Sunday, May 30, 2010

KORUPSI KEMANUSIAAN

KORUPSI KEMANUSIAAN; Menafsirkan Korupsi dalam Masyarakat
Al. Andang L. Binawan (editor)
Penerbit Buku Kompas, Jakarta Mei 2006
ISBN 979-709-253-4
234 hal

Buku bertopik Korupsi ini merupakan kumpulan 12 tulisan, utamanya dari kalangan civitas academica STF Driyarkara – Jakarta dan dipersembahkan sebagai kado ulang tahun Romo Franz Magnis Suseno yang ke 70.

Dalam buku ini pemahaman korupsi tidak hanya dimaksudkan sebagai korupsi berbentuk uang atau harta material namun korupsi dipahami sebagai sebuah proses “pembusukan” termasuk proses pembusukan dalam berbahasa maupun dalam berpikir. Beberapa penulis dalam buku ini mengkritisi kehidupan yang dicengkeram oleh kapitalisme menimbulkan dampak negatif berupa; (1) berkembangnya individualisme (2) berkembangnya budaya hidup instant dan konsumtif (3) orientasi ke arah material/uang (4) teknologi yang konsumtif dan rakus (5) lunturnya kontrol sosial (6) alienasi (7) hilangnya spiritualisme masyarakat. Dari sisi kultur lokal di Indonesia, budaya “rikuh pekewuh” mpak negatif dengan munculnya budaya permisif terhadap perilaku korupsi. Demikian pola penggunaan bahasa yang cenderung “lunak” atau diperhalus disadari atau tidak menimbulkan dampak seolah-olah korupsi sebagai sesuatu penyimpangan yang bisa diterima, misalnya korupsi diganti penyimpangan prosedur atau penyalahgunaan wewenang dan lain-lain. Dengan kondisi melemahnya nilai dalam masyarakat, kehidupan yang konsumtif dan kontrol sosial sangat longgar maka tidak mengherankan bila korupsi merajalela, baik korupsi yang terkait dengan materi maupun korupsi dengan manipulasi informasi dst.

Dalam buku ini beberapa penulis juga memberikan solusi salah satunya melalui penanaman nilai-nilai kehidupan kepada manusia seperti ide eksistensialisme Kierkegaard, flsafat Lao Tze dari Cina, Hermeneutika Mc Lean dll. Solusi yang ditawarkan dalam hal ini lebih banyak terkait dengan penanaman nilai-nilai itu sendiri karena memang hal inilah yang menjadi titik konsentrasi dari para penulis yang berbackground filsafat. Seperti kata istilah” Korupsi itu muncul dari pikiran, maka agar untuk mencegah korupsi, pola pikir itu sendiri yang harus lebih dulu dibenahi”

Secara umum buku ini cukup menarik, walaupun dalam buku ini -- untuk orang awam --seringkali ditemukan istilah atau bahasa filsafat yang memerlukan sedikit waktu untuk mengunyah dan memahaminya.

Saturday, May 22, 2010

Primbon Almanak 1900-2005

Primbon Almanak 1900-2005
Putri Wong Kam Fu
November 2005,
481 halaman

Buku Primbon ini menjabarkan empat ilmu perbintangan yang telah dikenal manusia secara berabad-abad yakni ilmu perbintangan Astrologi, Tarikh Tionghoa, Tarikh Hijriyah dan Ilmu perbintangan Jawa. Dengan mendasarkan pada ilmu perbintangan tersebut, buku ini membahas beberapa karakter dasar manusia seperti watak perilaku, kondisi ekonomi secara umum, kondisi kesehatan, jodoh dll.

Karena sifatnya menggabungkan beberapa ilmu perbintangan, maka pembahasan yang ada didalamnya relatif umum. 350 halaman dalam buku ini lebih berupa tabel tanggal masehi yang dan konversinya ke tarikh Tionghoa, tarikh Hijriyah dan Tarikh Jawa. Untuk yang mau menggunakan buku ini sebagai ilmu untuk menentukan “hari baik” untuk pernikahan, pindah rumah dll, masih memerlukan referensi dasar dari buku lain.

Terkait ramalan watak dalam buku ini, saya pribadi menyikapinya tidak dengan 100 persen setuju. Ramalan karakter yang bersifat positif, saya gunakan untuk memotivasi diri dan kita kembangkan terus. Sedangkan ramalan yang bersifat negatif seperti sifat buruk yang diramalkan pada diri kita perlu kita temukenali untuk kita eliminir sebisa mungkin.

Sunday, May 16, 2010

Me talk pretty one day

Me talk pretty one day
David Sedaris
Transmedia Pustaka, Jakarta 2007
ISBN 978-979-799-035-0
342 hal

Dalam buku ini David Sedaris dengan nada komedi bercerita tentang ironi yang terjadi di negeri Paman Sam. Beberapa ironi itu antara lain:
•Masih adanya dominasi orangtua yang memaksakan anak harus membentuk grup musik jazz, sementara skill dan minat anak-anak terbatas.
•Sikap hidup yang scientific minded untuk hal-hal yang sebenarnya sepele.
•Sebagian seni-seni modern sebenarnya hanya kumpulan sampah. Dimanakah arti seni itu sendiri?
•Binatang sebagai penghibur dan teman yang terkadang muncul cinta kepada binatang itu melebihi cinta terhadap anak.
•Sikap kapitalisme yang mengukur segala sesuatu dari nilai uang
•Sikap aroganisme yang menganggap rendah pihak lain dll

Dalam beberapa artikel, cerita David Sedaris ini mengalir enak dan mudah dicerna. Namun terdapat artikel-artikel tertentu yang perlu direnungkan untuk ditangkap maknanya. Hal ini mungkin terjadi karena faktor penterjemahan dari Bahasa Inggris di buku asli ke Bahasa Indonesia di buku ini. Faktor lain yang berpengaruh mungkin gaya komedi Sedaris ini, mungkin beda dengan bahasa komedi saya sehingga saya perlu banyak waktu untuk mengunyahnya terlebih dulu...

Pemetaan Partisipatif;

Pemetaan Partisipatif; Pembelajaran dari Proyek FORMACS
Edy Marbyanto (editor)
CARE international Indonesia – CIDA, Jakarta 2004
59 halaman

Buku ini merupakan hasil kristalisasi pengalaman Tim Pemetaan Partisipatif Proyek FORMACS – CARE di Kab. Nunukan – Kaltim. Secara garis besar, isi buku ini antara lain berupa:
•Konsep pemetaan partisipatif (sejarah, ciri-ciri dan aspek legal pemetaan partisipatif)
•Pengalaman penerapan pemetaan partisipatif (kondisi sosio ekonomi masyarakat dampingan, tahapan proses fasilitasi pemetaan, metode dan peralatan yang digunakan dalam pemetaan partisipatif, Hasil pemetaan di lapangan
•Resolusi konflik dalam pemetaan partisipatif (pengertian konflik, potensi konflik di lapangan, fasilitasi resolusi konflik, hasil fasilitasi resolusi konflik, faktor pendukung dan penghambat dalam resolusi konflik)
•Pembelajaran/lesson learnt dari kegiatan pemetaan partisipatif (bagi masyarakat dan pemerintah).

Sebagai sebuah kristalisasi pengalaman lapangan, buku ini lebih dimaksudkan sebagai referensi umum bagi para pihak yang ingin mengetahui dan belajar tentang pemetaan partisipatif. Pengalaman proyek FORMACS yang mampu bersinergi dengan Pemkab Nunukan dalam mengembangkan kegiatan Pemetaan Partisipatif ini juga menjadi salah satu hal yang menariuk untuk diperdalam. Demikian pula adanya mekanisme resolusi konflik tata batas yang melibatkan struktur adat merupakan salah satu alternatif dan unik yang bisa jadi bisa lebih efektif daripada resolusi konflik melalui jalur formal dan pengadilan.

Panduan Sederhana Pemetaan oleh Masyarakat

Panduan Sederhana Pemetaan oleh Masyarakat
Hery Romadan
Lembaga Pengembangan Lingkungan dan Sumberdaya Manusia (PLASMA)
Samarinda, 2000
ISBN 979-96133-1-0
60 halaman

Kegiatan pemetaan partisipatif di Indonesia mulai merebak tahun 1990-an. Salah satu pengembang yang aktif dalam kegiatan pemetaan tersebut adalah LSM-LSM yang mendampingi masyarakat dalam memperjuangkan akses masyarakat terhadap Sumberdaya alam di lingkungannya. Hery Romadan dari LSM Plasma di Samarinda berbekal pengalaman di lapangan berusaha mengendapkan pengalaman melakukan pemetaan dalam bentuk buku panduan sederhana.
Buku Panduan ini secara umum terdiri dari beberapa bagian yakni:
1.Pengantar (pengertian peta, manfaat, bagian-bagian peta, cara-cara dalam memetakan wilayah)
2. Langkah-langkah dalam melakukan pemetaan (Penentuan Tujuan, Penentuan obyek penting, pembuatan peta sketsa, plotting peta sketsa vs peta dasar, Survai lapangan, pengumpulan data GPS di lapangan.
3.Menggambar peta atau memindahkan data lapangan ke atas peta
4.Pengalaman kasus pemetaan di desa Lotaq – Kab. Kutai Barat

Menurut saya, secara umum buku ini cukup sederhana dan bisa dijadikan referensi bagi para pemula untuk melakukan pemetaan. Meski demikian, untuk orang yang awam sama sekali di bidang pemetaan, diperlukan adanya suatu proses training terlebih dulu agar benar-benar bisa menngunakan peralatan2 yang dibutuhkan seperti kompas, GPS dll. Sebagai sebuah pendokumentasian pengalaman, buku ini layak dihargai karena buku ini telah menunjukkan LSM-pun bisa mendokumentasikan pengalaman dengan baik. Hal ini setidaknya bisa menjadi langkah awal menggiatkan penulisan di dunia LSM dan mengubah anggapan LSM sebagai Lembaga Suka Meeting menjadi Lembaga Suka Menulis ....

Drawing on local knowledge

Drawing on local knowledge; a community mapping training manual
Frank Momberg, Kristianus Atok, Martua Sirait
Ford Foundation, WWF Indonesia Programme, Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih
1996
68 halaman

Dalam buku manual pelatihan ini, hal yang dibahas antara lain meliputi:
1.Pemetaan partisipatif dalam konteks Indonesia
2.Manfaat pemetaan partisipatif dan pendekatan partisipatif dalam pemetaan
3.Langkah dalam Pemetaan:
•Memilih sumber peta
•Kunjungan sosialisasi awal ke desa untuk menjelaskan rencana awal pemetaaan dll
•Lokalatih pemetaan partisipatif (pengertian dan manfaat peta, cara membaca peta, persiapan dan verifikasi peta dasar, pemetaan di lapangan dengan kompas dan GPS, Pengolahan data, mengukur luas wilayah, pembuatan peta tiga dimensi)
•Musyawarah Desa untuk verifikasi hasil pemetaan
•Analisis Data Spasial (kasus Kayan mentarang)
•Inventarisasi sumberdaya alam secara partisipatif untuk Hasil Hutan Non Kayu
4.Contoh kasus penerapan pemetaan partisipatif di TN Kayan Mentarang - Kaltim, SFDP Sanggau – Kalbar, TN Kerinci Seblat – Sumatra, TN Bunaken – Sulut dll

Secara umum buku ini cukup lengkap sebagai referensi buat para pemula kegiatan pemetaan partisipatif. Gambar dan contoh yang ada didalamnya akan sangat membantu para pembaca dalam membayangkan proses detailnya.

Pemetaan Kampung;

Pemetaan Kampung; Panduan Singkat untuk pemetaan tanah adat oleh masyarakat
Longgena Ginting
Yayasan PLASMA, Samarinda 1996
19 halaman

Makalah ini merupakan salah satu makalah yang dipresentasikan dalam Kegiatan Lokakarya dan Latihan Kerja Pemetaan di Matalivaq 15-24 November 1996.
Hal yang dikupas dalam makalah ini antara lain;
•Pengertian peta, Alasan membuat peta,
•Bagaimana membaca peta (bagian-bagian peta)
•Jenis peta dan Cara membuatnya (Peta diskusi, peta sketsa, peta survai, peta dasar)
•Teknik penggunaan kompas sebagai alat pemetaan
•Langkah-langkah menyusun peta

Makalah yang disusun ini cukup sederhana dan mudah dipahami. Teknologi kompas yang digunakan dalam pemetaannya juga sederhana. Mungkin untuk saat ini, teknologi kompas ini sudah mulai tergusur oleh teknologi GPS yang lebih mudah dalam pengambilan data di lapangan dan analisis data. Meski teknologi GPS ini memunculkan adanya ketergantungan masyarakat dari sisi alat dan software yang cukup mahal dan butuh ketrampilan yang advance yang sangat jarang dimiliki oleh masyarakat desa.