Thursday, January 01, 2009

Campur - Janthilan

Ketika aku masih kecil, upacara perayaan hari besar nasional seperti 17 agustus, sumpah pemuda dll dirayakan dengan tampilnya rombongan kesenian daerah di upacara tersebut. Setelah upacara bendera selesai, biasanya dilanjutkan dengan tampilnya grup kesenian tersebut untuk mempertontonkan atraksi kebolehannya.

Salah satu seni tradisional yang dipertontonkan adalah tari "Campur", yang merupakan tari perang mirip Janthilan atau kuda lumping. Tari Campur ini biasanya ditarikan oleh sekitar 30 orang laki-laki dan tampil dengan berbaris berpasangan 2 orang dan diiringi dengan gamelan dan bedug. Seingatku selain barongan (mirip barongsay), ada badut bertopeng yang bernama "Penthol" (berhidung mancung) dan "Tembem" (hidung pesek dan pipi tembem). Selain itu terdapat "Bugis kembar", Batak, Manuk beri (pasukan burung), pasukan Toya, pasukan pemukul bende (gamelan perang) dll. Kalau melihat nama-nama unsur pasukannya, sangat dimungkinkan tari campur ini dibuat setelah kemerdekaan dan digunakan untuk melambangkan kesatuan bangsa kita. Makanya ada istilah Bugis kembar, Batak, Barongan yang diadopsi dari Barongsay dari Cina dll. Sayang budaya daerah seperti ini nasibnya sering kurang perhatian dari pemerintah dan tergerus oleh budaya populer televisi yang seringkali sangat instan dan berorientasi pasar semata...

No comments: