Monday, August 20, 2012

DRAGON SEED (Putra-putra Naga)


Oleh: Pearl S. Buck
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1995
ISBN: 979-605-180-X
608 halaman

Buku ini bercerita tentang kondisi sebuah keluarga Cina dengan setting Perang Dunia ke II ketika Jepang melakukan agresi ke Cina.

Ling Tan seorang petani kelas menengah  merupakan seorang tokoh yang disegani di desanya. Ling Tan menikah dengan Ling Siao. Pernikahan tersebut melahirkan 3 anak laki-laki yakni Lao Ta, Lao Erl, Lao San serta 2 anak perempuan yakni  Pansiao dan seorang perempuan yang dinikahi oleh pedagang Wu Lien.
La Tao yang pekerja keras menikah dengan Orchid dan dikaruniai 2 anak. Lao Erl yang cerdas menikah dengan Jade dan setelah sekian lama Jade mengandung anak pertamanya. Lao San yang tampan masih membujang dan agak pemalas. Pansiao yang pendiam masih gadis dan lebihg banyak membantu orang tuanya menenun kain. Istri Wu Lien mempunyai anak 2. Ketiga anak laki-laki Ling Tan, rajin membantu orang tuanya untuk  menggarap lahan pertanian yang mereka miliki, sehingga hasil panennyapun relatif melimpah.

Pada suatu hari tentara Jepang menyerbu Cina dengan pesawat dan diikuti pasukan darat. Hal itu menimbulkan gelombang pegungsian besar-besaran  apalagi tentara Jepang dinilai sangat kejam dan suka memperkosa perempuan. Wu Lien yang hidup di kota akhirnya mengungsi ke rumah Ling Tan karena rumahnya dibom.  Lao Erl dan Jade memutuskan untuk mengungsi ke daerah yang aman dalam kondisi mengandung. Ling Tan kemudian mengungsikan istrinya (Ling Siao), Orchid (istri Lao Ta), Pansiao dan cucu-cucunya ke sebuah gedung/biara asing yang bergama Katholik/Kristen.Ibu Wu Lien yang sudah renta dan Orchid menjadi korban kebiadaban tentara Jepang. Anak-anak Lao Ta  juga meninggal karena penyakit disentri.  Sedangkan Lao San yang tampan menjadi korban sodomi tentara Jepang. Penindasan oleh Tentara Jepang makin menjadi karena mereka merampas hasil panen dan ternak yang dimilikinya. Tentara Jepang juga menggunakan candu dan ganja untuk melemahkan mental orang Cina.

Menghadapi situasi seperti itu, Ling Tan kemudian menyurati Lao Erl untuk pulang ke kampungnya. Akhirnya Lao Erl pulang dengan Jade yang sudah dikaruniai anak laki-laki yang kuat.  Ling Tan, Lao Erl, Lao Ta dan lao San yang sakit hati dengan kebiadaban tentara Jepang kemudian melakukan gerilya melawan tentara Jepang. Gerilya tersebut cukup berhasil mengganggu konsentrasi tentara Jepang. Sementara itu Wu Lien yang berjiwa pedagang lebih memilih strategi kolaborasi dengan tentara Jepang, sehingga Wu Lien memperoleh jabatan  tinggi.

Dalam perjuangan gerilya tersebut Lao Erl kemudian memperoleh anak kembar. Lao Ta yang menduda akhirnya menemukan seorang janda yang akhirnya dinikahinya. Sedangkan Lao San yang tampan namun temperamental akhirnya takluk pada Mayli seorang putri yang mempunyai jiwa pejuang dan juga mantan guru Pensiao.

Penderitaan yang panjang sempat membuat Ling Tan mulai frustasi, namun adanya berita2 radio bahwa banyak negara lain yang sedang berjuang melawan agresi Jepang telah membesarkan hatinya untuk terus berjuang membela tanah kelahirannya.

Secara umum alur cerita novel ini sederhana, bahasa yang lugas  dan mudah dicerna. Saya sangat salut dengan kemampuan penulis (Pearl S. Buck) yang memahami budaya dan nilai-nilai masyarakat Cina. Sehingga nilai kultural tersebut merasuk dalam alur novel ini dan tidak hanya menjadi tempelan belaka....


No comments: