9. Reaksi Romantik
Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang berpendapat bahwa kehendak merupakan dasar, sedang budi dan sensasi mengalir darinya. Kehendak individu hanyalah satu yakni kehendak umum. Kehendak umum ini bersifat buta, irasional dan jahat. Hanya melalui penyangkalan kehendak melalui kemurnian, kemiskinan, kasih dan puasa seseorang dapat memperoleh kebijaksanaan.
Soren Kierkegaard (1813-1855), mengatakan bahwa manusia pada mulanya merupakan manusia estetik yang menyandarkan pada akal dan sensualitas. Selanjutnya manusia akan menyelidiki tanggung jawab moral untuk menjadi manusia etis. Selanjutnya melalui kerja keras, ketakutan dan locatan iman maka dia akan melibatkan nasibnya dengan keabadian.
10. Materialisme
Feuerbach (1804-1872), yang membicarakan kehidupan spesies manusia, dimana manusia menghidupi hidup sosial penuh kesadaran diri.
Marx, mengambil dialektika Hegel dan mengkaitkannya dengan pemahaman nyata mengenai alam, kerja dan ekonomi. Dalam hal ini Marx membagi kehidupan manusia dalam tiga tahap yakni (1) tahap Pertama ketika alam mendominasi kehidupan manusia, (2) Tahap Kedua, kekayaan pribadi berkembang dan alam melulu menjadi obyek manusia, (3) Tahap Ketiga, dimana kekayaan pribadi dihapuskan dan manusia secara penuh menyadari diri.
11. Sui Generis
Nietzsche, yang menekankan pada manusia yang punya kehendak lebih berkuasa. Dari proses evaluasi ulang semua mahluk hidup nanti akan ditemukan “manusia mulia” (superman) yang kuat, keras bahkan kejam. Kalau Marx berpendapat bahwa masa depan akan memihak massa, Nietzsche berpendapat bahwa masa depan adalah di tangan orang-orang besar.
12. Utilitarianisme
Aliran ini berkembang di inggris . Aliran ini berpendapat bahwa tindakan disebut benar bila meningkatkan kebahagiaan (kesenangan dan tiadanya rasa sakit), dan disebut salah bila menghasilkan ketidak bahagiaan.
Jeremy Bentham (1748-1832), berpendapat bahwa hukum sipil melalui pembaharuan akan membuat setiap orang aman, sama dan damai.
John Stuart Mill (1806-1873) berpendapat bahwa terkait prinsip kegunaan, rasa nikmat tidak dapat diukur dengan kuantitas. Sehingga perlu dipikirkan adanya pendekatan kualitas yang berbeda. Dalam buku lain Mill berpendapat bahwa pembatasan sipil terhadap individu hanya diperbolehkan bila hal itu sangat mutlak perlu untuk menghindari kerugian pihak lain. Kebebasan berbicara, hak politik, emansipasi, kesamaan didepan hukum merupakan prinsip utilitarisme yang baik.
13. Positivisme
Auguste Comte (1798-1857), membagi tahapan kemajuan dalam 3 tahap yakni: (1) teologis, segala sesuatu dijelaskan dengan kekuasaan ilahi, (2) Metafisik, kekuasaan Ilahi menjadi esensi atau kekuatan abstrak, (3) Positif, hanya fenomena dan keterkaitan antar fenomena yang diperhitungkan.
Ajaran dasar positivisme al: (1) dalam alam terdapat hukum yang dapat diketahui, (2) dalam Alam penyebab benda-benda tidak dapat diketahui, (3) Setiap pernyataan yang pada prinsipnya tidak dapat direduksikan ke pernyataan sederhana mengenai fakta, baik khusus maupun umum, tidak dapat mempunyai arrti nyata maupun masuk akal, (4) hanya hubungan antar fakta dapat diketahui, (5) perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan sosial.
14. Eklektisisme
Herbert Sepencer (1820-1903), yang mengembangkan evolusionisme untuk bidang sosial (Darwinisme sosial) termasuk dengan konsep survival of the fittest yang menyerupai konsep Superman-nya Nietzsche.
Charles Darwin (1809-1882) yang mengembangkan konsep evolusionisme biologi. Adanya pengertian bahwa manusia dna monyet tingkat tinggi mempunyai nenk moyang yang sama telah menimbulkan perumusan baru mengenai ide manusia. Menurut Darwin, alam berkembang mengikuti prinsip seleksi alam. Hanya organisme yang mempunyai kelengkapan adaptasi memadai, yang akan mampu bertahan hidup.
15. Pragmatisme
Merupakan salah satu aliran filsafat yang berkembang di Amerika. Aliran ini dipelopori oleh CS. Pierce (1839-1914) dan William James (1842-1910). Bagi mereka, pikiran hanyalah merupakan alat untuk melakukan sesuatu, dan kebenaran adalah apa yang secara pragmatis berguna.
John Dewey (1859-1952) mengembangkan konsep pragmatisme untuk etika dan filsafat pendidikan. Dalam konsepnya, pikiran adalah alat untuk memecahkan masalah. Dewey percaya bahwa intelejensi, tingkah laku dan pengetahuan dapat berubah, sehingga pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk membentuk masyarakat.
16. Irrasional
Aliran ini bagian gelombang anti intelektualisme, menolak rasionalitas dan analisis ilmiah. Henri Bergson (1859-1900) menolak ide bahwa sains merupakan sumber utama pengetahuan, dan menyatakan bahwa intuisi lebih penting.
Sigmund Freud (1856-1939), merupakan pengembang psiko analisa. Yang didalamnya mengatakan bahwa dalam jiwa manusia terdapat jiwa bawah sadar.
17. Logika
Aliran ini berkembang setelah dinamika sosial yang cukup tinggi sempat membuat pemikirn filsafat mengalami kebuntuan. Tokoh aliran logika ini antara lain Gottlob Friege (1848-1925) yang meletakkan matematika sebagai dasar baru dan mendudukan matematika sebagai bagian dari logika. Tokoh lain aliran ini adalha Whitehead, Bertrand Russell dan Kurt Goddel. Ciri aliran ini adalah keinginan untuk memperjelas, melalui analisis dan kebenciannya terhadap metafisika.
18. Bahasa
Ludwig Wittgenstein (1889-1951) berpendapat bahwa semua yang dipikirkan haruslah bisa dikatakan. Selain Wittgenstein., muncul lingkaran Wina (carnap & schlick, Weissman & Frank, Jraft, Kauffmann & Feigl) yang mendukung aliran ini. Mereka memperkenalkan Prinsip Verifikasi yakni: makna suatu proposisi adalah metode verifikasinya. (1) suatu proposisi hanya berarti bila dapat dibuktikan benar atau salah, (2) ada bentuk2 logis kebenaran dan bentuk faktual, (3) kebenaran faktual hanya dapat dibuktikan melalui pengalaman (verifikasi).
19. Fenomenologi dan eksistensialisme
Tokoh-tokohnya antara lain Franz Brentano (1838-1917), Edmund Husserl (1859-1938). Martin Heidegger (1889-19760. Aliran ini beruaha melihat dari sisi subyektivitas terhadap persoalan atau fenomena tertentu. Tokoh lainnya adalah Jean Paul Sartre (1905-1980) yang memperkenalkan filsafat ke jalan-jalan serta mengembangkan pemikiran Husserl dan Heidegger menjadi tubuh pengetahuan yang koheren yang dikenal dengan eksistensialisme. Sartre juga dikenal sebagai tokoh anti imperialisme dan revolusioner. Sedangkan Simone de Beauvoir, merupakan rekan Sartre yang banya mengembangkan feminisme dimana perhatian filsafat terhadap kaum perempuan masih sangat minim pada saat itu .
20. Marxists
Setiap orang bisa mempunyai interpretasi berbeda0beda tentang marxis. Ada yang menekankan pada dialektika materialisme, sifat revolusioner, segi ekonomi, segi ilmiah dll, sampai kemudian lahir marxis Struktural dan marxisme pasca marxis.
Beberapa tokoh pemikir marxis antara lain Rosa Luxemburg yang terbunuh setelah memimpin revolusi tahun 1919, George Lukacs (1885-1971)yang mendorong perlunya revolusi agar manusia dapat menjadi dirinya sendiri secara utuh, Antonio Gramsci (1891-1937) yang memperkenalkan konsep hegemoni kekuasaan dimana kelas penguasa mengarahkan dan mengorganisir masyarakat melalui kekuasaan struktural.
Sekolah Frankfurt yang antara lain terdiri dari Carl Grunburg, MaxHorkheimer, Herbert Marcuse, Theodor Adomo, Leo Lowenthal, Erich Fromm. Sekolah Frankfurt ini berusaha menggabungkan pemikiran Marx dengan Freud. Tokoh lain yang juga penting adalah Jurgen Habermas yang mengembangkan pendekatan filosofis marxis terakhir yang memahami totalitas, meski konsepnya ditentang paska Strukturalis. Louis Althusser (1918) merupakan pemikir marxis yang mengkhususkan pada pralktek politik, kulturak, intelektual dan utamanya ekonomi.
21. Linguistik, Semiologi, Strukturalsime
Tokohnya antara lain Ferdinand de Saussure (1857-1913, Claude Levi Strauss, Focault, Jaques Derrida. Aliran ini mencoba mengangkat bahwa dalam struktur budaya suatu masyarakat dapat diidentifikasi dari sinbol dan bahasa yang mereka pergunakan.
No comments:
Post a Comment