Sunday, September 22, 2024

Gadis Kretek



Gadis Kretek

Penulis Ratih Kumala

PT Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Jakarta, 2012

ISBN 978 979 22 8141 5

275 halaman

 

Buku novel ini bercerita tentang petualangan tiga bersaudara Tegar, Karim  dan Lebas  dalam mencari “Jeng Yah”, seorang perempuan yang sering diigaukan oleh ayahanda mereka yang sudah lanjut usia.

Pak Soeraja pemilik pabrik rokok Djagad Raja yang sudah berusia tua, sering menyebutkan nama Jeng Yah ketika mengigau. Hal ini membangkitkan kecemburuan Ibu Purwanti (istri Pak Soeraja). Mengingat Pak Soeraja sudah lanjut usia dan penyakitan, anak2nya (Tegar, Karim dan Lebas) berinisiatif mencari Jeng Yah yang barangkali bisa menjadi obat kerinduan pak Soeraja terakhir.

Penelusuran jejak Jeng Yah membawa mereka ke kota Kudus, kota “M” dan Kota Magelang. Perjalanan mereka juga menguak sejarah panjang industry rokok skala rumah tangga sejak jaman penjajahan Belanda yang  dikenal dengan rokok klobot yakni tembakau dan cengkeh yang dilinting (dibungkus) daun jagung yang sudah dikeringkan. Untuk varian lain rokok klobot  biasa ditambahkan pula batang klembak dan kemenyan. Varian lain adalah rokok kawung yang dilinting dengan menggunakan daun aren yang dikeringkan

 Industri rokok klobotdi Kota M saat itu diwarnai persaingan antara Idroes Moeria dan Soedjagad. Mereka berasal dari keluarga miskin yang kemudian belajar mengembangkan industry rokok. Mereka juga bersaing mendapatkan kembang desa Roemaisa yang akhirnya dimenangkan Idroes yang kemudian menikahi Roemaisa. Idroes yang visioner dan mempunyai naluri bisnis lebih baik, berhasil mengembangkan industry rokok Klobot Djojobojo. Sedangkan Soedjagad kemudian mengembangkan rokok Klobot Djagad. Sebagai pelarian frustasinya, Djagag kemudian menikah dengan gadis Madura  yang kaya raya bernama Lilis.

Di saat penjajahan Jepang, Idroes  sempat disuruh kerja paksa di Surabaya. Namun dia berhasil pulang setelah penjajahan Jepang berakhir. Idroes kemudian mempunyai 2 anak perempuan yakni Dasiyah dan Rukayah. Sebagai bentuk rasa nasionalismenya, Idroes kemudian memproduksi rokok  merk Merdeka. Soedjagad gak mau kalah dan memproduksi rokok merk Proklamasi.

Ketika Dasiyah beranjak remaja, dia tertarik menggeluti dunia rokok. Dia membantu Idroes untuk membuat ramuan saus rokok yang harum dan produknya menjadi terkenal dengan rokok merk Rokok Gadis dan merambah ke kota lain. Inovasi yang dilakukan Idroes termasuk dari sisi pemasaran, membuatnya unggul dibanding Soedjagad.

Usianya yang menginjak remaja mengantar Dasiyah berkenalan Soeraja, seorang pemuda kampung miskin namun pekerja keras. Soeraja kemudian membantu di pabrik rokok Gadis dan membantu meracik saus dan ilmu lain di bidang industry rokok. Soeraja sendiri bercita-cita  ingin mandiri di bidang usaha industry rokok, sehingga dia keluar dari pabrik rokok Gadis untuk merintis karir usahanya. UDjagadsaha industrinya mendapatkan dukungan dari Partai Komunis Indonesia. Nasib sial melanda, PKI terlibat dalam pemberiontakan Gestapu dan Soeraja yang dianggap sebagai simpatisan PKI dicari-cari. Bahkan keluarga Idroes Moeria dan Dasiyah juga terseret dalam kasus ini walaupun bisa bebas.

Soeraja untuk beberapa lama bersembunyi berpindah tempat yang menghantarnya sampai ke pabrik rokok milik Soedjagad. Soeraja yang punya pengalaman di industry rokok akhirnya diminta membantu mengembangkan industry rokok Djagad yang dipindahkan ke kota Kudus. Soeraja akhirnya diambil menantu oleh Soedjagad, dan namanya di-merger menjadi merk rokok “Djagad Raja”. 

Dasiyah yang ditinggalkan oleh Soeraja akhirnya marah dan menghajar Soeraja pada saat resepsi pernikahan Soeraja. Setelah menikah Soeraja sendiri akhirnya pindah ke Jakarta dan tidak pernah berhubungan dengan Dasiyah lagi. Industri rokok Kretek Gadis pun semakin redup di pasaran.

Dari penelusuran Tegar, Karim dan Lebas, diketahui bahwa rasa rokok kretek Gadis sangat mirip dengan rasa rokok Kretek Djagad Raja. Dari kronologi sejarah mereka menyimpulkan bahwa kemarahan Dasiyah ke Soeraja mungkin tidak  hanya sekedar cemburu, tapi lebih utama lagi adalah Soeraja mencuri rahasia perusahaan rokok Kretek Gadis terutama resep membuat saus, dan menirunya serta mengembangkannya di Perusahaan rokok kretek Djagad Raja. “Pencurian” rahasia Perusahaan tadi nampaknya yang menjadi beban moral bagi Soeraja sehingga sering mengigau. Akhirnya dengan kebesaran jiwa dan meringankan beban dosa Soeraja, anak-anak Soeraja kemudian membeli hak usaha rokok Kretek Gadis dari ahli waris Idroes Moeria dengan harga yang memadai.

 

 

Catatan:

Cerita novel ini sebenarnya sederhana, namun bisa dikemas menjadi cerita yang menarik. Cerita novel ini mengingatkan saya pada film-film tahun 1980an yang relative datar dan tidak banyak kejutan, namun bisa menjadi alternatif hiburan.

 

 

No comments: