Tuesday, August 21, 2007

Istanaku = Kandang Kambing

Setelah kontrak rumah di Kauman - Bumiayu selesai, saya dan mas Budi cari rumah kontrakan di dusun Kalijurang II untuk mendekatkan diri dengan Kelompok Tani yang menjadi dampingan kami. Setelah tanya sana-sini, mas Budi menemukan sebuah rumah kontrakan sederhana dan kami segera ingin menempatinya.
Saat itu aku memberitahu pacarku bahwa kami ingin ngontrak rumah di dusun. Dia tertarik ikut melihat rumah kontrakanku yang baru. Bahkan ibunya dan tetangga-tetangganya ingin mengantar kami boyongan. Dengan menggunakan sebuah mobil colt tua, kami boyongan ke dusun. Kebetulan barang milik kami nggak banyak karena hanya berupa sebuah meja kayu murahan, lemari plastik kecil, tikar plastik, kasur, pakaian dan buku.
Sampai di dusun Kalijurang II, kami langsung menuju rumah kontrakan kami. tapi alangkah terkejutnya kami karena dalam rumah tersebut masih ada beberapa ekor kambing. Rupanya Mas Budi karena buru-buru, lupa memberi tahu pemilik rumah kontrakan baru tentang rencana boyongan rumah kami. Melihat kontrakanku sangat sederhana dan masih berupa kandang kambing, ibu pacarku bilang dengan nada prihatin: "Oalah..cari kontrakan kok ya kandang kambing. apa nggak ada kontrakan yang lebih baik? Sederhana ya sederhana tapi mbok ya yang bersih dan sehat. Mosok kandang kambing kok mau ditempati". Untunglah beberapa tetangga dengan sigap datang membantu membersihkan rumah yang jadi kandang kambing itu. (Pa) Man Rakup, Man Sadi, Man Tamud dll langsung membersihkan rumah kemudian menyiapkan kamar mandi darurat dengan dinding dari daun kelapa di belakang rumah.
Rumah kontrakanku berukuran 4x6 meter, dengan dinding bambu yang bolong-bolong lapuk dimakan usia, lantai tanah, atap genteng tanpa plafon sehingga sering tempias ketika hujan, dengan sebuah jendela bambu ukuran besar seperti jendela warung tradisional di kampung. (Dinding rumah yang bolong-bolong akhirnya kami tutup dengan koran dan poster sehingga dinding rumah menjadi seperti majalah dinding besar). Kamar mandi darurat terletak di belakang rumah dengan ember sebagai tempat airnya. WC-nya berupa "jumblengan" atau lubang yang digali ukuran 2x2 meter yang diberi palang-palang bambu diatasnya sehingga kalau musim hujan, baunya yang "sedap" menyebar kemana-mana. Rumahku berada di bawah rimbunnya pohon bambu. Di samping rumah, ada sebuah sumur tua yang dijadikan tempat mandi dan cuci bersama. (Aku jadi ingat kalau dulu suka godain gadis-gadis desa yang mandi di tempat itu he..he...he..). Tempat itu sering becek di musim hujan karena tanah daerah itu berupa tanah liat (lempung). Sarana di rumah itu berupa meja kayu tua dengan dua buah kursi kayu yang panjang, sebuah lemari kayu untuk pakaian,
sebuah dipan untuk tidur mas Budi dan sebuah balai-balai bambu tempat tidurku.
Kami tidak kesulitan untuk adaptasi dengan lingkungan, walau pada mulanya kikuk ketika harus buang air besar di atas WC "jumblengan" yang luasnya cukup untuk akrobat itu. WC yang hanya berdindingkan daun kelapa yang dianyam setinggi 1 meter dan tanpa atap membuat kami agak ragu buang air karena was-was diintip orang he..he...he...Demikian pula kalau mandi, kami memilih membawa air ke kamar mandi darurat kami karena rikuh atau sungkan bila mandi di sumur terbuka bareng ibu-ibu atau gadis-gadis kampung. Padahal sih mereka cuek-cuek saja.....
Pilihan kami memilih rumah tersebut sebagai kontrakan sangat tepat, karena masyarakat menjadi mudah berhubungan dengan kami. selain itu mereka yang sebagian besar merupakan petani sederhana tidak sungkan berkunjung ke rumah kami karena rumah kami juga sederhana. Hampir tiap hari ada petani yang datang menghantar makanan seperti jagung muda, pepaya, sirsak, dodol, kelapa muda dll. Kalau ada orang punya hajatan, kami juga memperoleh kiriman makanan. Kami ibarat raja di istana kandang kambing itu. Di kala bulan puasa mereka rajin menghantar makanan untuk berbuka puasa. Bahkan di saat menjelang lebaranpun meja kami penuh dengan toples yang berisi makanan dari para petani. Sebuah ketulusan dan budi baik yang tanpa pamrih dari para petani itu...Sebuah nilai yang sudah semakin susah dijumpai pada jaman yang semakin materialis dan individualis saat ini....

No comments: