell dan Kurt Goddel. Ciri aliran ini adalah keinginan untuk memperjelas, melalui analisis dan kebenciannya terhadap metafisika.

18. Bahasa
Ludwig Wittgenstein (1889-1951) berpendapat bahwa semua yang dipikirkan haruslah bisa dikatakan. Selain Wittgenstein., muncul lingkaran Wina (carnap & schlick, Weissman & Frank, Jraft, Kauffmann & Feigl) yang mendukung aliran ini. Mereka memperkenalkan Prinsip Verifikasi yakni: makna suatu proposisi adalah metode verifikasinya. (1) suatu proposisi hanya berarti bila dapat dibuktikan benar atau salah, (2) ada bentuk2 logis kebenaran dan bentuk faktual, (3) kebenaran faktual hanya dapat dibuktikan melalui pengalaman (verifikasi).

19. Fenomenologi dan eksistensialisme
Tokoh-tokohnya antara lain Franz Brentano (1838-1917), Edmund Husserl (1859-1938). Martin Heidegger (1889-19760. Aliran ini beruaha melihat dari sisi subyektivitas terhadap persoalan atau fenomena tertentu. Tokoh lainnya adalah Jean Paul Sartre (1905-1980) yang memperkenalkan filsafat ke jalan-jalan serta mengembangkan pemikiran Husserl dan Heidegger menjadi tubuh pengetahuan yang koheren yang dikenal dengan eksistensialisme. Sartre juga dikenal sebagai tokoh  anti imperialisme dan revolusioner. Sedangkan Simone de Beauvoir,  merupakan rekan Sartre yang banya mengembangkan feminisme dimana perhatian filsafat terhadap kaum perempuan masih sangat minim pada saat itu .

20. Marxists
Setiap orang bisa mempunyai interpretasi berbeda0beda tentang marxis. Ada yang menekankan pada dialektika materialisme, sifat revolusioner, segi ekonomi, segi ilmiah dll, sampai kemudian lahir marxis Struktural dan marxisme pasca marxis.
Beberapa tokoh pemikir marxis antara lain Rosa Luxemburg yang  terbunuh setelah memimpin revolusi tahun 1919, George Lukacs (1885-1971)yang mendorong perlunya revolusi agar manusia  dapat menjadi dirinya sendiri secara utuh,  Antonio Gramsci (1891-1937) yang memperkenalkan konsep hegemoni kekuasaan  dimana kelas penguasa mengarahkan dan mengorganisir masyarakat melalui kekuasaan struktural.
Sekolah Frankfurt yang antara lain terdiri dari Carl Grunburg, MaxHorkheimer, Herbert Marcuse, Theodor Adomo, Leo Lowenthal, Erich Fromm. Sekolah Frankfurt ini berusaha menggabungkan pemikiran Marx dengan Freud. Tokoh lain yang juga penting adalah Jurgen Habermas yang mengembangkan pendekatan filosofis marxis terakhir yang memahami totalitas, meski konsepnya ditentang paska Strukturalis. Louis Althusser (1918) merupakan  pemikir marxis yang mengkhususkan  pada pralktek politik, kulturak, intelektual dan utamanya ekonomi.

21. Linguistik, Semiologi, Strukturalsime
Tokohnya antara lain Ferdinand de Saussure (1857-1913, Claude Levi Strauss, Focault, Jaques Derrida. Aliran ini mencoba mengangkat bahwa dalam struktur budaya suatu masyarakat dapat diidentifikasi dari sinbol dan bahasa yang mereka pergunakan.

Filsafat: untuk Pemula (3)


7. Pencerahan
Copernicus (1473-1543), yang memperkenalkan metode observasi. Teorinya yang terkenal adalah tentang Bumi mengelilingi Matahari.
Montaigne (1533-1592), yang memperkenalkan ide mengenai penyelidikan yang kritis dan konstan.
Perkembangan budaya dan pendidikan di Italia cukup pesat.  Namun kegiatan ekonomi bergeser ke Belanda, Inggris dna Prancis Utara yang menghasilakan pengusaha baru yang diikuti dengan filosof dan scientist. Pada periode ini muncul penemuan2 yang spektakuler seperti Galileo Galilei yang melahirkan dasar-dasar teori gerak, William Gilbert yang menemukan Dunia sebagai magnet, Johanes Kepler tentang Lintasan planet berbentuk elips, Wiliam Harvey tentang sirkulasi darah.
Francis Bacon (1561-1626), merupakan  seorang yang menekankan pada pengembangan dunia ilmiah baru melalui observasi dan eksperimen. Dia terkenal dengan ungkapannya “knowledge is power”.  Kecintaannya  terhadap dunia  pengetahuan sangat tinggi , bahkan dia meninggalpun ketika sedang melakukan eksperimentasi.
Isaac Newton  mengembangkan kalkulus , gravitasi  dan uraian alam semesta yang mekanistis. Tokoh lain adalah Boyle yang mengembangkan fisika dasar gas dan atomisme. Robert Hooke merupakan ahli percobaan praktis. Leuwenhoek telah mengembangkan mikroskop.
Thomas Hobbes (1588-1679), yang menggambarkan model semesta yang mekanistik. Perubahan di dunia terjadi karena adanya gerak dan perubahan  dari berbagai komponen individu yang ada didalamnya.
Rene Descartes (1596-1650), yang sering disebut Bapak Filsafat Modern merupakan seorang filosof yang menenkankan pada penggunaan akal budi untuk menemukan prinsip rasional sebuah sistem pengetahuan yang mantap.  Descartes terkenal dengan ungkapannya Cogito Ergo Sum (saya berpikir makan saya ada).
Baruch Spinoza (1632-1677) yang mengembangkan geometri filsafat. Dia menjelaskan bahwa tata dan hubungan ide-ide sama dengan tata dan hubungan benda-benda. Spinoza merupakan seorang yang sangat sopan. Petuah bijaknya: “Tidak ada kebahagiaan yang terlalu besar; yaitu selalu baik”
Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) merupakan intelektual yang hebat termasuk dalam kalkulus diferensial. Dia mengatakan bahwa allah telah menciptakan dunia yang terbaik dengan harmoni yang telah ditentukan oleh Nya.
Giambatista Vico (1688-1744) yang mengembangkan  studi tentang sejarah yang sata itu tertinggal karena orang lebih menyukai sains. Ia menolak  pendapat tentang kodrat manusia. Dia menekankan perlunya perhatian terhadap hukum, mitos, bahasa, budaya dalam pembentukan suatu masyarakat.
Pada periode ini, di Inggris  berkembang perang saudara dimana kelas borjuis menumbangkan monarkhi feodal.  Perkembangan lain adalah empirisme yang merupakan antitesis terhadap rasionalisme daratan eropa yang berkembang saat itu. Liberalisme dan Demokrasi ekonomi dan politik, toleransi beragama dan persamaan hak menjadi semakin berkembang.
John Locke (1632-1704), merupakan seorang yang menentang rasionalisme. Pendapatnya: budi diperlengkapi dengan ide hanya lewat pengalaman”.
George Berkeley (1685-1753, yang berpendapat bahwa “berada berarti dipersepsi”.
David Hume (1711-1776), merupakan pengembang empirisme sampai  pada kesimpulan logisnya.
Dalam perkembangannya Filsafat juga merasuk ke dunia politik.  Kalau filsafat Yunani menekankan manusia sebagai mahluk  komunal dalam negara, filsafat abad pertengahan menekankan pada peranan negara dan sintesis Kristiani dan filsafat modern menekankan pada invidu dan negara. Hobbes  merupakan salah satu tokoh yang mengatakan bahwa secara kodrati manusia  adalah serigala bagi yang lain. Namun rasionalitasnya menuntut agar bertahan hidup dan mencari perdamaian. Oleh karena itu kemudian mereka perlu membuat kontrak sosial  untuk menyepakati hak-hak mereka. Penguasa merupakan kekuasaan yang absolut dan benar sehingga warga tidak boleh melanggar hukum/norma.
Konsep tersebut dikritik oleh John Locke yang menyatakan bahwa tidaka ada hak ilahiyah untuk raja  karena raja sederajat dengan manusia yang lain. Locke juga menyatakan bahwa secara kodrati  manusia juga mempunyai aturan moral sehingga tidak boleh saling merugikan. Locke  menekankan bahwa ada hak individu yang tidak boleh dirampas  antara lain: hak atas hidup, hak atas kebebasan dan hak atas milik. Locke juga menyampaikan konsep pemikiran tentang pemisahan kekuasaan eksekutif dan legislatif untuk check and balances.
Setelah 1688 berkembang Zaman Pencerahan  yang antara lain didukung oleh reputasi sains Newtonian dan liberalisme Locke. Ide-ide rasional, progresif, liberal dan ilmiah terus bergulir.
Baron Montesquieu (1689-1755), merupakan tokoh filsafat politik yang mengembangkan konsep Locke untuk checks and balances dengan membagi kekuasaan kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Voltaire (1694-1778), merupakan seorang pemikir dan seniman yang  mengatakan bahwa alam adalah produk Allah. Sedang manusia merupakan produk alam dan tidak melulu dari Allah. Voltaire mencoba menemukan jalan tengah dimana manusia melalui akal budi menemukan keutamaan moral.
Beberapa tokoh pencerahan dari Perancis antara lain: (1)Quesnay  yang mengaatakan kekayaan berasal dari tanah dan prinsip laissez faire maksimal membantu kepentingan umum, (2) Buffon yang mengatakan bahwa alam merupakan sebuah jaringan yang terhubungkan, (3) D’alembert yang mendorong sekulerisasi ilmu pengetahuan dengan mendasarkan pada sains dan kesempurnaan manusia, (4) Diderot,  berpendapat bahwa alam merupakan proses kreatif akbar  dengan manusia sebagai bagian didalamnya. Dia mengembangkan relativisme kebudayaan dan keniscayaan perubahan.
Beberapa ide pokok zaman pencerahan ini antara lain: (1) Manusia tidak rusak bawaan, (2) Tujuan hidup adalah hidup itu sendiri, bukan hidup abadi, (3) syarat utama bagi hidup yang baik didunia adalah Membebaskan pikiran manusia dari kebodohan dan takhayul, (4) Manusia yang terbebas dari kebodohan dan kesewenang2an negara, akan mampu untuk maju dan mencapai kesempuranaan, (5) segala sesuatu saling terkait dan membentuk bagian dari skema akbar/sistem.
Edmund Burke (1729-1797), merupakan pendukung kemerdekaan Amerika, namun menjadi agak kecut dengan demokrasi massa di Perancis. Dia menulis buku tentang bahaya-bahaya revolusi Perancis sehingga dia dianggap cenderung konservatif.
Tom Paine (1737-1809), Dia merupakan pendukung kemerdekaan Amerika dan menyatakan pemerintah harus bertanggungjawab kepada rakyat serta harus memberikan hidup, kemerdekaan dan kebahagiaan kepada rakyatnya. Pemerintah yang tidak mampu memberikan kebebasan dan kebahagiaan kepada warganya, harus digulingkan.
Mary Wollstonecraft (1759-1797),merupakan pejuang hak-hak kaum perempuan di Perancis. Ungkapannya yang terkenal: ”akal budi tidak mengenal jenis kelamin, oleh karenanya hak-hak tidak ditentukan oleh gender”
Adam Smith (1723-1790), merupakan tokoh pendukung  ide individualisme masyarakat di sektor ekonomi.setiap orang bebas untumengembangkan kegiatan ekonomi dan hal itu akan memberikan kebaikan bagi semuanya.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778), merupakan seorang tokoh yang mengatakan bahwa perasaan  lebih penting daripada pikiran sebagai  dasar pendekatan teologi dan politik.   Dengan  pendekatan yang menempatkan hati di atas akal, puisi di atas ilmu, menekankan perasaan dan emosi serta imajinasi merupakan pokok pendekatan Romantisisme. Rousseau dalam buku Social Contract juga mendukung adanya demokrasi langsung daripada aristokrasi terpilih.
Di Jerman, beberapa pemikir terkenalnya antara lain Christian Wolff (1659-1754)  yang mengembangkan pendekatan romantisme yang membandingkan kenyataan sosial masa lalu yang indah dengan  masa sekarang yang hancur.
Gotthold Lessing (1729-1781), merupakan seniman dan filosof yang mendasarkan pada kebebasan berekspresi. Dia menulis beberapa drama yang menyerang feodalisme kaum ningrat.
Herder (1774-1803) yang mencoba mendorong perubahan dan kemajuan melalui ide romantik dan mistik karena rezim berkuasa Jerman relatif tertutup terhadap perubahan.
J.W. van Goethe (1749-1832), merupakan pengembang romantisme radikal. Puisinya “Faust” berbicara tentang gejolak spiritual dan material revolusi industri, dimana seseorang rela menjual jiwanya kepada setan demi uang, seks, ketenaran serta tdk memiliki lagi hak untuk mengontrol alam.
Immanuel Kant (1724-1804), filosof besar yang mencoba mengembangjabn sintesis sistematik dari empirisme dan rasionalisme. Kant mencoba mengembangkan pengetahuan A PRIORI (yang datang dari penalaran) dan pengetahuan APOSTERIORI (yang datang dari pengalaman). Bagi Kant, proses  memperoleh pengetahuan merupakan satu kesatuan yang melibatkan persepsi, imajinasi dan pemahaman: sensibilitas dan pemahaman berinteraksi. Kant mengembangkan rasionalitas moral yang disebut aksioma Imperatif Kategoris (bertindaklah seolah-olah maksim yang mendasari tindakan anda akan menjadi, melalui kehendak anda, hukum yang umum). Kant juga mendorong adanya Interpretasi Kategoris yaitu kategorisasi terhadap interpretasi pemikiran-pemikiran dari para filosof yang terkadang pemikirannya cukup complicated.

