Saturday, March 31, 2012

JEJAK PANGAN; Sejarah, Silang Budaya dan Masa Depan


Oleh: Andreas Maryoto
Penerbut Buku KOMPAS,
Jakarta 2009
ISBN: 978-979-709-413-3
250 halaman

Buku ini berisi kumpulan artikel ringan tentang pangan yang ditulis oleh Andreas Maryoto yang merupakan jurnalis berpengalaman di bidang pangan dan pertanian. 

Sebagai sebuah kebutuhan dasar, pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hal yang melekat dalam proses perjalanan kehidupan manusia.  Sejarah bangsa-bangsa yang melakukan perjalanan keliling dunia untuk tujuan perdagangan maupun penaklukan/penjajahan terlihat dari penyebaran komoditi pangan ataupun jenis makanan yang disebarkan oleh para penjelajah tersebut di wilayah yang mereka lalui atau mereka duduki.  Demikian juga migrasi antar suku di Indonesia terkadang bisa ditelusuri dari jenis makanan yang berkembang di suatu daerah, karena suku yang berpindah juga membawa budaya makanan/kulinernya ke daerah baru.

Sejak zaman kerajaaan dulu, sektor pertanian pangan mempunyai peran yang cukup vital. Kesejahteraan suatu kerajaan diukur dari berlimpahnya produksi pangan lokal. Sebaliknya, minimnya ketersediaan pangan juga akan menjadi potensi timbulnya ketidakstabilan politik. Nusantara  pernah dikenal sebagai daerah yang mempunya pengaruh besar dalam dunia pangan sewaktu Nusantara (khususnya Maluku) merajai produksi rempah-rempah. Dari sisi kesejarahan, banyak bukti bahwa Indonesia merupakan negara agraris. Hal ini ditunjukkan  selain produsen rempah di Maluku , kehidupan masyarakat beberapa kerajaan di Jawa maupun Sumatera juga sangat berorientasi pada pertanian padi. Pada jaman kemerdekaan, Jaman Suharto dengan segala kekurangan dan kelebihannya merupakan era dimana sektor pertanian relatif diberi perhatian memadai.

India juga merupakan suatu contoh negara yang mempunyai perhatian terhadap sektor pertanian. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka mereka perlu menjaga ketahanan pangan. India mempunyai 6 pilar pembangunan pertanian yakni: pengelolaan tanah, air, iklim, peralatan, petani dan benih.

Dalam buku ini juga dibahas beberapa kasus manajemen logistik pangan sejak jaman penjelajahan dunia oleh Cheng Ho, penjelajahan oleh Portugis, Strategi perang Mataram, politik pangan jaman Sukarno dan Suharto, manajemen logistik tentara amerika hingga manajemen logistik saat bencana alam dan event besar seperti Olimpiade.

Untuk mengatasi berbagai tantangan untuk sektor pertanian pangan, di buku ini juga dibahas beberapa topik  bersifat solusi seperti:
  • Kearifan masyarakat adat Badui dalam pengelolaan lumbung padi untuk menjaga ketahanan pangan mereka.
  • Kearifan masyarakat Jawa dan beberapa suku lain dalam memanfaatkan pekarangan sebagai salah satu ruang penyangga untuk tanaman pangan.
  • Kearifan masyarakat desa dalam memanfaatkan sumber pangan lokal termasuk serangga sebagai menu harian mereka sehingga mereka tidak tergantung pada sumber pangan dari luar.
  • Perlunya keberanian politik untuk melawan proses pasar bebas yang tidak adil dengan meniru keberanian Korsel menolak impor daging sapi dari amerika.
  • Perlunya pengembangan etika dan pengawasan yang intensif di sektor produksi pangan dan makanan untuk melindungi publik dari bahan makanan yang berbahaya atau berkualitas rendah.
  • Perlunya pengembangan teknologi tanaman pangan untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman.
  • Perlunya pengembangan teknologi alternatif di bidang energi agar sumber pangan yang ada tidak dikonversi untuk kepentingan energi.
Secara umum buku ini enak dibaca dan relatif ringan karena tidak terlalu banyak berteori dan lebih bersifat bertutur. Meski demikian buku ini sangat bermanfaat untuk membuka mata kita bahwa kita kaya dengan sumber pangan beserta  kearifan lokaldi dalamnya. Harusnya kalau kita konsisten dengan kesejarahan kita sebagai negara agraris dan maritim, dua sektor ini perlu didukung dan dikembangkan secara serius di masa depan karena itulah comparative dan competitive advantage kita.... 

No comments: