NYANYIAN
SEORANG ABORIJIN
Penulis
Thomas Keneally
Penerbit
Hasta Mitra, Jakarta 1982
218
halaman
Novel
ini berkisah tentang Jimmie Blacksmith yang merupakan anak “haram” dari ibu
seorang Aborijin dan bapak orang kulit putih. Di saat itu adalah hal yang
sering terjadi Ketika pria kulit putih mencari kepuasan seksual kepada kaum
perempuan Aborijin. Jimmie sendiri dibesarkan di masyarakat perkampungan
Aborijin yang masih lekat dengan stereotype percaya mistik dan tahyul, jorok,
kurang berpendidikan, suka mabok, suka mengumpat, terobsesi dengan seks dan
lain-lain. Meski demikian mereka juga dipandang mempunyai ikatan kekeluargaan,
kesukuan dan budaya yang cukup tinggi, termasuk hormat kepada yang lebih tua. Dia
tinggal bersama ayah tirinya Wilf, ibunya Dulcie, adik tirinya Morton, dan Bibra.
Selain itu tinggal pula pamannya Tabidgi yang merupakan seorang pemabuk dan
menyukai mistik.
Saat
menginjak remaja Jimmie diperbantukan di
keluarga Pendeta Neville. Di sana dia dididik sehingga bisa membaca dan
menulis. Sampai suatu saat dia harus menjalani ritual “agar menjadi lelaki dewasa”
secara adat. Dia diasingkan di sebuah hutan dan disunat secara tradisional.
Setelah prosesi tersebut, Jimmie tergugah kesadarannya untuk memperbaiki nasib hidupnya. Dia berpamitan
kepada pendeta Neville untuk pergi merantau guna mencari pekerjaan.
Jimmie
kemudian merantau berjalan kaki dan mendapatkan pekerjaan memasang pagar batas
pertanian milik keluarga Healy yang berkulit putih. Pekerjaan itu diselesaikan
dengan baik walaupun kemudian dia
dibayar lebih rendah dari yang dijanjikan. Dia kemudian bekerja kepada keluarga
kulit putih Claud Lewis yang sangat pelit. Di usia duapuluh tahun, setelah dari
keluarga Lewis dia bekerja sebagai pembantu di sebuah kantor polisi di daerah
terpencil. Namun dia kemudian keluar setelah tahu polisi atasannya seorang
homoseks yang kejam yang tega membunuh tahanannya.
Jimmie
kemudian bekerja di Keluarga Hayes sebagai pencukur domba. Di sini Jimmie berkenalan
dengan Gilda gadis kulit putih yang agak dungu, pelayan keluarga Hayes. Hubungan
Jimmie dan Gilda semakin erat, sampai Gilda menjadi hamil. Karena kontrak pekerjaan
di Keluarga Hayes sudah selesai, maka Jimmie mencari pekerjaan lain supaya
nanti bisa menikahi dan memboyong Gilda.
Setelah
beberapa lama, Jimmie mendapatkan pekerjaan memasang pagar pertanian di keluarga
Newby. Jammie kemudian membuat gubug kecil di lahan pertanian tersebut,
kemudian memboyong Gilda dan menikahinya di sebuah gereja. Alangkah terkejutnya
Jimmie, ketika Gilda melahirkan ternyata anaknya kulit putih. Hal ini menunjukkan
Gilda telah berselingkuh dan anak yang dikandung Gilda adalah bukan anak
Jimmie. Keluarga Newby mentertawakan nasib Jimmie yang diselingkuhi. Jimmie
menjadi sakit hati terhadap Gilda maupun keluarga Newby dengan perlakuan
tersebut.
Seminggu
kemudian gubug Jimmie kedatangan tamu yakni Tabidgi dan Mort yang membawa jimat
perlindungan Jimmie. Jimmie sendiri sebenarnya tidak menyukai kehadiran mereka,
namun tidak kuasa mengusirnya karena mereka kerabat yang dituakan. Keluarga
Newby sendiri juga tidak menyukai kehadiran Tabidgi dan Mort di wilayah
pertaniannya karena kuatir akan mengganggu ketentraman hidupnya.
Untuk
mengusir Tabidgi dan Mort, keluarga Newby kemudian menghentikan bantuan makanan
dan kebutuhan pokok yang biasanya diberikan sebagai pembayaran upah di muka. Hal
ini membuat Keluarga Jimmie kelaparan. Jimmie berusaha meminta pengertian dari Keluarga
Newby, namun yang diperoleh malah ejekan. Jimmie yang mata gelap mengajak Tabidgi untuk
memaksa keluarga Newby memberikan makanan. Percekcokan terjadi dengan Nyonya Newbie
dan anak-anak perempuannya, sampai pada puncaknya Jimmie dan Tabidgi membunuh Nyonya Newby dan 3
orang anak perempuan yang tinggal di
rumah itu.
Setelah
melakukan pembunuhan tersebut, Jimmie beserta keluarganya melarikan diri untuk
membebaskan diri dari hukuman negara dan balas dendam Keluarga Newby serta
kelompok orang putih lainnya. Menyadari kemungkinan aksi balas dendam kelompok
orang kulit putih, Jimmie menyatakan “perang” terhadap orang kulit putih yang
selama ini selalu meremehkannya dan mengejeknya.
