Sunday, September 19, 2010

GERHANA KEMBAR

GERHANA KEMBAR
Clara NG
PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 2007
ISBN 979-22-3407-1
368 hal

Novel ini bercerita tentang kehidupan kehidupan Lendy seorang editor kenamaan, dengan ibunya yang bernama Eliza dan Oma Diana.

Saat Diana sedang menderita sakit akut karena usianya yang sudah renta, Lendy menemukan naskah novel yang merupakan kisah perjalanan hidup sang Oma. Dari naskah itu Lendy mengetahui bahwa Sang Oma dulu menikah tanpa perasaan cinta dengan Opa Erwin. Sang Oma sejak muda malah merasakan cinta sejati-nya pada sesama perempuan yakni Oma Henrietta Selene. Oma Diana dan Oma Selene saling mencintai namun terhalang perkawinan Oma dan Opa, sampai akhirnya Oma Selene menjauhkan diri ke Perancis. Dalam naskah tersebut, Lendy juga baru tahu bahwa dia adalah seorang anak yang lahir di luar perkawinan saat mama Eliza masih sekolah SLTA.

Dengan melihat penderitaan Oma Diana di akhir hayatnya, Lendy dan mama Eliza berusaha mempertemukan Oma Diana dengan Oma Selene. Akhirnya Oma Selene bersedia pulang ke Indonesia untuk menemui Oma Diana. Sebuah pertemuan indah di akhir hayat Oma Diana.

Novel ini secara umum datar-datar saja dan tidak ada kejutan-kejutan dengan kalimat yang relative encer. Bagi para pembaca novel yang menyukai nilai kehidupan, anda harus bersiap untuk kecewa karena tidak banyak makna kehidupan yang bisa ditarik dari novel pop ini…..

Monday, September 13, 2010

CINTA DIDALAM GELAS

CINTA DIDALAM GELAS
Andrea Hirata
Penerbit Bentang – Yogyakarta 2010
ISBN 978-602-8811-09-5
Hal 270

Buku ini merupakan buku kedua atau sambungan dari Padang Bulan.. Dalam novel ini diceritakan budaya masyarakat di Belitong yang suka nongkrong di warung kopi sambil minum kopi, membual, mengkritik dan main catur, Budaya nongkrong ini mungkin sebagai media rekreasi setelah lelah bekerja seharian sambil sekaligus mencari inspirasi untuk menemukan lading tambang yang baru…

Dengan setting warung kopi ini, dilanjutkan kisah perjuangan Enong yang sudah berumahtangga namun mengalami penindasan dari suaminya. Enong berniat membalas dendam perlakuan suaminya yang jagoan catur dengan pertempuran di papan catur. Kembali Enong menunnjukkan perjuangan kerasnya dalam belajar catur yang selama ini di masyarakat merupakan budaya patriarchal. Dengan kerja keras, keteguhan hati Enong dan kerjasama serta dukungan dari Ikal, detektif M Nur, nona Nichnokha, Alvin, Preman kontet dan orang-orang di sekitar Enong, perjuangan Enong untuk membalas dendam tidaklah sia-sia.

Dwilogi Padang Bulan dan Cinta didalam gelas ini sarat dengan humor dan juga seting budaya melayu. Penggunaan kalimat juga cukup kuat dengan banyaknya metafora yang artistic. Kalau bisa dianggap kekurangan adalah dwilogi ini miskin ajaran nilai kehidupan, Ini setidaknya kalau kubandiungkan dengan cerita tetralogi novel laskar pelangi……

PADANG BULAN

PADANG BULAN
Andrea Hirata
Penerbit Bentang – Yogyakarta 2010
ISBN 978-602-8811-09-5
Hal 254


Novel ini merupakan lanjutan dari tetralogi: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov.

Dalam novel ini dikisahkan perjuangan Enong --seorang anak yatim dari keluarga miskin-- yang berkeinginan kuat untuk belajar bahasa Inggris. Kematian sang ayah membuat Enong merelakan diri untuk bekerja menjadi pendulang timah demi mendapatkan sesuap nasi buat keluarganya.. Demi sesuap nasi Enong berjuang termasuk berjuang melawan kultur budaya karena pekerjaan pendulang timah tradisional itu sendiri selama ini identik dengan pekerjaan kasar buat kaum laki-laki.. Perjuangan untuk mengembangkan diri juga terus dilakukan dengan belajar bahasa Inggris secara autodidak Sacrifice—honesty – freedom merupakan mantra sakti yang menyemangati perjuangan Enong.

Dalam buku ini juga dikisahkan kekonyolan percintaan Ikal dengan A Ling yang tidak direstui ayah Ikal. A Ling yang menghilang membuat Ikal senewen dan patah hati apalagi ada isu A Ling akan dinikahkan dengan pria lain yang tampan, gagah dan smart. Ikal dibantu detektuif M. Nur berusaha mendapatkan cinta kasih A Ling yang hilang, namun dia selalu kalah dengan si pria tampan itu. Kegagalan demi kegagalan tidak menyurutkan langkah Ikal. Sampai suatu saat ketika Ikal hampir minggat ke Jakarta, muncullah A Ling yang ngamuk dengan rencana kepergian itu. Akhirnya novel ini ditutup dengan happy ending dimana dijelaskan bahwa selama ini A Ling menghilang untuk menjalankan misi “makcomblang” atau perjodohan tradisional yang harus dilakukan secara rahasia…

Thursday, September 02, 2010

NEGERI 5 MENARA

NEGERI 5 MENARA
Ahmad Fuadi
PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2009
ISBN 978-979-22-4861-6
423 halaman

Buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup Alif Fikri, seorang anak Minang dari keluarga sederhana yang atas amanah bundanya masuk menempuh pendidikan di Pondok Madani atau Pondok Pesantren Modern Gontor – Jawa Timur yang terkenal itu. Di Pondok Madani dia berkarib dengan Said yang keturunan Arab, Raja yang anak Batak, Atang yang dari Sunda, Dulmajid yang keturunan Madura dan Baso keturunan Bugis. Sebuah persahabatan yang penuh kesetiakawanan dan kebersamaan terjalin di pondok itu, tanpa melihat latar belakang suku, daerah maupun kondisi sosial ekonomi. Mereka mempunyai kelebihan/bakat masing-masing dan dengan perkariban itu mereka menjadi sebuah sinergi yang saling mengisi dan saling membantu. Anak-anak tersebut biasa berkumpul untuk ngobrol di bawah menara masjid sehingga mereka menyebut diri Sahibul Menara.

Dari sisi alur cerita buku ini mirip Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Banyak mutiara kehidupan yang bisa digali dari novel ini yang berangkat dari pengalaman nyata proses pendidikan karakter di lingkungan pondok. Beberapa mutiara kehidupan itu antara lain adanya indoktrinasi nilai-nilai luhur seperti:
• Man Jadda Wajada yang berarti barang siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil. Konsep nilai ini ditanamkan sejak awal sehingga akan melahirkan anak didik yang mempunyai semangat bekerja keras.
• I’timad ‘ala nafsi yaitu bergantung pada diri sendiri, jangan bergantung pada orang lain. Cukuplah Tuhan yang menjadi anutanmu. Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju.
• Man shabara zhafira, Barang siapa bersabar maka dia akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di hari esok dan tetaplah fokus pada tujuan akhir untuk menemukan jati diri.
• I’malu fauqa ma’amilu, Budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, tekad, upaya dan lain-lainnya maka kita akan sukses.
• Percaya dirilah, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena faktor luar. Kitalah yang berkuasa terhadap diri kita sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Jadilah master dan penguasa hati kita sendiri. Hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati orang yang sukses.
• Sejarah adalah bukan seni bernostalgia. Sejarah adalah pelajaran yang bisa kita tarik ke masa sekarang untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
• Bacalah Quran dan hadits dengan mata hati kita. Resapi dan lihatlah mereka secara menyeluruh, saling berkait menjadi pelita kehidupan kita.
• Pasang niat kuat, berusaha keras dan berdoa khusyuk, lambat laun apa yang kalian perjuangkan akan berhasil. Itulah sunnatullah – hukum Tuhan.
• Birrul Walidain yaitu berbaktilah pada orangtuamu. Mereka berdua adalah tempat pengabdian penting bagi kita di dunia. Jangan pernah menyebutkan kata kasar yang menyebabkan mereka berduka. Selama mereka tidak membawa kepada kekafiran, wajib bagi kita untuk patuh.
• Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kitalah yang harus berubah.Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan.
• Barang siapa menuntut ilmu dengan niat ikhlas, dia akan mendapat kehormatan sebagai mujahid Allah. Bahkan kalau dia mati ketika menuntut ilmu maka akan diganjar dengan gelar syahid.
• Berikan yang terbaik. Setelah segala usaha sempurna, berdoa dan tawakallah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan selebihnya kepada Tuhan, ikhlaskan keputusan kepada-Nya . Dengan cara itu kita tidak akan pernah stres. Stress hanya menjadi milik orang yang belum berusaha dan tawakal.
• Man thalabal ‘ula sahiral layali yakni siapa ingin mendapatkan kemuliaan maka bekerjalah sampai jauh malam.
• Ballighul anni walau aayah, sampaikan sesuatu dariku walau hanya satu ayat.
• Ikatlah ilmu dengan mencatatnya. Proses mencatat itulah yang akan mematri kosa kata baru di kepala kita.
• Proses belajar mengajar akan berjalan efektif bila gurunya ikhlas mendidik dan sang murid juga ikhlas untuk dididik. Keikhlasan adalah pakta suci yang tidak didasari pamrih dan imbalan tertentu, dan semuanya hanya berorientasi pada ridho Allah. Keikhlasan merupakan obat untuk merawat hati dan menguatkan raga.
• Kullukum ra’in wakullukum masulun an raiyatihi yakni setiap orang adalah pemimpin dan setiap orang bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya.
• Inti hidup ini adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, doa dan tawakal. Ikhlaskanlah semuanya sehingga kita tidak ada kepentingan lain selain ibadah.
• Jangan puas menjadi pegawai, tapi jadilah orang yang punya pegawai.
• Orang yang berilmu dan beradab tidak akan tinggal di kampung halaman. Tinggalkan ngerimu dan merantaulah kenegeri orang (Imam Syafi’i)
• Setiap orang harus berani bermimpi karena mimpi itulah yang akan menuntun kita untuk menggapai tujuan hidup.

Dari sisi ilmu pendidikan, novel ini menyodorkan metode pendidikan alternatif yang penuh dengan pendidikan karakter untuk menumbuhkan sikap kreatif, percaya diri, jujur, penuh setia kawan, profesional, mandiri, semangat kerja keras, disiplin, sportif, sabar, tawakal, penghormatan kepada orangtua dan guru, rasa tanggungjawab dan kebersamaan serta kekeluargaan. Metode ini ternyata mampu menciptakan manusia unggulan berkualitas yang penuh dedikasi terhadap sesama. Metode alternatif yang penuh dengan character building inilah yang gagal dikembangkan di sekolah-sekolah formal selama ini. Kebangkrutan bangsa Indonesia saat ini tidak terlepas dari metode pendidikan yang salah yang selama ini dianut dunia pendidikan formal. Sekolah formal mampu menciptakan manusia cerdas tapi tidak mempunyai karakter dan berpikir egois. Departemen Pendidikan nasional harusnya mampu berkaca dan mengadopsi sisi positif kasus pendidikan alternatif di pondok pesantren. Tidak ada kata terlambat dan tidak perlu malu untuk itu !!!!

Buku ini ditutup dengan kesuksesan sahibul menara dalam hidupnya. Kesuksesan itu tidak terlepas dari keberanian untuk bermimpi...