Buku 1 dari trilogi Untuk Negeriku
Oleh Mohammad Hatta
Penerbit Buku Kompas,
Jakarta 2011
ISBN 978-979-709-540-6
324 halaman
Buku ini merupakan otobiografi salah seorang tokoh proklamator
kita yakni Bung Hatta. Bung Hatta yang lahir tahun 1902 menjadi anak yatim
dalam usia 8 bulan. Beliau dilahirkan dari keluarga ulama yang alim dan
disegani. Maka tidak mengherankan bila Bung Hatta dulunya digadang-gadang untuk
mendalami agama Islam dan menjadi ulama.
Namun takdir menentukan lain. Beliau yang tekun dan cerdas,
menempuh pendidikan dasar di Bukittinggi dan melanjutkan pendidikan menengah MULO
di Padang. Di kota Padang inilah Hatta mulai belajar berorganisasi melalui klub
sepakbola Swallow dan kemudian berkenalan dengan organisasi Jong Sumatranen
Bond/JSB (Organisasi Pemuda Sumatera) dan mendapat jabatan sebagai Bendahara
pada usia 16 tahun.
Pada usia 17 tahun, Hatta melanjutkan pendidikan di sekolah perdagangan
Prins Hendrik Schoo/PHSl di Betawi (nama Jakarta tempo dulu). Di Jakarta ini
Hatta semakin intensif dalam berorganisasi di JSB. Di sekolah PHS, bakat kutu buku Hatta makin
mencuat sehingga buku-buku text book ekonomi dan social dilalap habis. Di
Jakarta ini Hatta berkenalan dengan tokoh nasional seperti Haji Agus Salim yang
memberikan inspirasi perlunya membentuk nasionalisme dan menanggalkan ego
daerah.
Setelah lulus dari PHS, beliau diiming-imingi jabatan empuk, namun tekad Hatta untuk belajar
sangat tinggi, sehingga beliau memutuskan untuk meneruskan sekolah. Ketertarikannya
di bidang ekonomi dan adanya dukungan bea siswa dari sebuah yayasan di negeri Belanda, menghantar
Bung Hatta untuk masuk di Handelshogeschool di Rotterdam Belanda pada usia 19
tahun. Selama sekolah di Belanda, intelektualitas Hatta semakin terasah dengan
belajar kepada para profesor ternama dan dukungan buku-buku yang melimpah.
Di samping aktif belajar, Hatta juga terus membangun
jaringan dengan sesama pelajar Indonesia di sana dan mendirikan organisasi yang
dinamakan Perhimpunan Indonesia (PI). PI ini merupakan organisasi pelajar yang
mulai memikirkan kemerdekaan Indonesia
dengan pendekatan non cooperative. Dalam usia 24 tahun, Hatta berhasil tampil
sebagai propagandis PI yang terlibat aktif dalam gerakan anti kolonialisme dan imperialism
internasional. Hatta mulai tampil dalam level internasional untuk
memperkenalkan nama “Indonesia” dan aktivitasnya ini mengantarnya bertemu
dengan Nehru dan tokoh2 internasional lainnya. Aktivitas PI lama kelamaan
dirasa merongrong pemerintah Belanda sehingga Hatta dan beberapa tokoh PI
lainnya ditagkap dan diadili. Di pengadilan inilah Hatta menulis pembelaan yang
diberi judul “Indonesia Merdeka”. Beliau juga diback up oleh beberapa pengacara
Belanda yang bersimpati kepada PI. Pembelaan Hatta dan para pengacaranya
berhasil, dan keberhasilannya tersebut membuat pamor PI menjadi semakin
berkibar di level internasional.
Membaca memoir Bung Hatta dalam buku ini, kita dituntun
menelusuri jejak sejarah beliau sebagai tokoh
pergerakan nasional. Bahasa yang ringan, membuat isi buku ini mudah dipahami.
Saya sangat menaruh rasa hormat kepada beliau dimana dalam usia muda beliau
sudah bisa menjadi tokoh organisasi pergerakan nasional yang sangat disegani di
level nasional bahkan internasional. Kekaguman yang lain adalah sifat beliau
yang haus ilmu membuat beliau rajin melalap buku bacaan untuk memperluas
pengetahuan dan wawasannya. Kepintaran Bung Hatta dalam mengatur waktu, juga
menjadi sisi lain yang menarik sehingga aktivitas berorganisasinya bisa
berjalan seiring dengan aktivitas belajarnya……
No comments:
Post a Comment