Thursday, August 09, 2007

Cinta dibalik sebuah novel....

Ketika tahun akhir 1991 aku bekerja di LSM Bina Swadaya dan ditugaskan untuk mendampingi Kelompok Tani Hutan di daerah Bumiayu dan Larangan- Kab. Brebes. Melalui perantaraan Ibu Fatimah yang akrab kami panggil "Mama", aku berhasil mendapatkan sebuah rumah kos-kosan di daerah Kauman - Bumiayu.
Singkat kata, aku pindah ke rumah kos-kosan itu dengan Mas Budi mitra kerjaku. Di Kauman, ternyata banyak gadis-gadis yang lumayan cantik (setidaknya menurut seleraku..). Karena di rumahku ada mesin ketik, di sore hari banyak anak-anak muda yang sering main di kos-kosanku untuk numpang ngetik proposal kegiatan remaja masjid dll. Salah seorang gadis yang sering ikut ngobrol di kos-kosanku bernama Dewi Setiawati. Dia berambut keriting berombak, kulit kuning, ramah, suka guyon dan cantik (setidaknya menurutku lho)... Dia juga aktif di remaja masjid di kampung itu. Dia merupakan anak ketujuh dan ayah ibunya berprofesio sebagai Kepala sekolah SD dan aktif di organisasi Muhammadiyah.
Di kos-kosanku dia lihat aku punya koleksi kaset dan buku novel. Karena dia suka baca maka dia pinjam bukuku dan akupun meminjam koleksi-koleksi miliknya. Kami saat itu sangat menggemari bukunya Sidney Sheldon. "Witing tresno jalaran soko kulino" atau adanya cinta karena dari terbiasa merupakan proses yang tumbuh dalam hatiku. Dari saling meminjam novel dan kaset, tumbuh perasaanku tertarik padanya. (Kayaknya doi juga punya perasaan yang sama sih he...he...). Sampai suatu saat dia kukirimi surat setengah guyon berupa selembar "Surat Pernyataan Cinta yang lengkap dengan materai" (surat ini masih kudokumentasikan sampai sekarang). Walaupun rumah kami hanya berseberangan dengan jarak 20 meter, surat tadi kukirim via pos kilat. Cilakanya, yang menerima surat itu ibundanya yang terkenal agak streng...Surat itu dibuka oleh ibundanya dan ibundanya cuma geleng-geleng kepala melihat kelakuanku sambil mbatin aku ini serius apa nggak sih dengan surat itu...ha..ha...ha...
Untunglah hati ibundanya sudah luluh dulu dengan tingkahku. Akhirnya setelah beberapa lama ibunda dan Bapaknya menyuruh si Dewi untuk memanggilku guna diinterogasi tentang maksud hatiku yang sebenarnya. Wah pucuk dicinta ulam tiba.... Tak sabar menunggu sore menjelang, bada isya aku ke rumahnya. Disana beliau menanyai maksud hatiku....Kujawab semi cengengesan bahwa aku serius ingin pacaran dan merajut kasih dengan Dewi. Insya Allah nanti kami bisa menjadi pasangan suami istri. Akhirnya beliau berdua merestui... yah akhirnya kami jadi pacaran.....dan berakhirlah musim men-jomblo buatku...

No comments: