Thursday, June 30, 2016

BANDA NEIRA

Oleh Mayon Sutrisno
Penerbit Tara Media
Jakarta, 2001 (cetakan ke dua)
516 halaman

Novel ini ditulis dengan setting akhir abad ke 16,  saat Belanda mulai ikut berlomba untuk mencari koloni baru  mengikuti jejak Portugis dan Spanyol.

Alkisah, Pieter van Hoorn merupakan seorang anak  laki-laki dari Jacobus Groningen  dan Marie du Bois. Walaupun sesungguhnya van Hoorn merupakan anak dari perselingkuhan Marie  dengan pemuda Inggris, James Sinclair. Groningen yang pelaut sangat menyayangi van Hoorn sehingga van Hoorn pun juga sangat menyayangi Groningen yang sesungguhnya ayah tirinya.

Meski sudah menikah dengan Groningen, Marie masih melanjutkan perselingkuhan dengan pria lainnya. Sampai suatu saat Marie dan Jeff kekasihnya, bersekongkol meracuni Groningen hingga tewas. Mengetahui ulah ibu dan pacar gelapnya, van Hoorn marah dan membalas dendam dengan meracuni ibu dan kekasih gelapnya.

Untuk meninggalkan jejak, van Hoorn  kemudian ikut berlayar bersama kakeknya Joseph du Bois. Mereka ikut ekspedisi yang dipimpin Kapten Jenderal Nicolaus Speelman untuk mencari daerah koloni di  wilayah Hindia Timur. Dalam perjalan van Hoorn bertemu dengan Cornelia seorang gadis muda yang disekap untuk jadi pelayan seks Speelman. Kondisi fisik Cornelia yang penuh penuh rasa takut dan  bekas luka, membuka rahasia bahwa Speelman mengidap penyakit jiwa “machoism” dimana kepuasan seksualnya hanya bisa dicapai  melalui jalan kekerasan atau penyiksaan terhadap pasangannya. Perjalanan ekspedisi tersebut mengarah ke Jepang dan dalam perjalanan banyak menemui badai sehingga beberapa kapal pendamping mereka tenggelam dan puluhan awak kapal hilang. Dalam perjalanan ini van Hoorn banyak belajar dari kakeknya untuk menjadi seorang pelaut sejati yang handal. Van Hoorn juga banyak belajar tentang ilmu bintang dan tentang kisah-kisah para pelaut dunia dari Frans Valenntijn yang bertugas mendokumentasikan perjalanan ekspedisi tersebut.

Sesampai di Jepang, ekspedisi Speelman diterima oleh penguasa Jepang Daimyo Matsunaga. Dalam pertemuan awal, wakil Matsunaga didampingi oleh  Antonio Argensola yang bertindak sebagai penterjemah. Argensola merupakan seorang paderi Fransiskan dari Spanyol yang telah lama menetap di Jepang. Ekspedisi Speelman diperbolehkan untuk berdagang disana dan awak kapal banyak turun ke darat untuk menghibur diri. Van Hoorn yang menginjak remaja terpikat dengan Michiko, seorang pelacur muda pelayan geisha. Van Hoorn pun banyak bergaul dengan Argensola untuk belajar tentang agama. Rasa cinta yang begitu dalam kepada Michiko, membuat van Hoorn kemudian menebus Michiko dari induk semangnya dan menikahinya.

Kelakuan anak buah Speelman  yang sering berbuat onar dan perilaku Speelman yang arogan telah membuat ketersinggungan Daimyo Matsunaga. Rombongan Speelman kemudian dibantai dan diusir dari jepang. Paderi Argensola pun ikut terusir karena dianggap bersekongkol dengan Speelman. Bahkan gereja dan pengikut Argensola ikut dibinasakan. Michiko yang sudah mengandung anak van Hoorn, tidak bisa ikut melarikan diri  karena kondisi fisiknya.

Seteah terusir dari Jepang, ekspedisi Speelman berlayar menuju Banda. Dalam perjalanannya mereka dihadang ekspedisi Inggris yang sudah menguasai sebagian wilayah Banda.  Di saat kritis tersebut datanglah bala bantuan dari tentara Belanda yang sudah bercokol di Banda, selamatlah mereka. Di Banda, van Hoorn yang tampan berkenalan dengan Eveline  anak Jan Hasselaer, pejabat belanda untuk wilayah Belanda.  Mereka saling jatuh cinta.

Di Banda, Speelman kemudian melakukan penaklukan terhadap benteng Portugis dan Spanyol.  Van Hoorn yang bertindak heroic dalam pertempuran tersebut mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Kapten. Namun perjalan karirnya yang mulud tidak berjalan seiring dengan perjalanan cintanya. Ayah Eveline tidak menyetujui perintaan Eveline dengan van Hoorn. Dia menjodohkan Eveline dengan Speelman yang jabatannya jauh lebih tinggi disbanding van Hoorn. Evelinepun tidak bisa menolak kehendak ayahnya karena dia tidak tega melukai perasaan  ayah yang disayanginya.

Speelman yang arogan dan ambisius berusaha menguasai Banda dengan tangan besinya. Hal itu membangkitkan perlawanan penduduk local yang kemudian membantai Jan Hasselaer, Josep du Bois (kakek van Hoorn), Eveline  dan  sebagian pasukannya. Speelman kemudian melakukan pembersihan dan pembantaian termasuk di gereja Argensola. Kekejaman Speelman membuat van Hoorn muak dan melarikan diri untuk bergabung dengan tentara Inggris. Mereka kemudian bersekutu dengan penduduk local untuk melawan Speelman. Perlawanan ini berjalan sukses dan membuat Speelman melarikan diri ke Jacatra dan meninggalkan Cornelia di Banda. Cornelia kemudian diasuh oleh Paderi Argensola dan diminta membantu di gereja.

Untuk memperkuat posisi Inggris  di Banda, van Hoorn diutus untuk meminta bantuan ke benteng Inggris di Malaka. Van Hoorn diterima oleh Lord Aragon dan jatuh cinta dengan Elizabeth, putri semata wayang Lord Aragon. Ketika di Malaka, van Horn bertemu kembali dengan Michiko, istrinya yang dulu ditinggalkan di Jepang. Michiko dihadiahkan sebagai pelayan  oleh  Damyo Matsunaga kepada Lord Aragon karena nala tentara inggris mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Jepang. Perjumpaan yang tidak terduga tersebut membuat Michiko bersedih melihat van Hoorn mau menikah dengan Eliabeth. Ketika van Hoorn merayakan pernikahan dengan Elizabeth, Michiko melakukan seppuku (bunuh diri ala Jepang). Michiko berpesan bahwa anak buah cintanya dengan van Hoorn  tinggal di Jepang dan diberi nama Pieter Argensola untuk menghormati dua orang yang berpengaruh terhadap jalan hidup Michiko.

Dalam perbincangan dengan lord of Aragon, van Hoorn akhirnya tahu bahwa Lord Aragon adalah james Sinclair yang sejatinya ayah kandungnya. Perasaan bersalah karena menikahi adik tiri dan marah  pada Lord Aragon yang meninggalkan ibunya,  membuat van Hoorn marah dan meninggalkan Malaka tanpa pesan.

Speelman yang merasa dendam dengan Inggris, mengetahui bahwa sebagian armada Inggris di Banda sedang pergi ke Malaka. Speelman bersekutu dengan Pangeran jacatra kemudianmenyerbu Banda dan membumi hanguskan tentara Inggris dan penduduk lokalnya.  Paderi Argensola pun terpaksa melarikan diri dari satu pulau ke pulau lainnya.  Van Hoorn yang tiba kembali di Banda bersama Argensola dan bala tentara yang masih tersisa di Banda kemudian mengatur strategi untuk menghadapi Speelman.  Suatu ketika Lord Aragon tiba dari Malaka untuk menuntut balas pada van Hoorn yang meninggalkan Elizabeh hingga Elizabeth merana dan bunuh diri. Setelah melalui duel pedang, akhirnya Lord Aragon tahu bahwa van Hoorn adalah anak kandungnya. Keduanya kemudian saling menerima.

Dukungan bala tentara Lord Aragon dan dukungan penduduk local kemudian dimanfaatkan untuk mengatur strategi melawan Speelman. Van Hoorn sangat mengagumi kejeniusan paderi Argensola dalam mengatur strategi peran. Dikemudian hari baru diketahui bahwa Argensola merupakan panglima ekspedisi Spanyol yang kemudian memilih masuk menjadi paderi karena tidak tahan menyaksikan kekejaman kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa.  Strategi jitu Argensola berhasil melumpuhkan bala tentara Speelman. Speelman yang terluka akhirnya tewas mengenaskan ditangan Cornelia yang mendendamnya. Van Hoorn yang sudah lama memendam cinta akhirnya menikahi Cornelia...

Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Kita seperti di lemparkan ke sejarah masa lampau ketika kolonialisme bangsa Eropa mulai mengoyak kemerdekaan bangsa di belahan dunia lainnya. Kekejaman dan kebiadaban  menjadi senjata untuk memupuk kekuasaan. Alur plot buku ini sebenarnya sederhana, namun kepandaian pengarang dalam memberikan bumbu cerita dan memilih kata membuat buku ini sangat enak dibaca. Saya menduga pengarang melakukan riset sebelum menulis atau setidaknya membaca banyak referensi sebelum menulis. Hal ini tercermin dari kemampuan pengarang merajut cerita berdasar sejarah secara runut dan memberikan deskripsi budaya secara detail. Selain itu banyak pelajaran moral yang bisa dipetik dari buku ini. Salutttt...


No comments: