Wacan buku berasal dari bahasa Jawa yang artinya membaca buku. Mungkin jaman sekarang wacan buku sepadan dengan istilah Story telling. Wacan buku biasanya dilakukan dalam bentuk sebuah siaran radio dimana ada seseorang yang secara monolog membacakan sebuah cerpen atau cerber. Saat era awal 70an, wacan buku ini cukup terkenal di radio. Bapak ibuku saat itu sangat suka mendengarkan acara ini lewat radio tua transistor 2 band merk Telesonic. Sambil menemani aku belajar atau sambil berbaring melepas penat seharian kerja di sawah, mereka menikmati wacan buku itu.
Di tengah terpaan hawa dingin yang menggigit tulang (karena rumahku di dekat gunung),
ditengah keremangan malam (karena lampu rumah masih lampu teplok minyak),
di tengah sepinya malam (di kampungku jam 19.30 biasanya sudah sepi karena semua orang masuk di rumah dan belum ada TV),
acara radio wacan buku menjadi cocok untuk dinikmati dan dihayati...
Cerita untuk wacan buku bisa berupa cerita drama kehidupan sehari-hari, drama percintaan maupun cerita horor. Kepandaian si pembawa cerita dalam memainkan intonasi suara akan sangat mempengaruhi penghayatan oleh para pendengarnya...
Sayang acara wacan buku ini nampaknya saat ini sudah tergerus oleh budaya televisi yang konsumeristis, instant dan sangat dangkal nilai edukatifnya...
No comments:
Post a Comment