Oleh Nor Hiqmah
Komunitas Bambu, Jakarta 2008
ISBN: 979-3731-36-2
122 halaman
Buku ini merupakan skripsi dari Nor Hiqmah, mahasiswi Fakultas Filsafat
UGM alumni 1999 yang dibukukan. Buku ini mengungkap kisah seorang Haji Misbach
yang merupakan tokoh pergerakan tahun 1876 – 1924.
Haji Misbach dilahirkan dari keluarga pedagang
batik di Solo. Beliau menempuh pendidikan pesantren dan juga pendidikan formal
untuk bumiputera. Panggilan jiwa telah mengantar Haji Misbach memasuki dunia
organisasi Sarekat Islam yang dipimpin HOS Tjokroaminoto. Penindasan oleh
kolonialisme Belanda dan maraknya kapitalisme, membuat sikap radikal Haji
Misbach makin mengkristal. Haji Misbach
menjadi tidak sabar dengan Sarekat Islam dan Muhammadiyah yang dirasakan lebih
banyak bergerak pada pendekatan persuasif
dan kooperatif dalam menghadapi kapitalisme Belanda. Haji Misbach menginginkan, perlawanan
terhadap kapitalisme harus dilakukan secara frontal melalui aksi kongkrit.
Upaya amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan secara nyata seperti yang diajarkan dalam Al Quran. Dalam
hal ini Islam sebagai ajaran agama seharusnya mampu menjalankan fungsi
pembebasan bagi kaum tertindas (teologi pembebasan).
Pertemanan
Haji Misbach dengan tokoh-tokoh komunis, juga membuka mata Haji Misbach
bahwa Islam dan komunisme mempunyai musuh bersama yakni kapitalisme yang menindas dan
memarjinalkan harkat dan martabat manusia.
Haji Misbach kemudian bergabung
dalam Sarekat Islam “Merah” yang pro komunis yang kemudian menjelma menjadi
Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagai aktivis PKI, beliau mencoba
mensintesakan Islam dan komunisme dalam kotbah-khotbah dan propagandanya.
Propaganda tersebut dituliskan dalam media koran Medan Moeslimin yang dia
kelola sendiri. Pergerakan Haji Misbach yang tidak kenal takut dan mampu
memobilisasi aksi-aksi pemogokan yang mengancam kolonialis Belanda, akhirnya
membawa beliau ke pembuangan di Manokwari. Meski dibuang, beliau masih berusaha
menemui kolega dan pendukungnya melalui tulisan-tulisannya yang dimuat di koran
miliknya. Namun beliau akhirnya menyerah pada takdir ketika serangan malaria
menimpanya. Beliau meninggal tahun 1924
di Manokwari tempat pembuangan terakhirnya.
Dalam buku ini Nor Hiqmah sebagai penulis
memberikan catatan kritis bahwa upaya Haji Misbach untuk mensitesakan Islam dan
komunisme bisa dikatakan berhasil namun
hanya untuk aspek “aksi pembebasan dari penindasan” karena Islam dan komunisme
membenci kapitalisme dan kolonialisme.
Namun bila dirunut lebih jauh ke dalam sisi filosofi Islam dan komunisme
akan ditemukan perbadaan pandang yang cukup
signifikan seperti:
ASPEK
|
ISLAM
|
KOMUNISME
|
Orientasi Kehidupan
|
Kehidupan dunia dan akherat
|
Kehidupan Dunia
|
Transedensi (hubungan dengan Tuhan), hubungan dengan
sesama, hubungan dengan lingkungan
|
Hubungan dengan sesama dan materialis
|
|
Pandangan terhadap klas
|
Toleransi terhadap adanya kelas tapi dikelola melalui
berbagi sumberdaya seperti zakat
|
Tidak ada kelas, sama rata sama rasa
|
Secara umum buku ini cukup menarik sebagai
sebuah referensi sejarah. Bahasa yang
digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami. Hanya ada sedikit hal yang mengganggu
yakni, ada beberapa pengulangan dalam beberapa pembahasan sehingga terkesan
agak kurang runtut.
No comments:
Post a Comment