Thursday, November 26, 2015

Kenakalan ketika SMA

Kebiasaan sekolah jaman dulu, siswi perempuan duduk di barisan depan dan siswa laki-laki di bagian belakang. Saya tidak tahu latar belakang munculnya kebiasaan itu. Mungkin tata letak posisi duduk seperti  itu didasari pertimbangan fisik siswa lebih besar sehingga ketika siswi duduk di depan tidak akan menghalangi pandangan sisw yang duduk di belakangnya. Jaman SMA masih jarang ada siswa yang duduk semeja dengan siswi, mungkin itu didasari pertimbangan untuk menghindarkan adanya kontak fisik senggol-senggolan yang berakibat setrum-setruman yang mengganggu proses pembelajaran karena siswa siswi SMA adalah masih dalam masa awal pubertas ....

Saat di kelas 1 B, ruanganku di sebelah selatan kelas 1 A. Ruangan itu di pojokan sekolah, dan satu komplek bangunan dengan  rumah dinas Kepala Sekolah yang saat itu dijabat oleh Pak Parnadi. Di ruangan klas 1B dan 1 A, para siswa/siswi  duduk menghadap ke selatan ke arah papan tulis. Papan tulisnya berwarna hitam (blackboard) dan guru menulis diatasnya memakai kapur tulis. Ruangan kelas 1A dan 1 B dipisahkan oleh dinding tembok dan ada pintu penghubung di sisi barat. Supaya tidak saling mengganggu ketika pembelajaran berlangsung, pintu penghubung tersebut selalu di kunci.

Karena siswa-siswi kelas 1A menghadap ke selatan, maka siswa kelas 1B khususnya yang duduk di belakang sering kali melakukan tindakan iseng untuk mengintip siswi-siswi kelas 1A yang berada di belakang ruang kelasnya. Siswa klas 1 B suka mengintip siswi klas 1A yang duduk di bagian depan, dimana saat itu siswi bersekolah memakai rok.

Pernah suatu kali saat istirahat muncul keisengan siswa-siswa kelas1 B untuk ngintip kela s1A.Timbul kegaduhan karena banyak siswa rebutan ingin dapat posisi mengintip yang paling nyaman. Kegaduhan tersebut terdengar ke kelas 1 A, dan siswi-siswi klas 1 A yang duduk di deretan depan baru sadar kalua mereka selama ini jadi sasaran kelakuan iseng siswa kelas 1B..dari kasus itu seingatku lobang kunci pintu penghubungnya lalu ditutup sehingga tidak terjadi lagi kasus iseng mengintip tadi....


Hayo mantan siswa kelas 1B....siapa yang dulu ikutan mengintip? Atau mantan siswi kelas 1A, siapa yang dulu pernah merasa diintip? hehehehe 

Teman SMA (2)

Aku seorang laki-laki dan ketika SMA badanku tipe pendekar alias pendek dan kekar, Rambut agak keriting berombak berpembawaan ceria, suara agak nge-bass. Ayahku dulu seorang sopir bis. Aku sering bermain-main nyobain nyetir bis itu, ternyata sangat berat untuk megang setir karena jaman itu belum musim mobil dengan power steering.

Aku dikaruniai Tuhan dengan bakat melukis (bukan meluk dan kiss loh...). Bakat melukisku membuat lukisanku jauh melebihi lukisan kawan yang lain terutama Edy. Edy melukis bendera  yang berkibar dengan begitu kaku tanpa liukan sehingga secara guyonan Agus Setiawan mengomentari:” Ed, benderamu itu dari blek/seng ya?” hahaha... Mungkin karena bakat melukiskuitu, pak guru kesenian yang mengajar seni lukis memberi perhatian khusus buatku. Beliau suka berlama-lama di dekatku, yang membuat aku sedikit jengah dan risih....

Aku menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan suka materi conversation (percakapan). Aku suka menggunakan kata “then” (kemudian) untuk menyambung kalimat satu dengan kalimat lain ketika aku conversation dalam Bahasa Inggris... bla bla la....then...bla..bla.....then ......bla..bla..bla...

Aku pernah dimarahi guru ekonomi yang tinggi besar, berkulit agak gelap dan perutnya buncit. Kalau gak salah namanya Pak Praptomo. Aku lupa asal muasalnya, tapi yang jelas dia sempat marah besar dan aku diusir ke luar kelas...untung aku gak diajar lagi dengan beliau karena aku kemudian masuk kelas IPA.


Siapakah aku?????

Wednesday, November 25, 2015

Teman SMA (1)

Dia agak tinggi, ramping (tidak atletis karena ceking), berambut berombak agak kemerahan, serta berpembawaan ceria. Kalau sekolah sering mengendarai Vespa cat putih atau Honda GL warna hitam. Dia adalah satu diantara sedikit kawan yang bersekolah mengenakan sepatu yang branded. Sepatunya merk Nike warna putih keabu-abuan. Dia suka olah raga sepakbola, dribble bolanya boleh juga walaupun belum seelok Ronaldo CR7.  Dia juga olehraga volley karena postur jangkungnya.
Tuhan mempertemukan kami menjadi karib di SMA. Sejak kelas 2 dan 3, kami selalu satu kelas dan tempat duduknya berdekatan. Sambil guyonan,kami suka belajar bersama berbahasa Inggris dengan menggunakan kata-kata yang agak “nakal”.  Kelas kami letaknya dekat gerbang ke lapangan olah raga di belakang sekolah, sehingga banyak siswa-siswi kelas lain yang lewat di samping kelas kami untuk berolahraga dengan celana pendek (saat itu istilahnya celana “short”). Pada saat itu kejahilan kami muncul dengan diam-diam melakukan  “penjurian” siswi yang bentuk betis kakinya paling indah hahaha...

Sewaktu kelas 3 SMA, dia mulai pacaran dengan adik kelasnya. Dia sangat mencintai kekasih  dengan segenap jiwa raga dan balung sumsumnya. Mungkin itu cinta pertamanya, sehingga dia begitu “total” dalam menumpahkan perasaan cintanya.... Dia sering bercerita tentang hatinya yang berbunga-bunga ketika habis membocengkan kekasihnya.  Seingatku Jurang Jero yang saat itu ngetop sebagai tempat pacaran menjadi salah satu destinasi pacaran yang disukainya ...:)

Dia belajar mencinta, tapi Tuhan pula yang menentukan takdirnya. Suatu saat dengan wajah penuh muram durja, dia bercerita bahwa kisa cintanya kandas di tengah jalan. Sebgaia pria  sejati, dia berusaha menahan tangis, walau aku tahu cintanya  yang kandas telah membuat remuk redam perasaannya. Apalagi orang yang dicintai masih sering dijumpai dan berlalu lalang di depan mata. Aku lupa tentang sebab musababnya, tapi kuingat persis dia begitu “shock” dengan tragedy cintanya. Untunglah, perlahan-lahan dia bangkit dan bisa menata hidupnya kembali, walau kuyakin cintanya itu tidak akan pernah terlupa...unforgetable.....karena cintanya begitu mbalung sumsum dan mengendap lekat di relung kalbunya....

Takdir membawaku kembali bersamanya. Kami kuliah di kampus yang sama di FISIPOL UGM. Dia di jurusan Sosiologi, aku di jurusan Ilmu Sosiatri (Ilmu Kesejahteraan Sosial). Persahabatan kami makin marak karena teman SMA yang lain yakni mas Heni Asmara juga masuk satu  kelas denganku, dan kemudian disusul Mohtar di jurusan Administrasi Negara (walaupun kemudian tidak tuntas). Ketika pulang dari Jogja ke Muntilan bareng, kami biasa mampir di warung pojok Pak Dul di njero pasar Muntilan untuk menikmati soto babat yang maknyuss dan cetar membahana....

Menjelang aku lulus tahun 1990, aku jarang bertemu dengannya. Kesibukanku riset dan menulis skripsi membuatku jarang ke kampus dan bersua. Aku sempat kuatir dia drop di tengah jalan. Sampai aku lulus dan kerja, aku tak mendengar kabar beritanya. Aku cari alamat dia, aku hunting namanya lewat internet tapi tiada kutemukan. Dia menghilang bagai di telan bumi.


Tapi Tuhan Maha Mendengar dan mendengarkan doa hambanya, di tahun 2011 aku mendapatkan informasi keberadaannya yang ada di kota kecil di sumatera. Pada akhir tahun 2011 kami bisa bertemu setelah 20 tahun lebih tak jumpa. Tidak ada yang heboh dengan pertemuan itu, kecuali kami sama-sama menyadari sudah botak walaupun botakku lebih kinclong darinya. Aku bersyukur bisa bertemu dengan teman lama yang kelakuannya tidak banyak berbeda dari dulu...Aku bersyukur bisa bersilaturahmi kembali dengannya, semoga persahabatan kami abadi.... Siapakah “Dia”?

Sunday, November 15, 2015

KISAH KEARIFAN PARA IDIOT

Kisah Kearifan Para Idiot (Wisdom of the Idiots)
Ole: Idries Shah
Penerbit  Syafaat
Surabaya, 2004
ISBN 979 556 149 9
308 halaman

Buku ini merupakan kumpulan cerita tentang kearifan para sufi. Kaum sufi sering digambarkan sebagai orang yang penalarannya sederhana, alamiah dan terkadang secara sepintas tidak logis sehingga terkesan seperti orang idiot (dungu). Padahal ketika dirunut lebih dalam, penalaran mereka seringkali sangat logis dan melampaui pemikiran orang awam.

Membaca buku cerita ini membutuhkan perenungan untuk memahami makna di dalamnya, sehingga seringkali tidak bisa sekali kunyah langsung ditelan artinya. Namun dibalik kesulitan memahami makna-makna didalamnya, kita akan bisa menemukan hikmah-hikmah pembelajaran kehidupan yang sangat berguna.