Monday, July 02, 2007

Jaburan

Dulu, bulan ramadhan merupakan saat yang dinanti anak-anak di kampungku. Alasannya, saat bulan ramadhan di kampungku agak terang dan tidak terlalu sepi karena ada orang-orang yang mengaji di musholla dan memakai lampu petromax. Pada bulan lainnya, pada jam 20.00 biasanya di kampungku sudah sepi dan gelap karena masing-masing rumah hanya pake lampu teplok (lampu minyak yang kecil). Alasan lain anak-anak senang dengan bulan ramadhan karena mereka bisa ikut minum jaburan dan snack (kue) yang disuguhkan untuk orang-orang yang mengaji tadarus.

Setelah orang selesai shalat Tarawih, biasanya dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu yang berisi Asmaul Husna dengan diiringi tabuh bedug. Setelah selesai acara tabuh bedug, untuk anak-anak dan orang yang akan tadarus dibagikan jaburan. Jaburan merupakan minuman khas bulan puasa yang dibuat dari air yang diberi gula merah terkadang dicampur daging kelapa muda atau kelapa tua yang diiris-iris kecil, tape singkong, nangka dan lain-lain. Karena saat itu di kampungku pada hari-hari biasa belum tersedia minuman lain seperti sirup, fanta dll maka minuman jaburan terasa enak sekali. Biasanya orang yang menyediakan jaburan digilir satu kampung. Misalnya hari pertama puasa keluarga A membuat jaburan, hari kedua keluarga B dst. Anak-anak juga terbiasa mengamati dari waktu ke waktu bahwa jaburan yang dari keluarga A sangat enak, jaburan dari keluarga D tidak manis dll. Biasanya kalau jaburan dari keluarga A yang terkenal enak, nanti banyak anak yang berebutan minta. Karena jumlah anak-anak saat itu cukup banyak (KB belum berjalan lancar) maka dalam satu malam jaburan yang dibagi biasanya 1 dandang ukuran sedang.

Untuk wadah jaburan, anak-anak biasanya sudah membawa gelas dari rumah masing-masing sehingga dia tinggal menaruh gelas dan setelah diisi oleh petugas yang membagi, dia bisa membawa jaburan itu pulang kerumahnya. Aku dulu senang kalau disuruh mengambil jaburan di sebuah keluarga karena biasanya kami akan disuruh mencicipi jaburan di rumah itu dulu . Jadi aku dapat dobel karena minum di rumah pembuat jaburan, dan nanti masih dapat jatah minum jaburan lagi di musholla.

Hakikat dari jaburan ini mungkin berupa (a) media untuk menarik dan mengumpulkan anak sehingga bulan ramadhan menjadi lebih semarak (b) Memberikan doping dengan minuman berkalori tinggi bagi orang-orang yang tadarus agar pada malam selikuran (malam ke 21), mereka sudah bisa khatam Al Quran.

2 comments:

Unknown said...

Jadi inget masa kecil pas bulan puasa. Di muntilan tradisinya juga sama, minum jaburan sehabis tarawih. jadi pengen bikin nih......

Edy Marbyanto said...

bulan puasa ini sudah menikmati jaburankah? he..he... wassalam