Thursday, January 09, 2025

Panggilan Rasul (Kumpulan Cerpen)

 


Panggilan Rasul (Kumpulan Cerpen)

Penulis Hamsad Rangkuti

Penerbit Diva Press

Yogyakarta 2017

ISBN  978-602-407-041-0

172 halaman

 

Buku Kumpulan Cerpen karya Hamsad Rangkuti ini berisi 14 cerpen dengan tema budaya Islam.

Cerpen Salam Lebaran berisi cerita Suherman yang menguji kesetiaan Sri, kekasihnya. Di saat bulan puasa, Suherman mudik ke kotanya Sri dan menyamar menjadi seorang pria yang menjelek-jelekkan nama Suherman. Namun Sri tidak bergeming, dan berakhir happy ending dimana saat lebaran, Suherman diperkenalkan dan diterima oleh keluarga besar Sri.

Cerpen Ayahku seorang guru mengaji, berkisah tentang pak Achmad seorang pembuat kasur yang merangkap menjadi guru mengaji yang dibayar seikhlasnya. Pak Achmad mengalami dilemma karena pesanan kasur semakin berkurang dan anak-anak mulai jarang mengaji. Pak Sanusi, seorang guru mengaji yang lain, kemudian banting stir menjadi pembaca doa di kuburan. Dia diupah oleh Keluarga yang sedang ziarah kubur untuk membacakan doa yang ditujukan untuk almarhum yang sudah meninggal. Pak Sanusi bisa mengumpulkan uang yang memadai dari menjual jasa membaca doa tersebut. Bahkan tidak jarangg pak Sanusi memperoleh tips dari kegiatan tersebut. Pak Achmad semula mengikuti jejak pak Sanusi, namun Pak Achmad menekuni kembali menjadi guru ngaji dari rumah ke rumah karena menyadari mengajar mengaji untuk orang yang masih hidup akan lebih bermakna daripada hanya berdoa untuk orang yang sudah meninggal.

Cerpen Lailatul Qadar, bercerita tentang suasana bulan puasa indah dimana orang sering berbuka dan sahur bersama. Di bulan puasa ini orang juga rajin beribadah untuk mendapatkan berkah Lailatul Qadar agar ibadah yang dilakukannya setara nilainya dengan ibadah selama seribu bulan. Dalam cerpen ini dikisahkan bahwa seorang seniman, terkadang tidak bisa berpegang pada idealisme semata. Ada kalanya tekanan ekonomi, membuat seorang seniman berkompromi dengan situasi.

Cerpen Santan Durian, berkisah tentang tradisi bertukar makanan untuk berbuka. Selain kolak, santan durian merupakan salah satu makanan favorit berbuka puasa. Namun bagi si tokoh, santan durian menimbulkan trauma tersendiri karena menimbulkan konflik keluarga. Sebagian dahan pohon durian pak Manaf Sebagian menjorok ke pekarangan ayah si tokoh. Pak Manaf menuduh ayah si tokoh mengambil durian yang jatuh di pekarangannya. Konflik itu sampai puncaknya ketika pak Manaf membuang kiriman santan durian kiriman dari Keluarga si Tokoh. Trauma itu senantiasa muncul ketika si tokoh mencium aroma bau santan durian.

Cerpen Malam Takbir, berisikan cerita tentang seorang pria tua yang sedang  beristirahat di sebuah warung untuk menunggu saat berbuka puasa di saat hari puasa terakhir. Setelah menunaikan ibadah shalat maghrib, pria tersebut menikmati makan di warung. Tiba-tiba sebuah shuttlecock yang sedang dimainkan dua anak perempuan di halaman warung jatuh ke piring nasinya. Laki-laki tersebut dengan santai memberikan shuttlecock kepada anak perempuan tersebut. Anak Perempuan tersebut merasa bersalah, minta maaf dan pulang ke rumahnya. Tak lama kemudian anak Perempuan tersebut datang Kembali ke warung bersama ibunya untuk meminta maaf dan memberikan sejumlah uang pengganti kepada pak tua tersebut, karena mereka kuatir pak tua akan sakit setelah memakan nasi yang tercemar kotoran shuttlecock. Pak tua tersebut pada mulanya menolak pemberian tersebut. Namun hatinya luluh ketika disadarkan uang itu merupakan rejeki yang dikirimkan Allah untuk dirinya dan keluarganya.

Cerpen Panggilan Rasul, berkisah tentang sebuah keluarga kaya punya anak tiga laki-laki di sebuah kampung. Sebagai muslim yang taat mereka mengikuti tradisi untuk menyunatkan anak laki-lakinya. Namun malang, sunat untuk anak sulung dan  anak kedua yang dilakukan di dukun sunat berakhir tragis karena keduanya mengalami pendarahan yang luar biasa. Bahkan muncul rumor bahwa anak-anak tersebut meninggal karena guna-guna. Oleh karena itu keluarga tersebut harap-harap cemas ketika akan menyunatkan anak ketiga. Mereka kemudian mencari dokter sunat yang berpengalaman. Alhamdulillah proses sunat untuk anak ketiga berjalan lancar  dan berakhir bahagia.

Cerpen 4 buku 40 hari, berisi kisah seorang pensiunan pegawai negeri yang telah beranak cucu. Ketika istri pertama meninggal, pak tua kemudian melakukan acara ritual doa termasuk doa setelah 40 hari meninggalnya istri pak tua tersebut. Pak tua tersebut kemudian menikah lagi, namun tak berapa lama istri barunya meninggal duluan. Hal tersebut berulang saat dia menikah dengan istri ketiga dan keempat. Sehingga  pak tua tersebut mempunya 4 buah buku doa yang diterbitkan untuk menghormati istri-istrinya. Setelah ditelusur, pak tua menikah ternyata bukan untuk pemenuhan kebutuhan biologis semata, namun beliau menikah lagi agar bisa menyantuni janda atau perempuan yang dinikahinya melalui uang pensiunnya.

Cerpen Pedagang Kacang dari Berenun, merupakan kisah pertemuan si tokoh dengan seorang penjual kacang rebus yang biasa mangkal di malam hari di sebuah Taman di kota Sigli. Kacang yang lezat dan special karena dibuat dari kacang tanah pilihan berbiji 3 atau 4. Pak tua penjual kacang rebus tadi merupakan warga  yang berasal dari Berenun, sebuah daerah asal Daud Beureuh, tokoh karismatik Aceh. Ketika keesokan harinya sedang di hotel, si tokoh dikejutkan oleh seseorang yang mengantarkan kamera mahal miliknya yang semalam tertinggal di tempat pedagang kacang rebus. Di balik kesederhanaannya, pak tua penjual kacang rebus ternyata memiliki watak jujur yang saat ini semakin susah ditemukan.

Cerpen Antena, berisi kisah tentang seorang pak tua yang membeli antenna di bulan puasa, supaya dia bisa menikmati siaran langsung shalat tarawih yang dilaksanakan di Majidil Haram. Pak tua tersebut merupakan seorang marbot/penjaga masjid yang tekun dan penuh keikhlasan menjalankan tugasnya. Suatu saat dia mendapat rejeki berhaji, atas sponsor seorang donatur. Selama berhaji di tanah suci, dia mengalami berbagai peristiwa spiritual yang membuat hatinya merenung dan semakin dekat dengan Khaliq-nya.

Cerpen Malam Seribu Bulan, cerpen ini bercerita tentang Ibnu Thalib seorang perantau dan penjual obat keliling di ibukota. Di kampung halamannya yang budaya relijiusnya tinggi, setiap orang berbondong-bondong beribadah di bulan puasa untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Guru agama di kampung menafsirkan seseorang yang mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar, akan membuat alam sekitarnya tunduk ke dia. Pohon kelapa akan merunduk kepadanya, agar dia bisa memetic kelapa muda dengan mudah. Karena Ibnu tinggal di Jakarta dan pohon kelapa jarang ditemukan, maka dia menggantikan pohon kelapa dengan Tugu Monas. Ibnu menjelang akhir bulan puasa rajin tirakat di Tugu Monas, dengan harapan Monas akan menunduk padanya dan merelakan emasnya.

Cerpen Karjan dan kambingnya, beerkisah tentang Karjan seorang gelandangan yang tinggal di gubug pinggiran rel kereta. Dia terkadang memburuh sebagai pemelihara rel dari rumput yang mengganggu. Di bulan puasa, Karjan memperoleh hadiah seekor kambing dari Parman, rekannya sesama gelandang yang sudah berhasil secara ekonomi. Kambing tersebut dihadiahkan supaya Karjan bira merayakan lebaran dan berpesta kambing guling dengan teman-teman di gubugnya. Ketika Karjan membawa kambing tersebut dan melewati pos keamanan, petugas keamanan menyita kambing tersebut dan Karjan ditahan dengan tuduhan mencuri kambing tersebut. Petuigas keamanan beranggapan bahwa Karjan adalah gelandangan miskin sehingga tidak mungkin membeli atau mempunyai seekor kambing. Sebuah cara berpikir yang menyederhanakan persoalan secara berlebihan.

Cerpen si Lugu dan si Malin Kundang, bercerita tentang seorang petani tua yang ingin mengunjungi anaknya di sebuah komplek mewah di kota besar. Pak tua tersebut membawa berbagai hasil kebun dan ayam sebagai oleh-oleh untuk anaknya. Tapi rencana kunjungan tertahan oleh Satpam dan polisi yang tidak percaya bila pak tua tersebut punya anak di komplek mewah tadi. Satpam tidak membolehkan paktua masuk ke komplek tersebut bahkan ayam yang dibawanya dibunuhnya pula. Pak tua menyumpah-nyumpah dan mengancam si polisi akan jadi patung seperti si Malin Kundang. Untunglah pak tua tersebut kemudian bertemu dengan anaknya yang sedang menuju gerbang perumahan setelah pergi dari luar. Pak tua diajak ke rumah anaknya dan diajak keliling-keliling kota. Saat keliling kota, pak tua terkaget-kaget melihat patung polisi di persimpangan jalan. Dia mengira polisi yang disumpahinya telah menjadi patung seperti hikayat Malin Kundang.

Cerpen Hujan dan Gema Takbir, cerpen ini berkisah tentang sebuah keluarga di ibukota yang mempunyai pembantu bernama Iyem. Setiap lebaran Iyem pulang kampung. Menjelang lebaran tahun lalu, Iyem minta ijin mudik berlebaran di kampung namun tidak diijinkan oleh majikannya tersebut. Iyem menjadi sangat sedih karena tidak bisa pulang, dan kekasihnya meninggalkan dirinya karena terpikat pada wanita lain yang bareng mudik saat itu. Lebaran tahun ini Iyem minta ijin untuk mudik. Majikannya dengan penuh pengertian mengijinkan Iyem mudik karena tidak ingin merusak kebahagiaan Iyem yang ingin berlebaran di kampung. Majikannya juga mengijinkan Iyem mudik karena ingin menebus dosa kesalahan tidak mengijinkan Iyem mudik tahun lalu. Setelah mudik ke kota Kembali, Iyem bercerita dengan bahagia bahwa ketika mudik, di tengah terpaan hujan dan gema takbir, seorang pria menyatakan cintanya pada Iyem. Pria tersebut merupakan seorang sopir keluarga yang tinggalnya berdekatan dengan majikan Iyem. Akhirnya majikan sopir tersebut mewakili Sopir melamar Iyem yang diwakili oleh keluarga majikannya. Sebuah akhir bahagia dan sangat Indah.

Cerpen Reuni, cerita ini merupakan kelanjutan cerpan  Malam Takbir, Cerpen ini berisikan cerita tentang si tokoh yang sedang berkunjung ke warung dan bertemu Kembali dengan pak tua yang tahun lalu sempat ditemui ketika berbuka puasa. Mereka kemudian diundang berbuka bersama oleh keluarga anak perempuan yang dulu shuttlecock-nya jatuh ke piring nasi pak tua. Sebuah reuni yang Indah. Namun ternyata semua itu hanya halusinasi karena warung itu beserta musholanya ternyata sudah roboh.

 

Saya menikmati membaca cerpen Hamsad Rangkuti. Cerita dengan alur dan bahasa sederhana, namun penuh dengan pesan moral didalamnya.