Dalam
pelarian itu, kondisi alam sedang banyak hujan dan dingin. Mereka harus
melewati hutan dan pegunungan yang terkadang sulit ditempuh. Fisik Gilda yang masih
dalam kondisi baru melahirkan, menyulitkan pergerakan rombongan kecil pelarian ini.
Hal ini ditambah dengan kondisi Tabidgi yang sudah tua dan terkena depresi
setelah melakukan pembunuhan. Akhirnya mereka bersepakat untuk meninggalkan Gilda beserta bayinya dan
Tabidgi dipinggir jalan untuk ditolong orang. Walaupun Tabidgi telah membunuh
orang, namun karena tidak ada saksi mata dan dia sendiri depresi mendekati gila
maka Jimmie menganggap Tabidgi aka naman dan tidak dituduh sebagai pembunuh. Mort
adik Jimmie sendiri tidak tahu bahwa Jimmie dan Tabidgi telah melakukan
pembunuhan sadis. Dia tahunya keluarga Newby tidak adil dan membayar hak-hak
Jimmie. Jimmie sendiri mengajak Mort untuk menjadi teman pelarian karena masih
muda dan kuat sehingga akan bisa membantunya saat dibutuhkan.
Adanya
pembunuhan Keluarga Newby membuat apparat hukum bergerak. Selain itu terdapat
sekelompok orang kulit putih yang berniat memburu dan membalas dendam pelarian
tersebut. Apalagi negara juga menyediakan hadiah yang nilainya cukup besar bagi
yang bisa menangkap pelarian tadi hidup ataupun mati.
Pelarian
mereka sampai ke rumah keluarga Healy. Kedatangan mereka dihadapi oleh Nyonya
Healy yang panik sehingga Mort menembaknya. Demikian pula Tuan Healy yang datang
dari luar rumah, tewas tertembus peluru Jimmie. Pembunuhan ini membuat Jimmie semakin jadi
perhatian dan buronan kelas tinggi.
Pelarian
mereka terus berlanjut hingga menemukan seorang kulit putih tua yang mantan
seorang guru. Mereka menyandera orang tua itu dan membawa dalam pelarian. Tanpa
diduga orang tua tersebut malah bersimpati dengan Jimmie yang selama ini sering
dilecehkan dan ditipu oleh orang kulit putih. Orangtua itu bercerita bahwa
tidaklah adil ketika orang Aborijin membunuh orang kulit putih kemudian menimbulkan
kehebohan, sedangkan ketika orang kulit putih membunuh orang Aborijin, semuanya
diam membisu. Padahal orang kulit putih yang jadi korban pembunuhan hanya
sekitar 5,000 orang, sedangkan orang
Aborijin yang terbunuh sekitar 250,000 orang. Orangtua itu kemudian mengajak
Jimmie dan Mort menuju sebuah situs peninggalan orang Aborijin yang sudah
ternoda dengan graffiti ulah orang kulit putih. Kondisi fisik orangtua tersebut
semakin lemah, sehingga Jimmie dan Mort berinisiatif menyerahkan orangtua
tersebut ke kampung terdekat untuk mendapatkan perawatan. Ketika menyerahkan
orangtua ini, mereka sudah diintai oleh para pemburu pelarian. Mort akhirnya
tewas tertembak dalam peristiwa itu.
Jimmie
terus melakukan pelarian dengan harapan akan bisa ke Queensland untuk
menyelundup ke kapal dan pergi ke Amerika. Namun ketika menyeberangi sebuah Sungai,
rahangnya tertembak oleh para pemburu pelarian. Dia kemudian bersembunyi di
sebuah biara dan ditangkap disana untuk kemudian berakhir di penjara. Di
penjara ini, pendeta Neville senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan
moral untuknya sampai ajal menjemputnya.
Komentar:
Novel
dengan seting sekitar tahun 1900 ini merupakan novel yang nampaknya diangkat
dari kisah nyata yakni kisah Jimmie Governor atau Si hitam dari Breelong. Novel
ini konon termasuk dalam khasanah Sejarah dan cerita rakyat Australia. Perlakuan
orang kulit putih terhadap orang Aborijin yang tidak adil membuat Jimmie “memberontak”
terhadap sekelilingnya. Dia “mengumumkan perang” kepada orang kulit putih yang
memusuhinya, suatu hal yang ia tiru dari
orang kulit putih untuk meresmikan balas
dendam dan kekerasan.
Novel
ini secara umum menarik dengan alur yang sederhana dan runtut. Pada awal buku
memang terdapat intro yang perlu dikunyah
secara pelan, agar bisa ditangkap maknanya dengan baik (mungkin ini factor penterjemahan
dan tata bahasa). Dalam pengantar diceritakan bahwa dalam naskah asli terdapat banyak
kata-kata umpatan, yang mungkin agak sulit diterjemahkan ke Bahasa Indonesia
karena factor padanan kata ataupun kesopanan.
No comments:
Post a Comment