Dalam buku Max Havelaar yang dituliskan tahun 1859,
dikisahkan Lebak merupakan daerah kantong kemiskinan dan prasarana
transportasinya buruk. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh adanya perampasan harta masyarakat oleh pejabat
local dan mobilisasi tenaga masyarakat untuk kepentingan pribadi pejabat
daerah. Dari sisi birokrasi, pejabat local yang diangkat menjadi kepala distrik
biasanya berasal dari bangsawan local dan saling terikat hubungan kekerabatan
dengan kepala distrik lain atau jabatan lain.
Pada saat saya duduk di bangku SD, Lebak juga masih terkenal
sebagai kantong kemiskinan. Demikian pula saat ini, dibandingkan dengan daerah
kabupaten lainnya, Kabupaten Lebak nampaknya masih memiliki banyak penduduk
miskin. Dari sisi birokrasi, ternyata birokrasi di wilayah Banten yang saat ini membawahi Lebak nampaknya juga
tidak banyak berubah. Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus korupsi yang
melibatkan Ratu Atut (mantan Gubernur Banten) dan Wawan (adiknya). Hubungan
kekerabatan antar pejabat juga masih marak dengan adanya “politik dinasti” di
wilayah Propinsi Banten.
Ternyata sudah seratus lima puluh tahun lebih , kondisi di
Banten - Lebak belum cukup menggembirakan. Semoga Allah s.w.t mengirimkan
pemimpin yang amanah, berintegritas dan benar2 mau dan mampu berjuang
menghantar masyarakat Lebak dan banten ke pintu kesejahteraan dan kemakmuran.
No comments:
Post a Comment