Aku nggak habis pikir dengan Pertamina yang merupakan BUMN yang memonopoli distribusi BBM dan gas. Sejak beberapa bulan lalu media massa sering mewartakan kesulitan warga di berbagai kota untuk mendapatkan BBM dan gas. Di sisi lain Pertamina seringkali bilang bahwa pasokan cukup dan kelangkaan BBM atau gas disebabkan oleh aksi borong oleh masyarakat akibat “panic buying”. Pertamina selalu menyalahkan masyarakat atau spekulan atas kelangkaan BBM atau gas itu…Pertaminan jarang berbicara secara jujur ksatria tentang kondisi yang sesungguhnya. Pertamina jarang peduli dengan complain dari public.
Kalau Pertamina mau berefleksi, harusnya mereka mampu berkaca bahwa panic buying oleh masyarakat sebenarnya disebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina. Pertamina gembar-gembor bahwa pasokan cukup, tapi di lapangan masyarakat menemukan kenyataan lain karena BBM susah didapat. Bagaimana masyarakat bisa percaya pada Pertamina bila apa yang digemborkan Pertamina berbeda jauh dengan kondisi di lapangan.
Semoga pimpinan-pimpinan Pertamina sekarang segera diganti dengan orang-orang yang cerdas, peduli terhadap keluhan public, punya nurani, mampu bersikap jujur dan hemat. Duit Pertamina yang dihambur-hambur untuk iklan TV yang tidak jelas juntrungannya dan hanya sekedar membbangun image positif, mungkin akan lebih baik bila disumbangkan kepada khalayak yang membutuhkan. Tanpa iklan, BBM dan gas dari Pertamina tetap laku kok……
No comments:
Post a Comment