Panggilan Rasul (Kumpulan Cerpen)
Penulis Hamsad Rangkuti
Penerbit Diva Press
Yogyakarta 2017
ISBN 978-602-407-041-0
172 halaman
Buku Kumpulan Cerpen karya Hamsad
Rangkuti ini berisi 14 cerpen dengan tema budaya Islam.
Cerpen Salam Lebaran berisi
cerita Suherman yang menguji kesetiaan Sri, kekasihnya. Di saat bulan puasa,
Suherman mudik ke kotanya Sri dan menyamar menjadi seorang pria yang
menjelek-jelekkan nama Suherman. Namun Sri tidak bergeming, dan berakhir happy
ending dimana saat lebaran, Suherman diperkenalkan dan diterima oleh keluarga besar
Sri.
Cerpen Ayahku seorang guru
mengaji, berkisah tentang pak Achmad seorang pembuat kasur yang merangkap
menjadi guru mengaji yang dibayar seikhlasnya. Pak Achmad mengalami dilemma
karena pesanan kasur semakin berkurang dan anak-anak mulai jarang mengaji. Pak
Sanusi, seorang guru mengaji yang lain, kemudian banting stir menjadi pembaca
doa di kuburan. Dia diupah oleh Keluarga yang sedang ziarah kubur untuk
membacakan doa yang ditujukan untuk almarhum yang sudah meninggal. Pak Sanusi
bisa mengumpulkan uang yang memadai dari menjual jasa membaca doa tersebut.
Bahkan tidak jarangg pak Sanusi memperoleh tips dari kegiatan tersebut. Pak
Achmad semula mengikuti jejak pak Sanusi, namun Pak Achmad menekuni kembali
menjadi guru ngaji dari rumah ke rumah karena menyadari mengajar mengaji untuk
orang yang masih hidup akan lebih bermakna daripada hanya berdoa untuk orang
yang sudah meninggal.
Cerpen Lailatul Qadar,
bercerita tentang suasana bulan puasa indah dimana orang sering berbuka dan
sahur bersama. Di bulan puasa ini orang juga rajin beribadah untuk mendapatkan
berkah Lailatul Qadar agar ibadah yang dilakukannya setara nilainya dengan
ibadah selama seribu bulan. Dalam cerpen ini dikisahkan bahwa seorang seniman,
terkadang tidak bisa berpegang pada idealisme semata. Ada kalanya tekanan
ekonomi, membuat seorang seniman berkompromi dengan situasi.
Cerpen Santan Durian,
berkisah tentang tradisi bertukar makanan untuk berbuka. Selain kolak, santan
durian merupakan salah satu makanan favorit berbuka puasa. Namun bagi si tokoh,
santan durian menimbulkan trauma tersendiri karena menimbulkan konflik
keluarga. Sebagian dahan pohon durian pak Manaf Sebagian menjorok ke pekarangan
ayah si tokoh. Pak Manaf menuduh ayah si tokoh mengambil durian yang jatuh di
pekarangannya. Konflik itu sampai puncaknya ketika pak Manaf membuang kiriman
santan durian kiriman dari Keluarga si Tokoh. Trauma itu senantiasa muncul
ketika si tokoh mencium aroma bau santan durian.
Cerpen Malam Takbir,
berisikan cerita tentang seorang pria tua yang sedang beristirahat di sebuah warung untuk menunggu
saat berbuka puasa di saat hari puasa terakhir. Setelah menunaikan ibadah
shalat maghrib, pria tersebut menikmati makan di warung. Tiba-tiba sebuah
shuttlecock yang sedang dimainkan dua anak perempuan di halaman warung jatuh ke
piring nasinya. Laki-laki tersebut dengan santai memberikan shuttlecock kepada
anak perempuan tersebut. Anak Perempuan tersebut merasa bersalah, minta maaf
dan pulang ke rumahnya. Tak lama kemudian anak Perempuan tersebut datang
Kembali ke warung bersama ibunya untuk meminta maaf dan memberikan sejumlah
uang pengganti kepada pak tua tersebut, karena mereka kuatir pak tua akan sakit
setelah memakan nasi yang tercemar kotoran shuttlecock. Pak tua tersebut pada
mulanya menolak pemberian tersebut. Namun hatinya luluh ketika disadarkan uang
itu merupakan rejeki yang dikirimkan Allah untuk dirinya dan keluarganya.
Cerpen Panggilan Rasul, berkisah
tentang sebuah keluarga kaya punya anak tiga laki-laki di sebuah kampung.
Sebagai muslim yang taat mereka mengikuti tradisi untuk menyunatkan anak
laki-lakinya. Namun malang, sunat untuk anak sulung dan anak kedua yang dilakukan di dukun sunat
berakhir tragis karena keduanya mengalami pendarahan yang luar biasa. Bahkan
muncul rumor bahwa anak-anak tersebut meninggal karena guna-guna. Oleh karena
itu keluarga tersebut harap-harap cemas ketika akan menyunatkan anak ketiga. Mereka
kemudian mencari dokter sunat yang berpengalaman. Alhamdulillah proses sunat
untuk anak ketiga berjalan lancar dan
berakhir bahagia.
Cerpen 4 buku 40 hari,
berisi kisah seorang pensiunan pegawai negeri yang telah beranak cucu. Ketika
istri pertama meninggal, pak tua kemudian melakukan acara ritual doa termasuk
doa setelah 40 hari meninggalnya istri pak tua tersebut. Pak tua tersebut
kemudian menikah lagi, namun tak berapa lama istri barunya meninggal duluan.
Hal tersebut berulang saat dia menikah dengan istri ketiga dan keempat.
Sehingga pak tua tersebut mempunya 4
buah buku doa yang diterbitkan untuk menghormati istri-istrinya. Setelah
ditelusur, pak tua menikah ternyata bukan untuk pemenuhan kebutuhan biologis
semata, namun beliau menikah lagi agar bisa menyantuni janda atau perempuan
yang dinikahinya melalui uang pensiunnya.
Cerpen Pedagang Kacang dari
Berenun, merupakan kisah pertemuan si tokoh dengan seorang penjual kacang
rebus yang biasa mangkal di malam hari di sebuah Taman di kota Sigli. Kacang
yang lezat dan special karena dibuat dari kacang tanah pilihan berbiji 3 atau
4. Pak tua penjual kacang rebus tadi merupakan warga yang berasal dari Berenun, sebuah daerah asal
Daud Beureuh, tokoh karismatik Aceh. Ketika keesokan harinya sedang di hotel,
si tokoh dikejutkan oleh seseorang yang mengantarkan kamera mahal miliknya yang
semalam tertinggal di tempat pedagang kacang rebus. Di balik kesederhanaannya,
pak tua penjual kacang rebus ternyata memiliki watak jujur yang saat ini
semakin susah ditemukan.
Cerpen Antena, berisi
kisah tentang seorang pak tua yang membeli antenna di bulan puasa, supaya dia
bisa menikmati siaran langsung shalat tarawih yang dilaksanakan di Majidil
Haram. Pak tua tersebut merupakan seorang marbot/penjaga masjid yang tekun dan
penuh keikhlasan menjalankan tugasnya. Suatu saat dia mendapat rejeki berhaji,
atas sponsor seorang donatur. Selama berhaji di tanah suci, dia mengalami
berbagai peristiwa spiritual yang membuat hatinya merenung dan semakin dekat
dengan Khaliq-nya.
Cerpen Malam Seribu Bulan,
cerpen ini bercerita tentang Ibnu Thalib seorang perantau dan penjual obat
keliling di ibukota. Di kampung halamannya yang budaya relijiusnya tinggi,
setiap orang berbondong-bondong beribadah di bulan puasa untuk mendapatkan
Lailatul Qadar. Guru agama di kampung menafsirkan seseorang yang mendapatkan
berkah malam Lailatul Qadar, akan membuat alam sekitarnya tunduk ke dia. Pohon
kelapa akan merunduk kepadanya, agar dia bisa memetic kelapa muda dengan mudah.
Karena Ibnu tinggal di Jakarta dan pohon kelapa jarang ditemukan, maka dia
menggantikan pohon kelapa dengan Tugu Monas. Ibnu menjelang akhir bulan puasa
rajin tirakat di Tugu Monas, dengan harapan Monas akan menunduk padanya dan
merelakan emasnya.
Cerpen Karjan dan kambingnya,
beerkisah tentang Karjan seorang gelandangan yang tinggal di gubug pinggiran
rel kereta. Dia terkadang memburuh sebagai pemelihara rel dari rumput yang
mengganggu. Di bulan puasa, Karjan memperoleh hadiah seekor kambing dari
Parman, rekannya sesama gelandang yang sudah berhasil secara ekonomi. Kambing
tersebut dihadiahkan supaya Karjan bira merayakan lebaran dan berpesta kambing
guling dengan teman-teman di gubugnya. Ketika Karjan membawa kambing tersebut
dan melewati pos keamanan, petugas keamanan menyita kambing tersebut dan Karjan
ditahan dengan tuduhan mencuri kambing tersebut. Petuigas keamanan beranggapan
bahwa Karjan adalah gelandangan miskin sehingga tidak mungkin membeli atau
mempunyai seekor kambing. Sebuah cara berpikir yang menyederhanakan persoalan
secara berlebihan.
Cerpen si Lugu dan si Malin
Kundang, bercerita tentang seorang petani tua yang ingin mengunjungi
anaknya di sebuah komplek mewah di kota besar. Pak tua tersebut membawa
berbagai hasil kebun dan ayam sebagai oleh-oleh untuk anaknya. Tapi rencana
kunjungan tertahan oleh Satpam dan polisi yang tidak percaya bila pak tua
tersebut punya anak di komplek mewah tadi. Satpam tidak membolehkan paktua
masuk ke komplek tersebut bahkan ayam yang dibawanya dibunuhnya pula. Pak tua
menyumpah-nyumpah dan mengancam si polisi akan jadi patung seperti si Malin
Kundang. Untunglah pak tua tersebut kemudian bertemu dengan anaknya yang sedang
menuju gerbang perumahan setelah pergi dari luar. Pak tua diajak ke rumah
anaknya dan diajak keliling-keliling kota. Saat keliling kota, pak tua
terkaget-kaget melihat patung polisi di persimpangan jalan. Dia mengira polisi
yang disumpahinya telah menjadi patung seperti hikayat Malin Kundang.
Cerpen Hujan dan Gema Takbir,
cerpen ini berkisah tentang sebuah keluarga di ibukota yang mempunyai pembantu
bernama Iyem. Setiap lebaran Iyem pulang kampung. Menjelang lebaran tahun lalu,
Iyem minta ijin mudik berlebaran di kampung namun tidak diijinkan oleh
majikannya tersebut. Iyem menjadi sangat sedih karena tidak bisa pulang, dan
kekasihnya meninggalkan dirinya karena terpikat pada wanita lain yang bareng
mudik saat itu. Lebaran tahun ini Iyem minta ijin untuk mudik. Majikannya
dengan penuh pengertian mengijinkan Iyem mudik karena tidak ingin merusak
kebahagiaan Iyem yang ingin berlebaran di kampung. Majikannya juga mengijinkan
Iyem mudik karena ingin menebus dosa kesalahan tidak mengijinkan Iyem mudik
tahun lalu. Setelah mudik ke kota Kembali, Iyem bercerita dengan bahagia bahwa
ketika mudik, di tengah terpaan hujan dan gema takbir, seorang pria menyatakan
cintanya pada Iyem. Pria tersebut merupakan seorang sopir keluarga yang
tinggalnya berdekatan dengan majikan Iyem. Akhirnya majikan sopir tersebut mewakili
Sopir melamar Iyem yang diwakili oleh keluarga majikannya. Sebuah akhir bahagia
dan sangat Indah.
Cerpen Reuni, cerita ini
merupakan kelanjutan cerpan Malam
Takbir, Cerpen ini berisikan cerita tentang si tokoh yang sedang berkunjung
ke warung dan bertemu Kembali dengan pak tua yang tahun lalu sempat ditemui
ketika berbuka puasa. Mereka kemudian diundang berbuka bersama oleh keluarga
anak perempuan yang dulu shuttlecock-nya jatuh ke piring nasi pak tua. Sebuah
reuni yang Indah. Namun ternyata semua itu hanya halusinasi karena warung itu beserta
musholanya ternyata sudah roboh.
Saya menikmati membaca cerpen
Hamsad Rangkuti. Cerita dengan alur dan bahasa sederhana, namun penuh dengan
pesan moral didalamnya.