Monday, May 29, 2023

Awan Terhimpun, Awan Membuyar; Perubahan Sosial dan Dilema Lingkungan


Awan Terhimpun, Awan Membuyar; Perubahan Sosial dan Dilema Lingkungan

Penulis: Hery Santoso

Penerbit: Interlude

Yogyakarta, 2020

186 halaman

ISBN 978 623 7676 478

 

Awan Terhimpun, Awan Membuyar merupakan terminology dari Geertz yang melukiskan proses perubahan sosial dimana masyarakat merenegosiasi citra local terhadap perubahan-perubahan di sekitarnya yang silih berganti, sementara kesempatan yang tersedia terkadang sangat langka dan mahal.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Mas Hery Santoso tentang berbagai kasus masyarakat marginal di dalam dan pinggiran hutan, masyarakat di lahan gambut, masyarakat dataran tinggi dan berbagai dilemma lingkungan hidup. Kita selama ini mungkin sering membayangkan mereka yang tinggal di pelosok terisolir, tinggal dengan romansa yang penuh kepedulian terhadap  lingkungan dan tidak akan tergoyahkan  oleh derasnya laju pembangunan.  Namun dalam kenyataannya  mereka sejatinya  mengalami perubahan dan transformasi sosial. Perubahan itu  bukan semata-mata karena mereka korban atau terkena dampak pembangunan. Merekapun secara aktif melakukan renegosiasi dan rasionalisme tergenap segala hal yang datang dari luar.

Bagi saya  buku ini mengajak kita untuk bersikap realitas dan tidak terjebak dalam simplifikasi. Pandangan dua kutub yang berseberangan, yang mengatakan masyarakat adalah perusak hutan dan lingkungan adalah keliru. Demikian pula pandangan bahwa masyarakat adalah pelestari lingkungan dan akan selamanya terus begitu adalah penafsiran yang tidak tepat. Masyarakat mempunyai rasionalitas tersendiri untuk mengambil tindakan yang akan menguntungkan bagi mereka. Ekonomi pasar membawa banyak perubahan kehidupan, karena orientasi produksi mereka tidak sekedar untuk subsistensi  namun perlahan akan mengarah pada pengumpulan uang untuk membeli produk-produk dari pasar.

Peran negara yang sering melakukan simplifikasi, juga menjadi persoalan tersendiri. Hutan yang merupakan ekosistem dengan multi fungsi yang kompleks, seringkali hanya dimaknai sebagai penghasil kayu,  telah menimbulkan salah arah dalam pengembangan kebijakan pengelolaan hutan. Demikian pula pendekatan uniformitas, seringkali telah menimbulkan persoalan baru karena kebijakan yang ada seringkali tidak kontekstual dengan kondisi di sekitarnya.

Ini catatan kecil dari saya, kalau Mas Hery atau ada kawan lain yang mau menambahkan catatan pemaknaan terhadap isi buku ini monggo dipersilahkan…. 😊