Sunday, October 27, 2024

Lelucon Para Koruptor; Kumpulan cerpen

 

Lelucon Para Koruptor; Kumpulan cerpen

Penulis Agus Noor

Penerbit Diva Press

Yogyakarta, 2017

ISBN 978-602-391-472-2

272 halaman

 

Buku ini merupakan Kumpulan cerpen Agus Noor, seorang cerpenis ulung alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Agus Noor yang bergelimang dengan berbagai pernghargaan atas karyanya, oleh Korie Layun Rampan dimasukkan dalam kelompok sastrawan angkatan 2000.

Dalam buku setebal 272 halaman ini, terdapat 12 cerpen. Agus Noor secara humor satire  (sindiran dengan cara menertawakan) terhadap fenomena korupsi yang semakin merebak di negeri tercinta. Saking banyaknya koruptor di negeri ini maka koruptor ini menjadi asset negara yang harus dikelola dengan baik dan bijak. Karena kalau semua koruptor dihukum maka akan banyak pejabat, politisi, birokrat dll yang akan masuk penjara. Lalu siapa yang akan mengurusi negeri ini? So, korupsi ndak apa-apa asal tidak berlebihan. Berhentilah korupsi sebelum kenyang…Wkwkwkw

Meski demikian Agus Noor juga murka  ketika melihat kelakuan koruptor yang makin rakus, buas dan tak punya etika. Semua di-embat tanpa  bas abasi melalui permainan kasar. Namun mereka bergegas sembunyi dan memasang kedok diri ketika korupsinya terendus. Jadilah koruptor yang berintegritas dan ksatria, jangan cengeng dan sibuk pencitraan diri, teriaknya… sebuah teriakan yang senada dengan teriakan Rocky Gerung dalam sebuah channel youtube-nya.

Kehidupan yang korup biasanya dekat dengan kehidupan politisi. Dalam cerpen ini juga disinggung cerita dengan nama samaran para koruptor. Meski disamarkan, kita akan mudah menebak nama asli para politisi yang dipaksa “bersekolah kembali” karena kasus korupsi. Istilah apel malang dan apel Washington, membuat kita teringat kisah mantan artis yang jadi politisi kemudian tersandung kasus korupsi. Dalam cerpen ini juga ditampilkan cerita yang mengulik kehidupan politisi yang munafik, licik dan egois. Ibarat kisah “Bila pemimpin itu politikus, ia akan menyelesaikan masalah dengan cara membuat masalah baru, agar masalah lama tertutupi”.

Selain korupsi dan kehidupan politisi, beberapa cerpen berkisah tentang kehidupan kaum miskin. Oleh sistem dan struktur ysng ada, mereka dipaksa dhidup dalam kemelaratan dan penderitaan. Mereka tidak cukup punya tenaga untuk melawan sehingga mereka hanya bisa berkompromi dengan situasi yang ada. Ajaran spiritual yang pasrah, dan nerimo menjadi salah satu jalan pelarian kompromi tersebut.

Secara umum cerpen2 ini relative ringan dan mudah dinikmati. Meski terkadang kita kemudian seperti didorong untuk berefleksi dengan diri kita dan lingkungan kita. Asda berbagai pesan moral yang bisa dipetik dari cerpen-cerpen yang satiris humoris ini.