Secara umum Filosof zaman Pencerahan bercirikan: (1) Borjuisme radikal. Optimisme didasarkan pada ilmu materialistis/mekanik dan percaya penyelenggaraan yang murah hati, (2) Gigih melawan klerikalisme dan menyukai agalma alami/Deisme (3) Ekonomi Laissez Faire, (4) awal studi sejarah, geologi, antropologi, zoologi, (5) pentahtaan akal dan kemasukakalan, (6) keutamaan disamakan dengan budaya intelektual.


8. Idealisme Jerman
Johann Gottlieb Fichte (1762-1814), yang meluncurkan ide tentang dunia hanyalah ego absolut atau sejenis subyek raksasa.
Friedrich von Schelling (1775-1854)  yang mencoba menggabungkan filsafat kritis Kant dengan pentingnya seni.
Friedrich von Schiller (1759-1805)  yang mencoba menggabungkan filsafat kritis Kant dengan seni. Idenya banyak berkaitan dengan sikap romantik yang melihat seni sebagai hal mutlak.
Madame de Stael (1766-1817) merupakan orang yang memperkenalkan karya Kant ke Perancis. De Stael juga merupakan salah seorang pengembang sosiologi sastra.
G.W.F Hegel (1770-1831), merupakan tokoh idealis Jerman terbesar  yang terkenal dengan teori dialektika-nya (thesis – antithesis-sinthesis hingga mencapai ide mutlak). Beberapa inti pemikiran Hegel antara lain: (a) Kebenaran merupakan sistem dan sistem ini bergerak, (b) Dialektika merupakan sebab terjadinya gerak perubahan, (c) Rupa benda ketika diam berbeda dengan ketika bergerak, (d) Seluruh Sejarah merupakan kerja Roh melalui waktu. Itu merupakan derap maju budi, (e) Logika=metafisika.

Filsafat untuk Pemula (2)


4. Filsafat religius abad pertengahan
Periode ini ditandai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi dan perebutan kekuasaan antar kerajaan/kaisar. Pada masa ini Kepausan (Gereja) mulai menancapkan pengaruh yang kuat  dalam tata kenegaraan. Meski demikian kekuasaan yang begitu besar telah mengakibatkan Paus menjadi otoriter dan menjadi hamba kekuasaan itu sendiri.
Pada era ini, di belahan dunia yang lain juga terjadi perkembangan yang menakjubkan seperti  di Cina. Dinasti Tang (618-907)telah mengembangkan teknologi pertanian yang maju. Di dunia Arab,  agama Islam mengalami pertumbuhan pesat dan mengadopsi berbagai teknologi dari Cina, Yunani, India dan lain-lain. Menginjak tahun 1100, bangsa Arab memimpin dunia dalam pengetahuan di bidang kedokteran dan astronomi.
Johannes Scotus Eriugena (800-877), merupakan  intelektual Irlandia, neo Platonis. Tokoh ini dianggap bidah oleh gereja karena: (1) percaya pada kehendak bebas, (2) filsafat sama entingnya dengan agama, akal budi lebih penting daripada perwahyuan, (3) Allah dan semesta adalah identik, (4) manusia pernah tidak berdosa dan hukuman tidaklah abadi
Di dunia arab, Aristoteles meriupakan filosof rujukan.  Kindi, merupakan orang Arab yang menulis buku filsafat dalam bahasa Arab tentang Teologi Aristoteles.
Avicenna (980-1036) merupakan filosof yang banyak menghasilkan karya tulisan di bidang psikologi dan kedokteran.  Beliau tinggal di Teheran. Salah satu ide yang diangkat dari aristoteles adalah “pikiran menghasilkan sifat umum forma-forma(generalisasi empirik?)”
Averroes (1126) tinggal di Cordova. Beliau  berpendapat bahwa: (1) keberadaan allah dapat dibuktikan dengan pikiran, (2) menentang kebakaan jiwa.
Maimonides (1135) yang berpendapat bahwa pencarian kebenaran dari dirinya sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relijius.
Skolatisisme merupakan sebuah gerakan aliran filsafat abad XI yang menampilkan perkembangan  kekuatan gereja dalam study dan kebudayaan dan minat baru dalam filsafat kuno khususnya Aristoteles. Skolatisisme berkembang di pertapaan dan juga pendidikan. Aliran ini berusaha melawan kekayaan dan keduniawian. Ada tiga ajaran penting dalam hal ini yakni: larangan menyalah gunakan kekuasaan (simoni), larangan mempunyai gundik (konkubin) dan mukjizat Misa Kudus. Seacara umum skolatisisme bercirikan: (1) penerimaan akan ortodoksi katolik, (2) penerimaan akan Aristoteles sebagai pemikir lebih besar dari Plato,  (3) pengakuan bahwa Aristoteles dan Plato tidak sepakat mengenai pengertian akan yang universal, (4) memberikan perhatian pada dialektika dan penalaran silogistik, (5) Penerimaan akan pembedaan antara teologi kodrati dan teologi wahyu, (6) Kecenderungan untuk memperdebatkan segala sesuatu secara panjang lebar.
Abelardus (1079) merupakan filsuf yang mendorong dialektika sebagai salah satu cara menuju kebenaran dan cara mengasah pikiran.
Berenger dari Tours yang seperti Yohannes Scotus mengatakan bahwa akal budi lebih penting dari perwahyuan.
Petrus Damianus, meyatakan Allah berkuasa atas segalanya dan bahkan bisa merubah masa lalu.
Anselmus (1093-1109), yang terkenal dengan argumen ontologis bagi eksistensi Allah.
Thomas Aquinas (1225-1274) merupakan salah satu peletak dasar filsafat yang disetujui Gereja. Aquinas membagi teologi kodrati yang bersumber pada kegiatan akal budi dan pengalaman inderawi dan teologi  wahyu yang bersumber pada iman, rahmat Ilahi dan kitab suci. Keduanya mempunyai kesamaan untuk memperoleh pemahaman mengenai Allah. Aquinas menyatakan Allah itu ada karena: (1) bukti dari perubahan, perubahan terjadi karena ada yang menggerakkan, (2) Bukti Penyebaban, dalam dunia ini ada penyebab pertama yang tidak disebabkan, (3) Bukti dari Kontingensi, ada suatu pengada Mutlak mengatasi Kontingensi, (4) Bukti dari Tingkat Kesempurnaan, dalam alam terdapat kesempurnaan2 yang menunjukkan dibalik itu ada Pengada Sempurna, (5) Bukti dari Harmoni,  harmoni di alam muncul bukan karena kebetulan  tapi ada suatu intelegensi yang mengaturnya.
Roger Bacon (1214-1294), merupakan seorang filosof yang menekankan  pentingnya sains dan metode  percobaan. Dia  menyarankan orang lain untuk belajar sekalipun dari orang asing.  Ada 4 sebab kebodohan menurutnya yakni; (1) mengandalkan otoritas yang tidak tepat, (2) pengaruh tidak pas dari adat, (3) pendapat dari masa yang tidak terpelajar, (4) pamer kebijaksanaan untuk menutupi kebodohan.
William dari Occam (1290-1349) yang mengembangkan pemikiran untuk mengurangi kekuasaan gereja dan lebih membangun demokrasi. William juga mendorong bahwa pernyataan yang sederhana lebih baik dari hipotesis2 yang tanpa batas.
John Wycliffe (1320-1384), merupakan salah seorang yang mengkritik pejabat gereja yang korup dan terbelenggu keduniawian. Harta dan kekuasaan harusnya menjadi hak bagi oarang2 yang berhati lurus. Dia  berpendapat bahwa Raja adalah wakil allah sehingga Gereja harus tunduk pada raja.

5. Renaissance
Pada awal renaissance (1440-1540), pengaruh gereja dalam kenegaraan mulai berkurang dan mulai tumbuh  negara kota dengan kaum kelas bisnis, kaya, terpelajar  dan sekuler. Pada periode ini skolatisisme mulai memudar pula dan orang cenderung melihat filsafat ke sumbernya yakni pemikir Yunani. Pada periode ini tumbuh kapitalisme ekonomi, seni dan sastra klasik serta pendekatan ilmiah dalam pendekatan kepada alam.
Machiavelli (1469-1527), yang banyak menyoroti tentang bagaimana memperoleh, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan. Dalam buku “Sang Pangeran” dia mengatakan bahwa setiap orang bebas menggunakan setiap cara untuk mencapai tujuannya sepanjang itu efektif (menghalalkan segala cara). Sedangkan dalam buku “Pidato”  mengatakan bahwa negara dengan konstitusi demokratik merupakan hal terbaik.  Tujuan penting bagi sebuah bangsa adalah kemerdekaan, keamanan dan konstitusi yang tertata rapi.
Erasmus (1466-1536) yang mengkritik kehidupan glamour, kebodohan  dan kurangnya perasaan Kristiani  para pejabat gereja.
Thomas More (1478-1535) mengembangkan konsep pemikiran tentang  kehidupan bernegara dengan  asas persamaa pria-wanita, kebebasan beragama, demokrasi representatif dan tanpa harta pribadi. Ide tersebut merupakan salah satu cikal bakal ide kelahiran komunisme.

6. Reformasi dan Kontra Reformasi
Marthin Luther (1483-1546), berpendapat bahwa otoritas Kitab Suci harus lebih unggul dari tradisi gereja (seperti misa, api pencucian dll). Takdir manusia yang mengerikan hanya dapat diselamatkan dengan iman dan bukan akal. Martin Luther juga menekankan perlunya ketaatan terhadap pemimpin.
John Calvin (1509-1564), yang mendorong pembentukan negara kota protestan.
Zwingli (1484-1531),  yang menolak transubstansiasi. Dalam misa, roti dan anggur tetaplah roti dan anggur biasa.
Gereja kemudian mereformasi diri dan melawan protestanisme dan mendirikan ordo-ordo khususnya para Jesuit. Salah satu tokoh kotra reformasi adalah Ignatius Loyola (1491-1556).

FILSAFAT; untuk Pemula (1)


Oleh:  Richard Osborne
Penerbit Kanisius
Yogyakarta 2001 (Cetakan ke 5)
ISBN 979-672-711-0
180 halaman

Buku ini memuat sejarah perjalanan filsafat dalam kehidupan manusia. Filsafat dalam bahasa Yunani berarti “Cinta akan kebijaksanaan”.  Meski demikian pengertian filsafat sendiri masih simpang siur dan berbedabeda antara satu pakar dengan pakar lainnya.

1. Filsafat Yunani
Sejarah Filsafat dimulai di Yunani pada abad ke 6 sebelum Masehi.  Beberapa tokoh Filsafat Yunani antara lain:
Thales (585 SM),  yang mulai mendalami pengetahuan tentang dunia dan bintang dan mulai melepaskan diri dari mitos (dewa dan magis)
Anaximander (546 SM),  yang berpendapat bahwa manusia berasal dari ikan  dan dulunya ada suatu substansi  tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara unsur2 yang berbeda.
Pythagoras, yang mendalami filsafat matematik, geometri, mengembangkan harmoni kosmis dimana sebuah senar yang dibagi dua akan menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi, serta cara pikir deduktif. Meski seorang ilmuwan, Pythagoras juga merupakan seorang mistikus yang hidup dengan pantangan2.
Heraclitus (500 SM), yang meletakkan api sebagai salah satu unsur penting kehidupan manusia. Heraclitus juga percaya keadilan kosmis yang menjaga keseimbangan di dunia.
Empedocles, yang berpendapat bahwa: tanaman mempunyai seks, bumi seperti bola, bahwa perubahan terjadi karena cinta dan pertentangan, dan perputaran historis berjalan melalui kehidupan.
Leucippus dan Democritus, yang juga disebut para atomis, yang mengajukan teori bahwa dunia ini terdiri partikel2 kecil (atom) yang jumlahnya tidak terhitung dan tidak dapat dibagi-bagi.
Protagoras dan Thrasymachus, yang memulai berpikir tentang perilaku manusia. Aliran Sophis ini lebih cenderung mencari keuntungan bagi diri sendiri, makanya aliran ini banyak mengajarkan tentang  berdebat, berpidato untuk menarik massa.
Sokrates (470-399 SM), yang menaruh perhatian kuat terhadap etika (moralitas), dan upaya  menemukan yang adil, benar dan baik. Socrates sangat menekankan perlunya pengetahuan sebagai keutamaan. Socrates mengajarkan dialektika dengan tanya jawab secara logis. Socrates dituduh merusak kaum muda Athena dan dihukum minum racun.
Plato (428-354 SM), yang mendirikan akademi yang mempelajari aritmetika, geometri, astronomi dan harmoni suara. Metode yang dikembangkan adalah penelitian  di bawah pengawasan serta proses pengajaran yang penuh kerjasama dan dialektika antara guru – murid. Pengetahuan merupakan hasil interaksi  antara pengamat dan yang diamati di bawah bimbingan jiwa atau budi. Plato mengembangkan teori hipotesis dan deduksi. Plato dalam Republic menuliskan negara kota ideal-nya.
Aristoteles (384 SM), yang mengembangkan metode empiris dalam mempelajari alam.  Dia merupakan guru Alexander Agung. Aristoteles mendirikan Lyceum yang merupakan pusat penelitian sistematik. Sewaktu mengajar aristoteles sering sambil berjalan dan berbicara (peripatetics). Aristoteles merupakan orang pertama yang mencoba mengklasifikasikan pengetahuan.  Aristoteles dalam hal ini kemudian mengembangkan Logika (Silogisme), Metafisika, Etika, Politik, Biologi dan Poetika.
Alexandria (332 SM) merupakan  kekaisaran yang cukup maju dengan museum dan perpustakaan. Pada masa ini terdapat Ptolomeus yang membuat peta pertama yang akurat, Eratosthenes yang menghitung keliling bumi dengan kemungkinan salah  4%,  Sosigenes yang membuat kalender ketat pertama, Hero yang menemukan mesin uap. Pada masa ini juga berkembang aliran Skeptisisme yang bersikap sinis , membangun keragu-raguan dan bermain paradoks.

2. Filsafat Jaman Kejayaan Roma
Secara umum orang Romawi tidak banyak memberikan pemikiran untuk Filsafat. Orang Yunani lebih suka berpikir sedang orang Roma lebih suka berperang. Tokoh-tokoh filsafat Romawi antara lain:
Chrysippus (207 SM), yang memberikan uraian sistematik tentang Stoisisme dan berminta mempelajari logika dan bahasa.
Zeno (261 SM) merupakan pendiri Stoisisme yang mengajarkan logika, fisika dan etika. Bagi kaum Stoa, nilai tertinggi adalah hidup dengan penuh kebijaksanaan, keadilan, kebersahajaan dan keberanian. Dunia dipandang sebagai keutuhan organik dimana hukum2 alam menjadi penentu.
Epicurus (270 SM), Epicuranisme merupakan sebuah filsafat yang mencoba mencapai keseimbangan dan kedamaian batin  dengan membuang ketakutan. Fungsi filsafat adalah membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan takhayul.
Lucretius (99-55 SM), penganut Stoisisme dan memperkenalkan hukum kekekalan materi “Tidak ada suatu pun dapat diciptakan dari ketiadaan”.
Seneca (4 SM-65 M), merupakan penyebar cita-cita Stoa dan anti perbudakan, walaupun pada sesungguhnya Seneca juga menjadi seorang penjilat dan hipokrit.
Epictetus (60-100 M), merupakan seorang tokoh yang tidak menyetujui pembagian formal logika, fisika dan etika dalam Stoisisme.
Marcus Aurelius (120-180 M), merupakan kaisar Romawi yang tidak mudah puas, selalu memikul beban pikiran, susah tidur dan pantang kenikmatan. Namun sesungguhnya tidak banyak pemikiran untuk kemajuan politik dan filsafat.

3. Kristianitas Awal
Philo dari Alexandria (25 SM-50M), yang  mengembangkan filsafat sebagai penyiapan budi untuk hal-hal yang lebih tinggi (Allah).  Ia merupakan seorang Platonis yang mengembalikan segala hal yang Universal kepada Allah.
Origenes (184-254 M), yang menyatakan bahwa Kitab Suci tidak hanya mempunyai arti harfiah, karena kitab suci merupakan simbol-simbol. Oleh karenanya inderawi diperlukan untuk menafsirkannya.
Platinus (204-270 M), yang mengupas tentang Tritunggal  yang Kudus (Allah-Roh-Jiwa)
Neo Platonisme merupakan suatu aliran yang mencoba menggabungkan  ide Aristoteles, Stoa, Phytagoras, ide mistik, ide Platonik mengenai segala sesuatu dimana badan dianggap jelek dan rohani dianggap baik.
Dalam perkembangannya Gereja mencoba menyatukan iman dalam teori dan praksis melalui Konsili Nicea (325 M). Dalam pertemuan tersebut disepakati adanya konsep Tritunggal, meski kaum Arian menyangkalnya.  Terdapat empat Bapa/Pujangga Gereja yakni Ambrosius, Hieronimus, Agustinus dan Gregorius.
Ambrosius, merupakan salah seorang pejabat yang meletakkan gereja di atas negara.
Hieronimus, merupakan seorang yang suka pergi bertapa dan mengabdi kepada Paus. Beliau menerjemahkan Kitab Suci dengan karya mashurnya Vulgata Hieronimus.
Agustinus (357-430), merupakan Uskup Carthago. Agustinus sewaktu nakal banyak berbuat dosa, dan menyesalinya setelah dewasa serta mengabdikan hidup untuk selibat. Agustinus merupakan seorang yang mengembangkan konsep dosa asal. Konsep lain yang terkenal adalah indivisu bisa berdosa, tapi Gejera sebagai lembaga Allah, tidak dapat berdosa. Agustinus mengagumi ajaran Stoa dan dia akhirnya pada kesimpulan bahwa manusia terlalu lemah untuk menemukan kebenaran hanya dengan menggunakan akal. Dia juga mempunyai dilema pemikiran ketika Kitab Suci mengatakan Allah menciptakan dunia dari Ketiadaan, sedangkan ajaran Yunani mengatakan bahwa sesuatu tercipta karena adanya Keberadaan. Bagi Agustinus, allah adalah abadi. Waktu yang benar2 ada adalah sekarang karena masa lampau adalah ingatan sekarang, sedang masa depan adalah harapan sekarang. Agustinus  membuat  tulisan tentang Kota Allah yang merupakan landasan teologis tentang masyarakat yang hidupnya berlandaskan pada ajaran gereja.
Boethius (480-524), merupakan seorang pengembang filsafat yang menyatakan bahwa dia tidak menemukan hiburan dalam iman Kristen, dan filsafat baginya lebih mampu membimbingnya ke kebahagiaan sejati. Boethius mencoba menggunakan rasionalitasnya yang tidak memihak  sehingga dia bisa menemukan simpul2 dimana ide Aristoteles dan Plato dapat dipersatukan.