Gadis Kretek
Penulis Ratih Kumala
PT Penerbit Gramedia Pustaka
Utama
Jakarta, 2012
ISBN 978 979 22 8141 5
275 halaman
Buku novel ini bercerita tentang petualangan
tiga bersaudara Tegar, Karim dan
Lebas dalam mencari “Jeng Yah”, seorang perempuan
yang sering diigaukan oleh ayahanda mereka yang sudah lanjut usia.
Pak Soeraja pemilik pabrik rokok
Djagad Raja yang sudah berusia tua, sering menyebutkan nama Jeng Yah ketika
mengigau. Hal ini membangkitkan kecemburuan Ibu Purwanti (istri Pak Soeraja).
Mengingat Pak Soeraja sudah lanjut usia dan penyakitan, anak2nya (Tegar, Karim
dan Lebas) berinisiatif mencari Jeng Yah yang barangkali bisa menjadi obat
kerinduan pak Soeraja terakhir.
Penelusuran jejak Jeng Yah
membawa mereka ke kota Kudus, kota “M” dan Kota Magelang. Perjalanan mereka
juga menguak sejarah panjang industry rokok skala rumah tangga sejak jaman
penjajahan Belanda yang dikenal dengan
rokok klobot yakni tembakau dan cengkeh yang dilinting (dibungkus) daun jagung
yang sudah dikeringkan. Untuk varian lain rokok klobot biasa ditambahkan pula batang klembak dan
kemenyan. Varian lain adalah rokok kawung yang dilinting dengan menggunakan
daun aren yang dikeringkan
Industri rokok klobotdi Kota M saat itu
diwarnai persaingan antara Idroes Moeria dan Soedjagad. Mereka berasal dari
keluarga miskin yang kemudian belajar mengembangkan industry rokok. Mereka juga
bersaing mendapatkan kembang desa Roemaisa yang akhirnya dimenangkan Idroes
yang kemudian menikahi Roemaisa. Idroes yang visioner dan mempunyai naluri
bisnis lebih baik, berhasil mengembangkan industry rokok Klobot Djojobojo.
Sedangkan Soedjagad kemudian mengembangkan rokok Klobot Djagad. Sebagai
pelarian frustasinya, Djagag kemudian menikah dengan gadis Madura yang kaya raya bernama Lilis.
Di saat penjajahan Jepang, Idroes
sempat disuruh kerja paksa di Surabaya.
Namun dia berhasil pulang setelah penjajahan Jepang berakhir. Idroes kemudian
mempunyai 2 anak perempuan yakni Dasiyah dan Rukayah. Sebagai bentuk rasa
nasionalismenya, Idroes kemudian memproduksi rokok merk Merdeka. Soedjagad gak mau kalah dan
memproduksi rokok merk Proklamasi.
Ketika Dasiyah beranjak remaja,
dia tertarik menggeluti dunia rokok. Dia membantu Idroes untuk membuat ramuan
saus rokok yang harum dan produknya menjadi terkenal dengan rokok merk Rokok
Gadis dan merambah ke kota lain. Inovasi yang dilakukan Idroes termasuk dari
sisi pemasaran, membuatnya unggul dibanding Soedjagad.
Usianya yang menginjak remaja
mengantar Dasiyah berkenalan Soeraja, seorang pemuda kampung miskin namun
pekerja keras. Soeraja kemudian membantu di pabrik rokok Gadis dan membantu
meracik saus dan ilmu lain di bidang industry rokok. Soeraja sendiri bercita-cita ingin mandiri di bidang usaha industry rokok,
sehingga dia keluar dari pabrik rokok Gadis untuk merintis karir usahanya. UDjagadsaha
industrinya mendapatkan dukungan dari Partai Komunis Indonesia. Nasib sial
melanda, PKI terlibat dalam pemberiontakan Gestapu dan Soeraja yang dianggap
sebagai simpatisan PKI dicari-cari. Bahkan keluarga Idroes Moeria dan Dasiyah
juga terseret dalam kasus ini walaupun bisa bebas.
Soeraja untuk beberapa lama
bersembunyi berpindah tempat yang menghantarnya sampai ke pabrik rokok milik
Soedjagad. Soeraja yang punya pengalaman di industry rokok akhirnya diminta
membantu mengembangkan industry rokok Djagad yang dipindahkan ke kota Kudus.
Soeraja akhirnya diambil menantu oleh Soedjagad, dan namanya di-merger menjadi
merk rokok “Djagad Raja”.
Dasiyah yang ditinggalkan oleh
Soeraja akhirnya marah dan menghajar Soeraja pada saat resepsi pernikahan
Soeraja. Setelah menikah Soeraja sendiri akhirnya pindah ke Jakarta dan tidak
pernah berhubungan dengan Dasiyah lagi. Industri rokok Kretek Gadis pun semakin
redup di pasaran.
Dari penelusuran Tegar, Karim dan
Lebas, diketahui bahwa rasa rokok kretek Gadis sangat mirip dengan rasa rokok
Kretek Djagad Raja. Dari kronologi sejarah mereka menyimpulkan bahwa kemarahan
Dasiyah ke Soeraja mungkin tidak hanya
sekedar cemburu, tapi lebih utama lagi adalah Soeraja mencuri rahasia
perusahaan rokok Kretek Gadis terutama resep membuat saus, dan menirunya serta
mengembangkannya di Perusahaan rokok kretek Djagad Raja. “Pencurian” rahasia
Perusahaan tadi nampaknya yang menjadi beban moral bagi Soeraja sehingga sering
mengigau. Akhirnya dengan kebesaran jiwa dan meringankan beban dosa Soeraja,
anak-anak Soeraja kemudian membeli hak usaha rokok Kretek Gadis dari ahli waris
Idroes Moeria dengan harga yang memadai.
Catatan:
Cerita novel ini sebenarnya
sederhana, namun bisa dikemas menjadi cerita yang menarik. Cerita novel ini
mengingatkan saya pada film-film tahun 1980an yang relative datar dan tidak
banyak kejutan, namun bisa menjadi alternatif hiburan.