Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas
Penulis Eka Kurniawan
PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2014
ISBN 978 602 03 2470 8
243 halaman
Novel ini bercerita tentang
perjalanan hidup dua sekawan Ajo Kawir dan Tokek. Sebagai lazimnya anak-anak,
mereka sering berbuat nakal dan berkelahi dengan sebayanya. Mereka yang tumbuh
akil balig juga sering mengintip pak Kades yang jadi pengantin baru. Mereka
terkena batunya ketika mereka mengintip dua orang polisi memperkosa seorang
Perempuan gila. Mereka tertangkap oleh si polisi pemerkosa, dan saking traumanya
dengan kasus pemerkosaan itu, si Ajo Kawir remaja menjadi impoten.
Ajo Kawir dan Tokek berusaha mencari obat untuk mengatasi impotensi itu
namun selalu gagal. Ajo Kawir yang frustasi mencari pelampiasan dengan
berkelahi dan mabuk-mabukan. Meski
demikian Ajo Kawir sebenarnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap orang
yang tertindas. Ajo Kawir marah besar kepada Pak Lebe seorang juragan tambak
yang memaksa seorang perempuan membayar hutang pinjamannya dengan menjadi
wanita simpanannya. Ajo berniat membunuh pak Lebe, namun hal itu tidak mudah
karena pak Lebe dilindungi oleh sekelompok anak muda dari perguruan silat. Ketika
berusaha memasuki sarang pak Lebe, Ajo berhadapan dengan gadis Iteung yang
merupakan pesilat tangguh. Ajo dan Iteung bertempur dan sama-sama ambruk
kelelahan.
Pertemuan Ajo dan Iteung, telah
menumbuhkan cinta bagi keduanya. Namun Ajo yang menderita impotensi, merasa
rendah diri dan malah menjauh dari Iteung yang menyebabkan Iteung patah hati. Ajo
pun sejatinya juga patah hati dan mencari pelarian dengan berkelahi. Dia
mendapatkan order untuk membunuh Si Macan seorang jagoan terkenal. Dalam proses
pencarian Si Macan, Ajo bertemu kembali dengan Iteung dan mereka kembali merajut
cinta yang terkoyak. Mereka kemudian menikah walau masing-masing menyadari Ajo
seorang impoten. Suatu saat Iteung ngidam karena hamil, Ajo marah besar karena
merasa dikhianati. Ajo kemudian melarikan diri dan melanjutkan pengembaraannya mencari Si
Macan dan berhasil membunuhnya.
Dengan berbekal upah hasil
membunuh Si Macan, Ajo kemudian beralih profesi menjadi sopir truk. Dia
berkelana ditemani Mono Ompong. Ajo yang menderita impotensi banyak berefleksi
diri dan tumbuh menjadi orang yang bijak dan sabar. Dia malah melihat hikmah
bahwa impotensi yang dideritanya membuatnya jauh dari hasrat nafsu duniawi, sehingga dia bisa menjadi
tumbuh menjadi pribadi yang baik. Dalam pengembaraannya tersebut, takdir
mempertemukan Ajo dengan seorang Perempuan yang tidak cantik bernama Jelita.
Jelita menemani Ajo mengembara karena Mono Ompong cedera berkepanjangan akibat
berkelahi dengan sopir truk lain. Kehadiran Jelita ini membuat gairah seksual
Ajo menjadi perlahan kembali normal. Jelita kemudian menghilang, dan Ajo baru
menyadari bahwa Jelita adalah wanita gila yang pernah diperkosa oleh dua polisi
dan hadir untuk menyembuhkan traumanya.
Iteung mantan istri Ajo yang ditahan
di penjara karena membunuh pesilat yang menghamilinya, keluar dari penjara
karena masa hukumannya habis. Namun dia Kembali masuk penjara karena mebalaskan
dendam Ajo, dengan membunuh dua orang polisi pemerkosa Wanita gila. Dalam
perjumpaan dengan Ajo sebelum Iteung kembali ke penjara, mereka berjanji untuk
setia dan akan hidup bersama membentuk rumah tangga dan membesarkan anak dengan
sebaik2nya.
Catatan:
Seperti novel Eka Kurniawan yang
lain, novel ini juga penuh kejutan dan alur yang terkadang bolak balik. Novel
ini punya pesan moral bahwa di balik suatu musibah (baca impotensi) terdapat
pembelajaran untuk bisa melakukan pengendalian diri terhadap nafsu duniawi. Pesan
moral bagaimana merubah musibah menjadi berkah…..Namun novel ini juga sarat bahasa
vulgar untuk urusan seksual. Jadi saya tidak rekomendasikan buku ini dibaca
oleh remaja atau anak di bawah usia SMA karena
unsur seksualitas lebih menonjol dan pesan moral novel ini malah tidak
tertangkap oleh pembaca yang masih remaja.
No comments:
Post a Comment