Ketika SMA, sepeda motor masih merupakan barang mewah
sehingga tidak terlalu banyak yang mengendarai motor untuk bersekolah. Ada
beberapa kawan yang biasa bermotor seperti mas Prahanto yang naik Vespa putih
atau Honda GL warna hitam, Mas Hanung memakai Vespa Hijau, mas Wahyu pakai Yamaha
bebek merah, Gilig pakai Kawasaki hitam, Hery IPS pakai Yamaha jantan Merah,
Fajar Piyungan pakai Vespa warna metalik dan kalua naik Vespa pantatnya
dimiringkan mirip Valentino Rossi (mungkin Rossi njiplak abis gaya Fajar dalam
naik motor nih....). Sebagai layanan untuk mencegah siswa naik motor secara
illegal, terkadang dilakukan ujian mendapatkan SIM C di sekolah bekerjasama
dengan kantor polisi magelang.
Sebagian teman bersekolah dengan naik sepeda onthel seperti
Bambang IPS dari daerah Dukun yang naik
sepeda jengki warna hijau. Bambang yang keriting ini kalau main sepakbola bagus
menjadi pemain sayap karena dribblenya bagus. Perawakannya yang mungil
membuatnya seperti Dede Sulaiman, pemain sayap legendaris Indonesia di saat
itu. Adapula Imam Abidin yang naik sepeda. Imam abidin dulu pinter untuk cuci
cetak foto. Adapula Darto Siswoyo yang juga rutin bersepeda. Darto ini facenya
agak mirip orang India dengan kulit sedikit gelap.
Untuk yang dari daerah Borobudur, biasanya sebagian kawan-kawan
naik bus Ramayana. Bus Ramayana saat itu masih belum mewah seperti Bus Ramayana
yang antar propinsi saat ini. Untuk yang dari Blabak dan Muntilan biasanya naik
angkot. Adapula sebagian kawan dari Muntilan yang suka menikmati perjalannya
memakau andhong sambil menikmati semilirnya angin yang menerpa.
Kalau untuk yang daerahku Sawangan, anak sekolah biasanya naik
angkudes yang berupa mobil Colt yang agak besar.Mobil ini agak besar karena
banyak penumpang dari Sawangan yang bekerja sebagai pedagang dan petani, dan mereka pergi ke Muntilan untuk menjual hasil bumi. Mobil Colt ini pintunya
ada di bagian belakang dan penumpang bisa “nggandhul” di gantungan belakang
bila kursi di dalam sudah penuh terisi. Memang cukup beresiko nggandul di
belakang karena bisa terjatuh bila terlalu banyak orang yang bergelantungan dan
berebut pegangan. Tapi itulah potret transportasi murah di saat itu.....
No comments:
Post a Comment