MONTE CRISTO
Karya Alexander Dumas
Penerbit KPG, Jakarta 2016
754 halaman
ISBN 978-602-424-116-2
Novel setebal 754 halaman ini berlatar
belakang Negeri Perancis di tahun 1815 atau era Napoleon Bonaparte. Novel ini
bercerita seorang anak muda bernama Edmond Dantes, seorang juru mudi di Kapal Le Pharaon. Dantes ini seorang yang jujur, cakap bekerja
dan disukai oleh para awak kapal dan pemilik kapal yakni Morrel. Dia juga
sangat hormat dan menyayangi ayahnya serta Mercedes kekasihnya.
Ketia kapal berlabuh di
Marseille, Dantes segera menemui ayah dan kekasihnya. Mereka merancang
pernikahan Dantes dengan Mercedes. Namun pernikahan tersebut batal ketika
Dantes yang sedang di pelaminan ditangkap polisi, karena adanya fitnah dari
Danglars, kepala tata usaha kapal Le Pharao yang iri dengan nasib baik Dantes.
Danglars bersekongkol dengan Fernand, sepupu Mercedes yang diam-diam mencintai
Mercedes dan Caderousse, tetangga Edmond yang suka mabuk dan serakah. Danglars
dan kawan-kawan melaporkan Dantes ke polisi Pemerintahan Raja Louis XVIII dengan
tuduhan Dantes merupakan pendukung Napoleon Bonaparte yang saat itu diasingkan
di Pulau Elba.
Dantes kemudian diinterogasi oleh
Jaksa de Villefort. Dantes yang lugu menceritakan apa adanya bahwa dia singgah
di pulau Elba dan dititipi sebuah surat untuk disampaikan seseorang bernama ke
Noirtier. Villefort terkejut karena Noirtier adalah ayahnya. Villefort kuatir
ayahnya yang pendukung Napoleon akan bisa mengancam karirnya selaku Jaksa di
pemerintahan Raja Louis. Ia kemudian meminta surat tersebut dan membakarnya. Selama
hari-hari proses interogasi tersebut, Morrel pemilik kapal yang baik hati berusaha
membantu membebaskan Dantes namun gagal.
Vilefort kuatir karirnya
terancam bila Dantes buka mulut tentang Noirtier yang mendukung Napoleon. Akhirnya
tanpa melalui proses pengadilan Villefort kemudian mengirimkan Dantes ke
penjara Puri If yang terisolir dan terkenal kekejamannya. Selama di penjara,
Dantes marah, dan hampir putus asa. Di ruang isolasi penjara bawah tanah, diam-diam
Dantes berkenalan dengan Padri Faria yang dipenjara di ruang isolasi yang
terpisah. Mereka menggali Lorong bawah tanah yang tersembunyi untuk bisa saling
bertemu. Oleh para penjaga penjara, Padri Faria dianggap orang gila karena
sering membicarakan tentang harta karun dari sebuah keluarga bangsawan yang
nilainya sangat besar Padri Faria kemudian membocorkan rahasia harta karun
kepada Dantes yang mempercayainya. Mereka kemudian menyiapkan rencana pelarian
dari penjara, namun di malam hari Padri Faria keburu meninggal dunia karena
penyakit kronis yang dideritanya. Oleh para sipir, Padri Faria kemudian ke
dalam karung untuk dimakamkan keesokan harinya. Dantes mempunyai akal baaru
untuk melarikan diri. Dia memindahkan mayat Padri Faria ke kamarnya dan
diselimuti rapat sehingga sipir akan mengira Dantes sedang tidur. Dantes
sendiri kemudian masuk ke dalam karung dan keesokan harinya para penjaga mengangkat
karung mayat yang berisi Dantes ke tebing laut yang curam. Dantes yang sudah
menyiapkan pisau dan peralatan secukupnya kemudian bisa meloloskan diri dari
karung yang hampir tenggelam ke dasar laut dan menyelamatkan diri.
Tanpa terasa ternyata Dantes
telah dipenjara selama 14 tahun (1815-1829). Dalam pelariannya dari penjara,
Dantes dibantu oleh para pelaut penyelundup barang. Setelah kondisi aman,
Dantes memulai petualangan menemukan harta karun di Pulau karang Monte Cristo.
Dia mempunyai daya ingat kuat sehingga pesan-pesan yang disampaikan Padri Faria
selalu diingatnya. Dia kemudian menemukan harta karun tersebut berupa emas batangan,
intan, permata, berlian dan lain-lain. Dengan kekayaan tersebut, dia
merencanakan untuk membalas dendam terhadap para pihak yang telah menghancurkan
hidupnya.
Dengan menyamar sebagai Padri
Bussoni, dia kemudian mendatangi Caderousse yang kemudian bercerita bahwa ayah
Dantes meninggal karena kelaparan. Hatinya makin hancur ketika mendengar Mercedes
akhirnya dinikahi oleh Fernand sepupunya. Dia juga mendengar bahwa Danglars sudah
menjadi bankir kaya dan Fernand menjadi jenderal tentara.
Di tengah dendam yang menyala,
dia mendengar perusahaan Morrel nyaris
bangkrut karena kapal-kapalnya tenggelam dan perusahaan terlilit hutang yang
besar. Morrel nyaris bunuh diri karena putus asa, tapi Dantes yang menyamar
jadi Sinbad Pelaut berhasil mencegahnya. Dantes secara sembunyi-sembunyi
membayar semua hutang Morrel dan memberikan sebuah kapal Le Pharao sebagai
pengganti Le Pharao yang telah tenggelam. Dantes rela berkorban banyak untuk
Morrel karena Dantes merasa banyak berhutang budi kepada Morrel. Morrel dulu
begitu mempercayainya dan akan mengangkatnya jadi nakhoda, Morrel lah yang menyokong biaya pernikahannya yang
akhirnya batal. Morrel pulalah yang berusaha membebaskan dia dari polisi dan
penjara. Termasuk ketika Dantes dipenjara, Morrel pula yang menyokong kehidupan
ayah Dante sampai meninggal dunia. Atas bantuan Dantes, akhirnya perusahaan
Morrel bisa bangkit kembali.
Dalam kehidupan sosialnya, Dantes
kemudian menyamar menjadi bangsawan bergelar Comte Monte Cristo. Dalam membalas
dendam kepada Fernand yang sudah menjadi bangsawan Comte de Mocerf dan
mempunyai kedudukan sebagai anggota parlemen, Monte Cristo dengan menggunakan
tangan ketiga, berhasil membuka kedok sifat pengecut de Mocerf yang seringkali
berkhianat di peperangan. Hal ini mengagetkan banyak orang karena selama ini de
Mocerf sering dianggap pahlawan. De Mocerf akhirnya malu dan putus asa. Albert,
anak dari pernikahan de Mocerf dan Mercedes, mau menuntut balas kepada Monte
Cristo namun berhasil disadarkan oleh ibunya. Demikian pula Monte Cristo yang sempat
marah kepada Albert, luluh hatinya oleh bujukan Mercedes. Pada saat itu, Monte
Cristo tahu bahwa selama ini Mercedes selalu menantinya dan mencintainya. De
Mocerf akhirnya gila, sedangkan Mercedes dan Albert kemudian menghibahkan semua
hartanya untuk rumah sakit. Ibu dan anak tersebut akhirnya memulai petualangan baru
dengan pindah kota dan hidup penuh kesederhanaan,
Monte Cristo sebenarnya sudah
memaafkan kesalahan Caderousse di waktu lalu, bahkan memberikan modal harta untuk
hidupnya. Namun keserakahan Caderousse telah membuatnya gelap mata sehingga berkomplot
dengan Benedetto --seorang residivis -- berniat mencuri di rumah Monte Cristo. Namun
Benedetto malah membunuh Caderousse ketika Caderousse gagal mencuri dan
bermaksud melarikan diri. Benedetto melakukan hal itu untuk menghilangkan
jejaknya berkomplot dengan Caderousse.
Balas dendam kepada keluarga
Danglars dilakukan dengan cara membuka aib calon menantu Danglars yang ternyata
merupakan pelarian penjara. Calon menantu Danglars yang berjuluk pangeran
Calvananti ternyata bernama asli Benedetto dan buronan kabur dari penjara. Putri
Danglars yang sebenarnya tidak setuju dijodohkan dengan Pangeran Calvananti,
merasa senang karena batal nikah tapi juga sekaligus malu. Putri Danglars
akhirnya kabur dari rumah dan berpetualang dengan temannya, untuk meneruskan
cita-citanya menjadi seorang artis. Danglars yang kaya raya akhirnya jatuh bangkrut
dan keluarganya berantakan.
Dalam keluarga Villefort, Valentine
putri Villefort akan mewarisi harta yang sangat besar. Hal ini membuat ibu
tirinya iri dan berusaha membunuh Valentine. Untunglah Monte Cristo bekerjasama
dengan Noirtier (ayah Villefort) dan Maximilian (anak Morrel yang menjadi
kekasih Valentine) berhasil menyelamatkan Valentine. Villefort yang selama ini merupakan jaksa yang
ditakuti, berhasil ditelanjangi oleh Monte Cristo melalui pengakuan Benedetto di
dalam siding pengadilan. Jaksa Villeefort yang bertugas di persidangan malah dipermalukan
oleh adanya pengakuan Benedetto yang bercerita bahwa dia adalah “anak”
Villefort dari istri pertama dan mau dibunuh ketika masih bayi. Villefort yang tidak bisa berkelit akhirnya pulang
ke rumah dan menjumpai istri dan anak dari istri kedua telah meninggal karena
meminum racun. Tidak kuat menanggung malu dan jiwanya yang tertekan, Villefort
akhirnya menjadi gila.
Di akhir cerita, Monte Cristo
tersadar bahwa mungkin dia telah bertindak berlebihan dan seolah-olah menjadi
wakil Tuhan. Dia kemudian berusaha menebusnya dengan berbuat baik ke
sekelilingnya. Dia berikan sebagian harta kepada anak-anak Morrel yakni Maximilian
dan Julia. Maximillian akhirnya menikahi Valentine pujaan hatinya. Rumah warisan
ayah Edmond Dantes akhirnya diberikan kepada Mercedes yang dulu dengan penuh
ketekunan merawat ayah Edmond di hari-hari akhirnya. Monte Cristo sendiri,
ingin menghapus kenangan kelam masa lalu dengan berlayar ke pulau baru bersama
Heyde, seorang budak belian jelita putri bangsawan Yunani…
Menurut saya, novel ini
merupakan salah satu novel terbagus yang pernah saya baca karena banyak pesan
moral didalamnya. Dari sisi alur cerita, mengalir namun penuh kejutan. Penterjemahannya juga
sangat bagus sehingga rasanya pengen ngebut terus untuk bisa segera tuntas baca
novel ini….
No comments:
Post a Comment