eLearning: Panduan Dunia Digital dan Internet
Penulis: Robin
Mason dan Frank Renie
Penerbit Baca!,
Yogyakarta 2010
ISBN
979-2462-29-5
206 halaman
Buku ini
merupakan terjemahan dari buku eLearning
yang diterbitkan Taylor-Fracis, London-New York, 2009. Buku ini
diterbitkan ketika elearning masih belum sepesat sekarang. Di Indonesia
sendiri, elearning dalam bentuk “sistem pembelajaran jarak jauh” sudah
diinisiasi antara lain oleh Universitas Terbuka (UT) sejak tahun 1984-an, namun
perkembanganya meluas secara massif ketika dunia mengalami pandemi COVID 19.
Meski buku ini diterbitkan lebih dari satu decade lalu, namun menurut
saya, isinya terutama terkait dengan
aspek pedagogi atau metode pembelajaran masih relevan sampai sekarang. Apalagi
tulisan-tulisan terkait dengan aspek
pedagogi elearning versi pengalaman Indonesia masih relative terbatas.
Dalam buku ini,
dikupas bahwa pembelajaran elearning seringkali mengalami drop out yang
tinggi. Oleh karena itu terdapat beberapa poin penting agar pembelajaran eLearning bisa berjalan sukses
yakni:
1.
Para
peserta belajar harus mempunyai motivasi tinggi dengan dukungan perangkat
komunikasi (hardware dan software) yang memadai.
2.
Materi
pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan para peserta (pendekatan student
based learning atau problem based learning atau contextual based
learning). Materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta akan meningkatkan
motivasi belajar mereka.
3.
Penggunaan
teknologi elearning asynchronous dimana peserta berinteraksi dengan
pelatih/pengajar menggunakan media yang tidak harus berkomunikasi secara
langsung (misal melalui CD ROM, you tube, bahan ajar di internet) akan
lebih efektif bila disertai dengan pembelajaran secara synchronous dimana peserta
berinteraksi dengan pengajar secara langsung misalnya melalui online discussion,
live streaming, maupun pertemuan tatap muka langsung (sistem blended
atau campuran antara online dan
offline).
4.
Materi
pembelajaran secara digital perlu disusun agar interaktif dan merangsang minat
belajar peserta, singkat dan padat --proporsional dalam arti tidak terlalu
banyak konten namun mampu mencakup kompetensi yang ingin diajarkan--, mudah diakses/didownload dengan device
yang dimiliki peserta, dan user friendly. Materi pembelajaran ini disusun
dengan memperhatikan aspek quality insurance dan continues improvement.
5.
Peran
pelatih/dosen/tutor lebih bersifat sebagai fasilitator. Pelatih membimbing peserta
untuk menemukan sumber pembelajaran baru misal dengan mengajar secara
interaktif, memberikan referensi pendukung, memfasilitasi proses diskusi,
memberikan konseling kalau peserta mengalami kesulitan belajar, memberikan cara
pandang baru dll. Semakin interaktif dan intens seorang pengajar/pelatih akan
berkorelasi dengan semakin kuatnya motivasi belajar para peserta.
6.
Peran
peserta belajar, selain belajar secara mandiri maupun belajar dari para
pengajar, adalah belajar dari peserta lain (peer to peer). Dari berbagai
penelitian, peer to peer review dalam bentuk belajar bersama, pembuatan tugas
bersama, memberikan feedback dan penilaian untuk peserta lain telah
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Dalam buku ini
juga dibahas beberapa istilah kunci dalam elearning, baik yang terkait
dengan istilah metode pembelajaran maupun istilah hardware dan software
yang disertai pula dengan beberapa web link bila pembaca ingin
mendapatkan informasi yang lebih dalam. (walaupun ketika saya coba, beberapa web
link sudah out of date).
Di akhir buku
ini, penulis juga menyertakan resume dari sepuluh bacaan tentang
elearning yang mereka rekomendasikan. Resume ini sangat menarik bagi saya,
karena mencari informasi-informasi tentang dinamika elearning di dalam
negeri nampaknya masih sangat sedikit.
Secara umum
buku ini menarik dibaca untuk pegiat pendidikan khususnya elearning. Hasil
penerjemahan juga baik sehingga kalimatnya
mudah dipahami. Salah satu kritik saya terhadap buku ini adalah struktur
penulisan buku ini lebih menekankan pada istuilah-istilah elearning.
Sedangkan artikel pengantar yang mengupas tentang pembelajaran elearning-nya
agak kurang terstruktur.
No comments:
Post a Comment