Thursday, May 17, 2012

EKOSOSIOLOGI; Deideologisasi Teori, Restrukturisasi Aksi

Oleh: SAJOGYO
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas (CPRC)
Yogyakarta, 2006
ISBN; 979-3087-30-7
516 halaman

Buku ini memuat beberapa artikel pemikiran Prof.Dr.Ir. Sajogyo yang merupakan “begawan sosiologi pedesaan” dan sekaligus “ pemikir isu kemiskinan”. 

Nama Sajogyo, saya kenal ketika duduk di bangku kuliah dan membaca tentang tolok ukur garis kemiskinan setara 320 kg beras/orang/tahun untuk penduduk perdesaan dan 480 kg beras/orang/tahun untuk penduduk perkotaan.  Walaupun angka tersebut baru mencerminkan “angka kecukupan pangan”, namun tolok ukur tersebut setidaknya cukup membantu memberikan arah bagi upaya-upaya pemberantasan kemiskinan pada awal era Orde Baru. Prof. Sajogyo, banyak melakukan penelitian tentang perdesaan, pertanian, transmigrasi dan gizi. Ada beberapa benang merah dari pemikiran beliau al:
  • Pemikiran yang holistik namun detail. Sebagai contoh ketika berbicara kesejahteraan petani, beliau tidak hanya melihat dari dimensi sektoral namun juga keterkaitan antar sektor misalnya infrastruktur, keuangan mikro, pasar, kultur dll. Selain itu berbicara petani, beliau membuat stratifikasi  petani yang berlahan luas, berlahan sempit dan buruh (tuna kisma). Stratifikasi semacam ini juga digunakan ketika mengukur kecukupan gizi masyarakat. Adanya stratifikasi ini akan mempertajam analisis kelompok sasaran untuk program intervensi . 
  • Keberpihakan yang tinggi terhadap kaum miskin. Adanya stratifikasi dalam analisis beliau juga menunjukkan adanya keberpihakan terhadap kaum miskin.  Tidak adanya stratifikasi akan cenderung menimbulkan bias dalam pemilihan kelompok sasaran. Seperti  introduksi teknologi Revolusi Hijau ternyata lebih menguntungkan petani berlahan luas walau buruh tani juga mengalami peningkatan pendapatan namun tidak signifikan. Dengan pemahaman terhadap kaum miskin, beliau banyak memberikan solusi2 pragmatis yang sesuai dengan kondisi kelompok miskin tersebut, misal ide tentang pengembangan tanaman kacang2an untuk memenuhi kebutuhan protein, ide land reform melalui pembentukan Badan Usaha Buruh tani, Penciptaan usaha di luar sektor pertanian, industrialisasi pedesaan dll..
  • Kesejahteraan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan Good Governance dan Good Village Governance.  Isu partisipasi, transparansi, pelayanan publik, akuntabilitas dll menjadi pilar penting untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
  • Masyarakat betapapun miskinnya, tetap mempunyai sumberdaya yang bisa dikembangkan. Pembangunan akan berhasil dengan baik bila didukung oleh keswadayaan masyarakat dan bukan menciptakan ketergantungan bagi mereka.

Membaca karya Prof. Sajogyo, saya sangat kagum dengan analisis beliau yang detail dan komprehensif. Hasil penelitian beliau banyak yang didorong untuk bahan advokasi perubahan kebijakan dan sekaligus juga pengembangan keilmuan di bidang Sosiologi Perdesaan.  Beliau seorang peneliti hebat, yang  menjadikan penelitian sebagai alat untuk berkontribusi dalam pembangunan. Kearifan beliau juga nampak dari keterlibatan beliau dalam Forum diskusi tentang Participatory Rural Appraisal (PRA). Beliau yang sangat senior, dengan rendah hati berdiskusi dengan pegiat2 PRA  yang rata-rata masih muda.  Dari kepribadian, integritas dan intelektualitas beliau, profesor Sajogyo merupakan sosok guru yang benar-benar bisa diguGU dan ditiRU...Semoga di dunia akademik Indonesia akan muncul Sajogyo-Sajogyo baru yang mampu menyelaraskan darma pendidikan ilmiah, darma penelitian ilmiah dan darma pengabdian masyarakat secara kongkrit.....



No comments: