Monday, January 23, 2023

The Science and Miracle of Zona Ikhlas; Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati


 

The Science and Miracle of Zona Ikhlas; Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati

Penulis Erbe Sentanu

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Jakarta, 2009

ISBN 978 979 27 4518 4

492 halaman

 

Buku ini merupakan bagian dari seri buku Quantum Ikhlas dari Erbe Sentanu.  Buku ini nampaknya merupakan buku seri kedua dari Quantum Ikhlas. Buku Pertama nampaknya berjudul Quantum Ikhlas; Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati.

Bagian Pertama Buku ini berisi Penjelasan Ilmiah tentang Zona Ikhlas dari dengan menggunakan pendekatan psikologi, spiritual  maupun fisika kuantum. Jujur saja, saya yang berback ground edukasi lain terpaksa harus pelan-pelan mengunyah dan menelan bagian pertama ini. Poin-poin penting bagian ini adalah:

  1. Rasa yang tidak pernah puas mengakibatkan seseorang tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Rasa tidak pernah puas ini lama kelamaan akan menjadi penyakit hati yang menimbulkan stress, depresi dan penyakit kejiwaan lainnya.
  2. Persoalan hidup manusia tidak semuanya bsa dipecahkan dengan logika. Ada banyak hal kebahagiaan hanya bisa dicapai melalui pendekatan olah rasa, spiritual  dan ketenangan hati.
  3. Secara scientific, Zona Ikhlas itu ada. Ketika seseorang yang berhati bersih, pikiran positif dengan penuh kesungguhan melantunkan doa-doa, itu akan menjadi sebuah energi yang bisa menggerakkan perubahan. Oleh karenanya berpikirlah positif karena itu akan menjadi dasar kearah mana energi akan bergerak. Hindarrilah berpikir negative karena itu akan menggiring energi dan langkahmu kea rah yang negative pula. Mukjizat merupakan salah satu produk dari kekuatan doa dan hati yang brsih.
  4. Berbicara keikhlasan, anda jangan bicara bahwa Tuhan akan menuruti semua permintaan anda. Konsep Ikhlas adalah lakukan hal yang terbaik, dan siap menerima apapun hasil akhir dengan lapang dada. Ingat !!!  ada doa yang langsung dikabulkan Tuhan. Namun adapula doa yang tidak langsung dikabulkan (ditunda waktunya) oleh Tuhan dan ada pula doa yang tidak dikabulkan karena Tuhan akan menggantinya dengan yang lebih baik.
  5. Untuk menumbuhkan jiwa ikhlas ada berbagai cara lelaku yang perlu dilatih sehingga hati kita mempunyai sensitivitas untuk berkomunikasi dengan semesta. Setiap orang mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam membuka pintu komunikasi semesta tersebut. Salah satu cara untuk melatih jiwa ikhlas tersebut adalah dengan cara belajar mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita serta menjauhkan diri dari sikap sombong.

 

Pada Bagian Kedua buku ini berisi tentang berbagai pengalaman-pengalaman  peserta pelatihan yang diselenggarakan Katahati Institute terkait dengan “mukjizat” atau doa-doa mereka yang terkabul oleh Tuhan. Ada pengalaman yang terkait perbaikan aspek finansial, kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan relasi dengan orang lain dan aspek spiritual lainnya.

Buku ini ditulis dengan mengarah pada nilai-nilai universal dan tidak mengarah ke agama tertentu saja, meski tidak bisa dipungkiri bahwa nilai-nilai Islam cukup kental di dalamnya (mungkin ini pengaruh subyektif dari penulis yang beragama Islam). Buku ini juga dilengkapi dengan CD tentang Pengantar tentang Quantum Ikhlas. Seri buku Quantum Ikhlas sendiri juga dilengkapi dengan beberapa CD yang berisi music untuk pengantar meditasi. Beberapa seri seperti Syukurmatic Digital Prayers dan Alphamatic Digital Prayer yang masing-maisng berdurasi selama 20 menit juga tersedia di Google Play Store. Harganya masing-masing sekitar Rp. 63,000 an (include pajak).

Salah satu hal yang belum saya temukan secara jelas dalam buku ini adalah pedoman lelaku untuk membuka pintu  komunikasi dengan semesta untuk menuju zona Ikhlas. Mungkin materi ini sengaja tidak dituliskan karena penyampaiannya hanya bisa dilakukan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung seperti Mind Focus, Heart Focus dan Soul Focus yang diselenggarakan oleh Katahati Institute.

Buku ini sangat bagus dan saya rekomendasikan untuk dibaca oleh  kawan-kawan yang selama ini selalu merasa galau, selalu merasa gagal, over thinking dan diliputi kegelisahan batin lainnya.

 

 

 

 

 

Monday, January 09, 2023

ATHEIS

 



ATHEIS

Karya: Achdiat Karta Mihardja

Penerbit Balai Pustaka

Jakarta 1990 (cetakan sebelas)

ISBN 979-407-185-4

232 halaman

 

Buku ini terbit pertama kali tahun 1949, dengan setting masyarakat Indonesia di kota Bandung awal permulaan abad 20 hingga jaman penjajahan Jepang yang ditandai dengan pergeseran gaya hidup tradisional ke gaya hidup modern. Buku Atheis  yang saya baca, merupakan buku digital yang tidak terlalu rapi lay-outnya.

Alkisah, Hasan merupakan seorang  pemuda terpelajar dari keluarga bangsawan Sunda yang relijius. Di saat remaja, Hasan jatuh hati kepada Rukmini, seorang remaja anak orang biasa. Namun cintanya tidak berjalan mulus karena keluarga Hasan menginginkan Hasan kelak mendapatkan istri dari keluarga bangsawan. Sedangkan keluarga Rukmini mengharapkan Rukmini mendapatkan suami dari kalangan orang biasa. Untuk mengobati kegundahan hatinya dan mendapatkan ketenangan batin, Hasan tertarik mengikuti ajaran orang tua untuk mendalami ilmu agama Islam dan tarekat yang merujuk pada amalan dari Syekh Abdul Qadir Djaelani.

Setelah lulus Sekolah Menengah, Hasan kemudian bekerja untuk kantor jawatan air di Kota Bandung (seperti PDAM jaman sekarang). Ketika menjalankan pekerjaannya, Hasan bertemu dengan Rusli seorang teman SD-nya yang dulu terkenal bandel dan sekarang sudah menjadi tokoh pergerakan komunis.  Melalui Rusli, Hasan berkenalan dengan Kartini yang merupakan janda muda simpatisan komunis. Kartini bergabung dengan Rusli karena merasa mendapatkan perlindungan dari mantan suaminya yang feodalis dan suka melakukan kekerasan terhadapnya.

Pertemuan Hasan dengan Rusli terus berlanjut dan Hasan sering mengikuti diskusi-diskusi yang diselenggarakan oleh Rusli dan kelompoknya. Demikian pula pertemuan Hasan dengan Kartini juga semakin intens dilakukan, karena Hasan terpesona dengan penampilan Kartini yang mirip dengan Rukmini, cinta pertamanya. Diskusi yang sering dilakukan, membuat pendirian Hasan lama-kelamaan menjadi goyah. Ajaran agama mulai ditinggalkan dan lebih banyak mendekatkan diri  pada kehidupan duniawi semata. Puncak kegoyahan iman Hasan terjadi ketika dia berdebat dengan ayahnya tentang ajaran agama. Hasan merasa ajaran agama tidak mampu memecahkan persoalan-persoalan dunia sehingga dia menjadi Atheis. Hasan juga nekat menikahi Kartini walaupun keluarga menolaknya. Akhirnya hubungan Hasan yang tinggal di Bandung dengan keluarga ayahnya di kampung menjadi  semakin jauh.

Dalam perjalanan rumah tangganya, Hasan dan Kartini ternyata  tidak menemukan kedamaian. Mereka sering cek cok karena Hasan cemburu dengan Kartini yang lebih mengutamakan kehidupan kelompok politiknya daripada rumahtangganya. Sampai suatu saat mereka cekcok hebat dan Kartini kabur dari rumah. Dalam pelariannya, Kartini dibantu oleh Anwar seorang seniman simpatisan komunis. Namun setelahnya ketahuan bahwa Anwar hanya ingin menjadikan Kartini sebagai tempat pelampiasan nafsu birahinya.

Hasan yang menyesal bertengkar dengan Kartini kemudian mencari Kartini namun tak kunjung bertemu. Muncul berita dari kampung, bahwa ayah Hasan sakit keras karena memendam rasa sedih yang mendalam karena Hasan telah meninggalkan ajaran dari agamanya. Hasan yang segera berkunjung ke ayahnya, menemukan ayahnya yang sakit tak berdaya bahkan dengan halus mengusir Hasan karena telah menyimpang dari ajaran agaman keluarga. Tak lama kemudian Ayahnya meninggal dunia. Meninggalnya ayahanda yang sangat disayanginya serta kepergian Kartini, telah membuat kondisi fisik Hasan menurun dan jatuh sakit terkena penyakit TBC. Hingga suatu saat dia ditangkap Kempetei (polisi Jepang) karena dia tidak mau bersembunyi ketika sedang ada serangan udara tentara Sekutu.  Penderitaan lahir dan batin selama di penjara menghantar Hasan menemui ajalnya.

Mninggalnya Hasan akhirnya sampai ke telinga Kartini. Kartiniun menyesal karena dia sejatinya masih memendam cinta yang teramat dalm kepada Hasan. Kartini menyesal tidak bisa menjadi istri yang baik bagi Hasan. Tapi penyesalan hanya tinggal penyesalan karena nasi telah menjadi bubur….

Buku roman ini enak dibaca. Saya terpesona dengan gaya bahasa dan kosa kata ejaan lama di awal abad 20 an. Imajinasi juga terpancing untuk membayangkan situasi sosial dan budaya yang berkembang saat itu. Achdiat Karta Mihardja selaku penulis buku juga sangat piawai untuk memberikan ilustrasi contoh perdebatan kaum agamis dan kaum komunis yang atheis. Saya pikir hal itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang memang memahami konsep dasar politik komunisme maupun konsep dasar agama. Sebuah kepiawaian yang tidak mengherankan karena selain sosok yang relijius, Achdiat Karta Mihardja merupakan pembelajar filsafat, ahli kebudayaan, wartawan dan juga seorang dosen berkualitas.