Buku 3 dari trilogy Untuk Negeriku (sebuah Otobiografi)
Oleh Mohammad Hatta
Penerbit Buku Kompas,
Jakarta 2011
ISBN 978-979-709-540-6
230 halaman
Buku ini merupakan buku ke32 dari trilogy “Untuk Negeriku”
yang merupakan otobiografi salah seorang tokoh proklamator kita yakni Bung
Hatta.
Dalam buku ini diceritakan Bung Hatta yang dipindahkan dari
Bandaneira ke Sukabumi, karena adanya perang Pasifik. Masuknya Jepang ke
Indonesia membawa perubahan besar dalam kehidupan Bung Hatta. Beliau diangkat
jadi penasehat bagi pemerintah Jepang di Indonesia. Beliau dan Bung Karno bersikap
agak kooperatif, demi mematangkan kesiapan kemerdekaan Indonesia sekaligus
berusaha untuk mengurangi tekanan kekerasan Jepang terhadap rakyat Indonesia.
Bung Hatta dan Bung Karno cukup disegani oleh pemerintahan Jepang di Indonesia,
karena beliau berdua punya hubungan baik dengan tenno Heika (Kaisar Jepang saat
itu).
Ketika Jepang mulai terdesak dalam Perang Pasifik, Panglima
Bersenjata Jepang di Saigon mengundang Bung Karno dan Bung Hatta untuk
menyerahkan kedaulatan Indonesia dan mendorong persiapan kemerdekaan
Indonesia. Langkah ini yang kemudian
ditindaklanjuti dengan rapat BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Tatkala Jepang menyerah kepada Sekutu, disitulah muncul kesempatan untuk
memproklamirkan berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945.
Dalam kondisi yang baru berdiri, Republik Indonesia
mengalami banyak tantangan seperti Pemerintah Belanda yang tidak mau memberikan
kedaulatan kepada Indonesia, maupun ketidak stabilan politik pemerintahan. Di
situlah Bung Hatta dengan kenegarawanan dan intelektualitas beliau tampil untuk
menjaga berputarnya roda pemerintahan Republik Indonesia.
Buku ini banyak mengupas sisi sejarah seperti yang sering
ditampilkan dalam buku sejarah yang beredar di sekolah. Kalaupun ada yang
kurang di buku ini adalah, buku ini lebih mengupas sisi perjuangan politik Bung
Hatta dan kurang menampilkan kehidupan keseharian beliau sebagai “manusia”. Perjuangan
beliau yang gigih, membuat beliau banyak mengeyampingkan urusan pribadinya.
Beliau baru menikah pada umur 43 tahun.
Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya atas
segala jerih payah beliau dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang lepas
dari penjajahan dan penindasan….aamiin…aamiin…aamiin…
No comments:
Post a Comment