Oleh Mayon Sutrisno
Penerbit Tara Media
Jakarta, 2001 (cetakan ke dua)
516 halaman
Novel ini ditulis dengan setting akhir abad ke 16, saat Belanda mulai ikut berlomba untuk
mencari koloni baru mengikuti jejak
Portugis dan Spanyol.
Alkisah, Pieter van Hoorn merupakan seorang anak laki-laki dari Jacobus Groningen dan Marie du Bois. Walaupun sesungguhnya van
Hoorn merupakan anak dari perselingkuhan Marie
dengan pemuda Inggris, James Sinclair. Groningen yang pelaut sangat
menyayangi van Hoorn sehingga van Hoorn pun juga sangat menyayangi Groningen yang
sesungguhnya ayah tirinya.
Meski sudah menikah dengan Groningen, Marie masih melanjutkan
perselingkuhan dengan pria lainnya. Sampai suatu saat Marie dan Jeff kekasihnya,
bersekongkol meracuni Groningen hingga tewas. Mengetahui ulah ibu dan pacar
gelapnya, van Hoorn marah dan membalas dendam dengan meracuni ibu dan kekasih
gelapnya.
Untuk meninggalkan jejak, van Hoorn kemudian ikut berlayar bersama kakeknya
Joseph du Bois. Mereka ikut ekspedisi yang dipimpin Kapten Jenderal Nicolaus Speelman
untuk mencari daerah koloni di wilayah
Hindia Timur. Dalam perjalan van Hoorn bertemu dengan Cornelia seorang gadis
muda yang disekap untuk jadi pelayan seks Speelman. Kondisi fisik Cornelia yang
penuh penuh rasa takut dan bekas luka,
membuka rahasia bahwa Speelman mengidap penyakit jiwa “machoism” dimana
kepuasan seksualnya hanya bisa dicapai melalui
jalan kekerasan atau penyiksaan terhadap pasangannya. Perjalanan ekspedisi
tersebut mengarah ke Jepang dan dalam perjalanan banyak menemui badai sehingga
beberapa kapal pendamping mereka tenggelam dan puluhan awak kapal hilang. Dalam
perjalanan ini van Hoorn banyak belajar dari kakeknya untuk menjadi seorang
pelaut sejati yang handal. Van Hoorn juga banyak belajar tentang ilmu bintang
dan tentang kisah-kisah para pelaut dunia dari Frans Valenntijn yang bertugas
mendokumentasikan perjalanan ekspedisi tersebut.
Sesampai di Jepang, ekspedisi Speelman diterima oleh
penguasa Jepang Daimyo Matsunaga. Dalam pertemuan awal, wakil Matsunaga didampingi
oleh Antonio Argensola yang bertindak
sebagai penterjemah. Argensola merupakan seorang paderi Fransiskan dari Spanyol
yang telah lama menetap di Jepang. Ekspedisi Speelman diperbolehkan untuk
berdagang disana dan awak kapal banyak turun ke darat untuk menghibur diri. Van
Hoorn yang menginjak remaja terpikat dengan Michiko, seorang pelacur muda
pelayan geisha. Van Hoorn pun banyak bergaul dengan Argensola untuk belajar
tentang agama. Rasa cinta yang begitu dalam kepada Michiko, membuat van Hoorn
kemudian menebus Michiko dari induk semangnya dan menikahinya.
Kelakuan anak buah Speelman yang sering berbuat onar dan perilaku Speelman
yang arogan telah membuat ketersinggungan Daimyo Matsunaga. Rombongan Speelman
kemudian dibantai dan diusir dari jepang. Paderi Argensola pun ikut terusir
karena dianggap bersekongkol dengan Speelman. Bahkan gereja dan pengikut
Argensola ikut dibinasakan. Michiko yang sudah mengandung anak van Hoorn, tidak
bisa ikut melarikan diri karena kondisi
fisiknya.
Seteah terusir dari Jepang, ekspedisi Speelman berlayar menuju
Banda. Dalam perjalanannya mereka dihadang ekspedisi Inggris yang sudah
menguasai sebagian wilayah Banda. Di saat
kritis tersebut datanglah bala bantuan dari tentara Belanda yang sudah bercokol
di Banda, selamatlah mereka. Di Banda, van Hoorn yang tampan berkenalan dengan
Eveline anak Jan Hasselaer, pejabat
belanda untuk wilayah Belanda. Mereka
saling jatuh cinta.
Di Banda, Speelman kemudian melakukan penaklukan terhadap
benteng Portugis dan Spanyol. Van Hoorn yang
bertindak heroic dalam pertempuran tersebut mendapatkan kenaikan pangkat
menjadi Kapten. Namun perjalan karirnya yang mulud tidak berjalan seiring
dengan perjalanan cintanya. Ayah Eveline tidak menyetujui perintaan Eveline dengan
van Hoorn. Dia menjodohkan Eveline dengan Speelman yang jabatannya jauh lebih
tinggi disbanding van Hoorn. Evelinepun tidak bisa menolak kehendak ayahnya
karena dia tidak tega melukai perasaan
ayah yang disayanginya.
Speelman yang arogan dan ambisius berusaha menguasai Banda
dengan tangan besinya. Hal itu membangkitkan perlawanan penduduk local yang
kemudian membantai Jan Hasselaer, Josep du Bois (kakek van Hoorn), Eveline dan sebagian
pasukannya. Speelman kemudian melakukan pembersihan dan pembantaian termasuk di
gereja Argensola. Kekejaman Speelman membuat van Hoorn muak dan melarikan diri
untuk bergabung dengan tentara Inggris. Mereka kemudian bersekutu dengan
penduduk local untuk melawan Speelman. Perlawanan ini berjalan sukses dan
membuat Speelman melarikan diri ke Jacatra dan meninggalkan Cornelia di Banda.
Cornelia kemudian diasuh oleh Paderi Argensola dan diminta membantu di gereja.
Untuk memperkuat posisi Inggris di Banda, van Hoorn diutus untuk meminta
bantuan ke benteng Inggris di Malaka. Van Hoorn diterima oleh Lord Aragon dan
jatuh cinta dengan Elizabeth, putri semata wayang Lord Aragon. Ketika di Malaka,
van Horn bertemu kembali dengan Michiko, istrinya yang dulu ditinggalkan di
Jepang. Michiko dihadiahkan sebagai pelayan oleh Damyo
Matsunaga kepada Lord Aragon karena nala tentara inggris mempunyai hubungan
yang sangat baik dengan Jepang. Perjumpaan yang tidak terduga tersebut membuat
Michiko bersedih melihat van Hoorn mau menikah dengan Eliabeth. Ketika van
Hoorn merayakan pernikahan dengan Elizabeth, Michiko melakukan seppuku (bunuh
diri ala Jepang). Michiko berpesan bahwa anak buah cintanya dengan van Hoorn tinggal di Jepang dan diberi nama Pieter
Argensola untuk menghormati dua orang yang berpengaruh terhadap jalan hidup
Michiko.
Dalam perbincangan dengan lord of Aragon, van Hoorn akhirnya
tahu bahwa Lord Aragon adalah james Sinclair yang sejatinya ayah kandungnya. Perasaan
bersalah karena menikahi adik tiri dan marah
pada Lord Aragon yang meninggalkan ibunya, membuat van Hoorn marah dan meninggalkan
Malaka tanpa pesan.
Speelman yang merasa dendam dengan Inggris, mengetahui bahwa
sebagian armada Inggris di Banda sedang pergi ke Malaka. Speelman bersekutu
dengan Pangeran jacatra kemudianmenyerbu Banda dan membumi hanguskan tentara
Inggris dan penduduk lokalnya. Paderi
Argensola pun terpaksa melarikan diri dari satu pulau ke pulau lainnya. Van Hoorn yang tiba kembali di Banda bersama
Argensola dan bala tentara yang masih tersisa di Banda kemudian mengatur
strategi untuk menghadapi Speelman. Suatu
ketika Lord Aragon tiba dari Malaka untuk menuntut balas pada van Hoorn yang
meninggalkan Elizabeh hingga Elizabeth merana dan bunuh diri. Setelah melalui
duel pedang, akhirnya Lord Aragon tahu bahwa van Hoorn adalah anak kandungnya.
Keduanya kemudian saling menerima.
Dukungan bala tentara Lord Aragon dan dukungan penduduk local
kemudian dimanfaatkan untuk mengatur strategi melawan Speelman. Van Hoorn
sangat mengagumi kejeniusan paderi Argensola dalam mengatur strategi peran. Dikemudian
hari baru diketahui bahwa Argensola merupakan panglima ekspedisi Spanyol yang
kemudian memilih masuk menjadi paderi karena tidak tahan menyaksikan kekejaman
kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa.
Strategi jitu Argensola berhasil melumpuhkan bala tentara Speelman.
Speelman yang terluka akhirnya tewas mengenaskan ditangan Cornelia yang
mendendamnya. Van Hoorn yang sudah lama memendam cinta akhirnya menikahi
Cornelia...
Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Kita seperti di
lemparkan ke sejarah masa lampau ketika kolonialisme bangsa Eropa mulai mengoyak
kemerdekaan bangsa di belahan dunia lainnya. Kekejaman dan kebiadaban menjadi senjata untuk memupuk kekuasaan. Alur
plot buku ini sebenarnya sederhana, namun kepandaian pengarang dalam memberikan
bumbu cerita dan memilih kata membuat buku ini sangat enak dibaca. Saya menduga
pengarang melakukan riset sebelum menulis atau setidaknya membaca banyak referensi
sebelum menulis. Hal ini tercermin dari kemampuan pengarang merajut cerita
berdasar sejarah secara runut dan memberikan deskripsi budaya secara detail.
Selain itu banyak pelajaran moral yang bisa dipetik dari buku ini. Salutttt...