Thursday, August 23, 2012

2


Oleh: Donny Dhirgantoro
PT Gramedia, Jakarta 2011 (cetakan ke empat)
418 halaman

Buku ini bercerita tentang keluarga Gusni dengan setting tahun1990an – 2000an. Gusni merupakan anak perempuan ke dua dari sebuah keluarga pengusaha shuttlecock badminton tradisional.  Anak sulung mereka bernama Gita berjenis kelamin perempuan dan merupakan atlet berprestasi di bidang olah raga badminton. Gita sejak lahir mempunyai kelainan fisik dimana tubuhnya sangat bongsor dan gemuk. Meski demikian ayah ibunya serta Gita sangat menyayangi Gusti.

Di sekolah, Gita berteman akrab dengan Ani dan Nuni yang juga berbadan gemuk, sehingga mereka biasa dipanggil Tri-G. Gusni juga berkarib dengan Harry seorang anak pedagang bakmi  keturunan Tionghoa.  Gusni dan Harry sering jalan berdua dan curhat. Gusni bercita-cita ingin membahagiakan ayah ibunya melalui olahraga bulutangkis. Sedangkan Harry bercita-cita ingin jadi pengusaha bakmi yang maju.

Kerusuhan Mei 1998 ketika reformasi, menyebabkan ruko warung usaha bakmi keluarga Harry dibakar massa. Keluarga Harry terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri. Gusni merasa kehilangan seorang sahabat dekatnya. Gusnipun berusaha meneruskan cita-citanya menjadi atlet bulutangkis. Namun fisik dia menjadi kendala, sehingga dia sempat pingsan ketika berlatih.

Ketika Gusni mencapai usia 18 tahun, ayah bundanya membuka rahasia yang selama ini ditutup rapat bahwa Gusni mengidap penyakit keturunan berupa kegemukan dan penderitanya hanya mampu mencapai usia 25 tahun saja. Gusni sempat shock, namun dia cepat bangkit. Dia kemudian berupaya keras mewujudkan cita-citanya dengan menjadi atlet bulutangkis. Di bawah bimbingan pelatih dan dukungan keluarganya, Gusni berlatih keras. Gusni akhirnya berhasil masuk menjadi atlet nasional. Bersama kakak dan rekan-rekan tim nasional-nya, Gusni berhasil mempersembahkan juara untuk Indonesia di level internasional, walaupun harus disertai perjuangan antara hidup dan mati.

Beberapa pelajaran moral dari buku ini antara lain:
• Keberhasilan hanya akan menjadi milik seseorang yang punya  cita-cita dan dia mau bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita itu.
• Jangan meremehkan kemampuan seseorang, karena Tuhanpun tidak pernah meremehkan kemampuan dari hamba-Nya.
• Semakin dekatnya kita ke kematian tidaklah perlu ditakuti, bahkan hendaknya dijadikan cambuk untuk berbuat sesuatu yang lebih baik bagi orang lain atau bagi negara.
• Dukungan dan kasih sayang keluarga dan sahabat adalah mutiara yang sangat berarti untuk menunjang kesuksesan seseorang.

Secara umum buku ini bagus untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan semangat bekerja keras. Meski pada awal mulanya alur buku ini terasa “childish” dan lebih cocok dikonsumsi anak2 usia SD/SMP...

No comments: