Saturday, December 05, 2015

MODA TRANSPORTASI JAMAN SMA

Ketika SMA, sepeda motor masih merupakan barang mewah sehingga tidak terlalu banyak yang mengendarai motor untuk bersekolah. Ada beberapa kawan yang biasa bermotor seperti mas Prahanto yang naik Vespa putih atau Honda GL warna hitam, Mas Hanung memakai Vespa Hijau, mas Wahyu pakai Yamaha bebek merah, Gilig pakai Kawasaki hitam, Hery IPS pakai Yamaha jantan Merah, Fajar Piyungan pakai Vespa warna metalik dan kalua naik Vespa pantatnya dimiringkan mirip Valentino Rossi (mungkin Rossi njiplak abis gaya Fajar dalam naik motor nih....). Sebagai layanan untuk mencegah siswa naik motor secara illegal, terkadang dilakukan ujian mendapatkan SIM C di sekolah bekerjasama dengan kantor polisi magelang.

Sebagian teman bersekolah dengan naik sepeda onthel seperti Bambang IPS dari daerah Dukun  yang naik sepeda jengki warna hijau. Bambang yang keriting ini kalau main sepakbola bagus menjadi pemain sayap karena dribblenya bagus. Perawakannya yang mungil membuatnya seperti Dede Sulaiman, pemain sayap legendaris Indonesia di saat itu. Adapula Imam Abidin yang naik sepeda. Imam abidin dulu pinter untuk cuci cetak foto. Adapula Darto Siswoyo yang juga rutin bersepeda. Darto ini facenya agak mirip orang India dengan kulit sedikit gelap.

Untuk yang dari daerah Borobudur, biasanya sebagian kawan-kawan naik bus Ramayana. Bus Ramayana saat itu masih belum mewah seperti Bus Ramayana yang antar propinsi saat ini. Untuk yang dari Blabak dan Muntilan biasanya naik angkot. Adapula sebagian kawan dari Muntilan yang suka menikmati perjalannya memakau andhong sambil menikmati semilirnya angin yang menerpa.


Kalau untuk yang daerahku Sawangan, anak sekolah biasanya naik angkudes yang berupa mobil Colt yang agak besar.Mobil ini agak besar karena banyak penumpang dari Sawangan yang bekerja sebagai pedagang dan petani,  dan mereka pergi ke Muntilan  untuk menjual hasil bumi. Mobil Colt ini pintunya ada di bagian belakang dan penumpang bisa “nggandhul” di gantungan belakang bila kursi di dalam sudah penuh terisi. Memang cukup beresiko nggandul di belakang karena bisa terjatuh bila terlalu banyak orang yang bergelantungan dan berebut pegangan. Tapi itulah potret transportasi murah di saat itu.....

No comments: