Thursday, September 04, 2025

BUILDING A SECOND BRAIN

 



BUILDING A SECOND BRAIN

Metode efektif mengelola kehidupan digital agar lebih produktif dan kreatif

Penulis: Thiago Forte

Penerbit Renebook

Jakarta 2024

ISBN 978 623 6083 772

324 halaman

 

Buku ini merupakan terjemahan dari buku asli berjudul “Building a second brain: A proven  method in organize your digital life and unlock your creative potential”, karya Thiago Forte (seorang ahli produktivitas) yang diterbitkan  tahun 2022.

Di usia muda Thiago terkena penyakit . Dia sudah berulangkali berobat ke dokter namun dokter tidak menemukan penyakit yang dideritanya. Kondisi kesehatannya semakin memburuk dan membuatnya depresi.

Kondisi kesehatan Thiago membaik ketika dia mulai melakukan “meditasi”. Jiwanya berangsur tenang dan derita penyakitnya mulai berkurang. Dia semakin  rajin membagikan tulisannya dan pemikirannya ke orang lain. Dia menemukan kembali semangat hidupnya, ketika dia merasakan dirinya bermanfaat bagi orang lain.

Dalam buku ini, Thiago menyoroti bahwa di era digital ini kita dibanjiri oleh berbagai informasi melalui media sosial, televisi, radio, email, buku dan lain sebagainya. Banyak orang akhirnya bingung sendiri karena banjir informasi tersebut dan kesulitan menentukan prioritas informasi dalam kehidupannya. Dalam dunia kerja, banyaknya informasi yang tidak disertai pemilahan dan pengelolaan informasi yang memadai membuat kita punya banyak data namun kesulitan untuk menemukan data tersebut ketika kita membutuhkannya.

Untuk mengatasi banjir informasi tersebut, Thiago menyarankan agar kita memanfaatkan sarana pendukung digital seperti laptop/tablet sebagai “otak kedua”  untuk membantu menyimpan informasi secara terstruktur. Ketika suatu saat kita mempunyai tugas atau kegiatan tertentu, misalnya melakukan pelatihan untuk kelompok tani hutan, kita perlu melakukan empat Langkah CODE (Capture, Organize, Distill, Express).

 

Capture

Adalah menangkap informasi dan mempertahankan informasi yang berguna dan penting. Ingat prinsip Garbage in garbage out bahwa  hanya informasi berkualitas yang akan menghasilkan karya berkualitas pula. Sehingga kumpulkanlah “hanya” informasi yang berguna yang sesuai kebutuhan kita. Dalam tahap capture ini janganlah terjebak dalam sikap terlalu perfeksionis, sehingga kita tidak bisa segera melangkah untuk memproses data dan informasi yang tersedia.  Informasi yang dikumpulkan bisa berupa:

  • Sorotan atau bagian yang menarik dan kita highlight/sorot atau stabilo ketika membaca buku atau artikel. Sekarang tersedia perangkat lunak yang menyediakan fitur sorotan ini dan bisa mengumpulkan sorotan-sorotan yang kita stabilo dalam sebuah bacaan digital
  • Kutipan dari bagian penting sebuah buku/artikel
  • Bookmark atau tautan favorit dari sebuah website
  • Memo suara atau rekaman dari handphone
  • Catatan rapat
  • Gambar
  • Poin-poin pokok dari sebuah pertemuan/seminar/diskusi dll
  • Gagasan atau ide yang muncul dari perenungan maupun yang insidentil.

 

Upayakan bahan yang disimpan tadi mudah dibuka dengan aplikasi yang mudak didapatkan. Selain itu ukuran file-nya tidak terlalu besar agar tidak memakan banyak tempat penyimpanan.

 

Organize

Adalah Mengelola informasi dan menyimpan untuk ditindaklanjuti. Informasi yang terkumpul harus diorganisir penyimpanannya  agar memudahkan pencarian saat dibutuhkan. Thiago menyarankan pengelompokan informasi dengan konsep PARA (Project, Area, Resource, Archieve) untuk pengorganisasian data dan  informasi.

  • Project merupakan Upaya jangka pendek dalam pekerjaan atau kehidupan yang sedang anda kerjakan saat ini.
  • Area atau Bidang merupakan tanggungjawab jangka Panjang yang ingin anda tangani seiring berjalannya waktu
  • Resources atau sumberdaya merupakan  topik atau minat yang mungkin berguna bagi masa depan
  • Archieve atau Arsip merupakan Item tidak aktif dari tiga kategori di atas.

 

Distill

Adalah menyaring dan menemukan intisari informasi yang sudah dikumpulkan. Proses penyaringan ini membutuhkan ketelatenan dan bisa dilakukan secara bertahap untuk menemukan intisarinya. Dalam proses penyaringan ini latihan membuat ringkasan atau resume akan sangat membantu. Semakin tinggi jam terbang dalam membuat ringkasan, kita akan semakin mudah menemukenali benang merah sebuah tulisan atau bahan bacaan.

 

Express

Adalah mengekspresikan informasi yang kita kumpulkan dalam bentuk sebuah hasil karya. Untuk membuat karya ini, Thiago menyarankan dibuat draft kasar atau contoh-contoh kecil (intermediate package) secara bertahap yang nanti bisa dihubung-hubungkan atau disempurnakan. Jangan sungkan mintakan input atau feedback untuk penyempurnaan dari orang sekeliling kita terhadap intermediate package ini.

 

Dalam menggunakan CODE ini, untuk Capture dan Organize, kita perlu menggunakan pendekatan Divergensi untuk membuka seluas-luasnya kreatifitas, inovasi dan informasi yang perlu kita kumpulkan. Meski demikian kita perlu punya fokus agar kita tidak tersesat dalam kreatifitas yang tidak berujung atau banjir informasi. Sedangkan untuk Distill dan Express kita perlu menggunakan pendekatan Konvergensi yakni mengeliminasi pilihan, memperhitungkan untung rugi dan memilih yang benar-benar penting.

 

Pada akhir tulisannya, Thiago menyarankan agar kita mengecek ulang proyek yang kita garap hingga hasilnya memuaskan. Selanjutnya kita perlu mengorganisir informasi yang kita kumpulkan misalkan dimasukan ke folder arsip, untuk antisipasi bila informasi tersebut dibutuhkan suatu saat kelak. Data-data di desktop yang berserakan perlu diatur ulang biar kita mudah mencarinya bila membutuhkannya nanti. Kita perlu merayakan proyek yang telah selesai, dan men-setting ulang untuk proyek-proyek prioritas di masa depan.

 

 

 

 

No comments: