Tuesday, September 09, 2008

Sepatu-ku....

Ketika aku kecil, seingatku sepatu yang pertama kumiliki dalah sepatu Bata warna hitam yang berbahan karet dan di bagian alasnya ada relief kecil bermotif berbagai jenis telapak kaki satwa. Karena bahannya karet, sepatu itu terasa panas kalau dipakai di saat terik mentari. Untunglah saat kecil aku jarang pake sepatu karena saat sekolah di SD, aku dan kawan-kawanku cukup "nyeker" alias telanjang kaki saja. Karena jarang dipakai maka sepatu itu awet banget sampai terpaksa diberikan orang karena kekecilan.
Ketika SMP, aku bersekolah dengan bersepatu secara rutin (seingatku di SMP aku sempat nyeker 2-3 kali karena sepatuku jebol). Sepatu pertamaku di SMP adalah sepatu beludru warna hitam model sepatu kungfunya Bruce Lee. Karena sepatu itu agak kegedean maka di bagian ujung depan sepatu diganjal pakai potongan kain bekas. Di SMP ini aku jarang punya sepatu serep (cadangan). Sepatu itu dipakai untuk upacara, olahraga termasuk jalan kaki 2 km dari rumah ke sekolah setiap paginya karena aku pagi hari jalan kaki ke sekolah. Karena nggak punya cadangan dan kualitas sepatunya nggak terlalu bagus, aku setiap 3 bulan harus ganti sepatu karena sepatu lamaku jebol. Hal ini berlangsung sampai SMA. Di SMA mulai kenal sepatu "Warrior" yang sampai mata kaki. Harganya agak murah, enak dipakai dan agak nge-trend saat itu. Terkadang aku juga pake sepatu kulit jatah kantor milik kakakku yang kerja sebagai sipir penjara. Tapi karena sepatu kulit itu kegedean, aku jarang pake sepatu kulit itu. Sepatu warrior inilah sepatu termewah bagiku, karena harga sepatu bermerk macam Fila, Nike, Lotto, Diadora dll terasa jauh di luar kemampuan keuangan ayah ibuku. Di sekolahku SMA, kawan2 yang pake sepatu bermerk juga bisa dihitung dengan jari alias sedikit banget.
Ketika kuliahpun, aku masih pake sepatu2 murahan. Sepatuku yang paling mewah adalah sepatu tenis merk Eagle seharga Rp. 18.000,- di tahun 1989-an. akupun sering merasa menyesal beli sepatu itu, karena untuk beli sepatu itu, ayah ibuku harus pontang panting ngumpulin duit....
Ketika aku sudah kerja, sepatu yang kusukai masih yang murah dan awet. Aku menyukai merk Gats, Scorpion, Pakalolo yang kayaknya merk2 dalam negeri. Terkadang kalo pas jalan di mall dan lihat sepatu bermerk, aku tergoda untuk beli tapi alhamdulillah aku lalu ingat lagi perjuangan bapak ibuku dalam mengumpulkan sesuap nasi. Semoga kesederhanaan bapak ibuku senantiasa memberikan inspirasi bagiku untuk tidak bersikap boros....

No comments: