Wednesday, July 23, 2008

Menanti Tukang Sol Sepatu

Jaman aku kecil, sewaktu SD ketika bersekolah aku biasa "nyeker" alias tidak pake sepatu karena sekolahanku ndeso banget. Bahkan di SMP-pun beberapa kali aku terpaksa nyeker karena sepatu jebol dan orangtuaku belum punya rejeki untuk membelikan sepatu baru untukku.

Karena tuntutan jaman, anakku kini sejak TK bersekolah dengan memakai sepatu. Mungkin karena banyak gerak, dia agak boros sepatu. Sepatunya cepat jebol... Sudah tiga bulan dua pasang sepatu kets (olahraga) anakku jebol. Kami menunggu tukang sol sepatu yang sering lewat depan rumah kami, tapi si tukang sol sepatu tiada kunjung datang. Aku coba berkeliling di daerah Air Hitam dan Air Putih sambil membawa sepatu jebol itu, tapi tiada kunjung sua dengan tukang sol sepatu yang didamba itu.

Aku berpikir mungkin tukang sepatu saat liburan sekolah juga ikut liburan,
karena konon mereka banyak yang berasal dari daerah Sunda (Jawa Barat),
namun aku juga berpikir bahwa tukang sol sepatu mungkin sudah berkurang,
karena mereka sudah dapat pekerjaan lain yang lebih menjanjikan,
alhamdulillah kalau begitu....
Namun aku juga berpikir bahwa jumlah tukang sol sepatu berkurang,
karena mereka terdesak oleh peradaban yang semakin konsumtif,
daripada reparasi sepatu jebol,
orang memilih membeli sepatu baru...
Pasar tradisional yang sering jadi tempat mangkal tukang sol sepatu,
semakin terdesak oleh hadirnya mall dan pertokoan modern,
terdesak oleh budaya konsumerisme global..
sanggupkah si tukang sol sepatu menghadapi semua itu????

No comments: