Sekolah Masyarakat:
Penerapan Rapid Training Design dalam Pelatihan Berbasis Masyarakat
Wahyudin Sumpeno
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Mei 2009
ISBN: 978-602-8479-09-7
329 hal
Buku ini mengupas tentang perlunya perubahan paradigm dalam pelatihan untuk masyarakat yang notabene merupakan orang dewasa. Untuk efektifitas pelatihan orang dewasa, buku ini menawarkan beberapa konsep yang meliputi penggabungan konsep Andragogy, Accelerated learning, participatory training dan multiple intelligence.
Beberapa poin adopsi dari konsep Andragogy adalah:
• Orang dewasa mempunyai pengalaman masing-masing, oleh karenanya pelatihan harus diupayakan bisa menggali pengalaman mereka tersebut.
• Penggalian pengalaman peserta menuntut peserta harus aktif. Gunakanlah 70% waktu interaksi digunakan oleh peserta, sedangkan 30% untuk fasilitator.
• Orang dewasa mempunyai kepentingan-kepentingan dalam hidupnya oleh karena itu materi pelatihan harus disesuaikan dengan kepentingan hidupnya tersebut.
• Pengalaman orang adalah beragam sehingga perbedaan pendapat dihormati.
• Proses pembelajaran terkadang merupakan proses yang tidak nyaman karena adanya kritik, beda pendapat dll sehingga perlu suatu proses untuk pencairan suasana terlebih dulu agar tercipta trust diantara sesame warga belajar.
Prinsip dasar Accelerated Learning adalah:
• Belajar merupakan suatu proses pelibatan seluruh aktivitas baik pikiran, emosi dan tubuh.
• Belajar adalah berkreasi, menciptakan suatu karya dan bukan mengonsumsi informasi atau pengetahuan saja.
• Kerjasama atau interaksi dengan lingkungan sosialnya membantu proses belajar.
• Pembelajaran berlangsung dalam berbagai tingkatan secara simultan, tidak menyerap informasi pada satu waktu secara linear. (holisitik – sistematik)
• Belajar kontekstual dengan umpan balik merupakan pembelajaran yang efektif.
• Emosi positif dan kegembiraan sangat membantu proses belajar
• Otak akan lebih mudah menyerap informasi citra daripada verbal. Sehingga penggunaan media gambar akan sangat mendukung efektifitas pembelajaran.
• Belajar merupakan suatu proses self learning.
Teori tentang otak:
• Komponen otak terdiri dari neokorteks (fungsi bahasa, analisa dll), Sistim Limbik ((fungsi social, emosional dan ingatan jangka panjang), Otak Reptil (fungsi pertahanan diri dan otot lurik seperti detak jantung.
• Proses belajar yang mampu melibatan ketiga unsure otak tersebut akan lebih mudah diterima dan efektif.
Prinsip Partisipasi, didasari asumsi:
• Masyarakat adalah pelaku di lapangan sehingga proses pembelajaran dilakukan dengan menggali pengalaman-pengalaman unik mereka . Demikian pula proses pengambilan keputusan dalam proses pelatihanpun hendaknya didasarkan pada kesepakatan bersama.
• Proses belajar akan belajar efektif bila ada interaksi atau partisipasi yang dinamis diantara sesame warga belajar.
Konsep Multiple Intelligence:
• Setiap manusia mempunyai 9 jenis kecerdasan yakni: linguistic (bahasa), matematis logis (angka), spasial (visual gambar), kinestetik (kemampuan gerak jasmani), musical, interpersonal (memahami pihak lain), intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri), naturalis (kategorisasi lingkungan) dan Spiritual.
• Kecerdasan untuk masing2 orang berbeda-beda dan dengan dukungan, pengayaan dan pelatihan, kemampuan tersebut dapat ditingkatkan.
• 9 Kecerdasan tersebut biasanya bekerja secara simultan
• Proses pelatihan agar berjalan efektif hendaknya menggunakan metodologi yang variatif yang bisa menyentuh 9 aspek kecerdasan manusia tersebut.
No comments:
Post a Comment