Monday, September 08, 2008

Ibuku dan anakku

Tadi malam habis shalat tarawih, aku sempatkan telpon ibuku yang ada di pelosok desa di kaki gunung Merapi Jawa Tengah. Rencana menelpon ini sudah kusiapkan sejak beberapa hari sebelumnya karena tertunda lupa ataupun sinyal hp yang kurang bagus.

Setelah ngobrol basa-basi sebentar dengan kakakku yang pegang hp, hpnya kemudian dioper ke ibuku. Ibuku sangat gembira menerima teeponku karena sudah sekitar 2-3 minggu aku tidak nelpon beliau. Kalau aku lama tidak menelpon beliau, biasanya beliau akan merasa kuatir jangan-jangan aku dan keluargaku di samarinda sedang repot atau tertimpa sesuatu musibah. Ibuku cerita bahwa di kampungku panen padi sedang gagal...hasil panen nggak mencukupi untuk upah potong padi...padahal sebentar lagi lebaran tiba dan banyak sanak famili yang mau punya hajatan. Tai ibuku tidak patah semangat, beliau bertekad untuk tetap merayakan lebaran walau dengan cara yang sangat bersahaja,......

Dari suaranya, aku menangkap rasa kecewa ibuku ketika kuberitahu bahwa aku sekeluarga mungkin belum bisa berlebaran di kampung karena harga tiket Balikpapan - joga sangat mahal yakni mendekati 2 juta per kepala per sekali jalan. Kalo untuk aku, istri dan anakku pulang pergi berarti dibutuhkan biaya sekitar 11 juta untuk tiket... wah mahal banget. Tapi akhirnya ibuku bisa mengerti keadaanku itu, karena memang ada beberapa kebutuhan yang lebih mendesak untuk didahulukan...

Aku memahami kekecewaan ibuku karena ibuku sangat menyayangi dan kangen dengan anakku dan istriku... Kalao aku telpon, ibuku selalu mencari2 dan ingin ngobrol dengan anak dan istriku. Untunglah anak dan istriku cukup hormat pada ibuku....aku sangat bahagia bila ibuku gembira ketika diajak ngobrol oleh anak dan sitriku, waau hanya obrolan say hello saja... bahkan ibuku di kampung sering meluapkan kebanggaannya, dengan menginformasikan ke saudara2ku bahwa si Dudi habis nelpon beliau dan minta dikirimi ini dan itu.... atau si Dudi habis kirim surat untuk simbah dan didalamnya ada foto-foto Dudi....Aku menyadari bahwa aku tidak bisa membalas jasa-jasa ibuku yang penuh kasih terhadapku...Oleh karenanya aku hanya berharap di sisa kehidupan ibuku yang sudah berumur 76 tahun, aku, istri dan anakku senantiasa bisa memberikan senyum kebanggaan dan berbagi kebahagiaan dengan ibuku.. Aku tidak bisa memberikan harta yang melimpah, tapi aku berharap tetap bisa melakukan sesuatu untuk membahagiakan ibuku....

No comments: