Sunday, September 09, 2012

MARRIED TO A BEDOUIN


Oleh: Marguerite van Geldermasen
PT. Ufuk Publishing House
Jakarta, 2011
ISBN: 978-602-9159-50-9
381 halaman

Buku ini diangkat dari kisah nyata Marguerite van Geldermasen yang rela meninggalkan kemewahan hidup dan menikah dengan seorang suku tradisional Badui di kota tua Petra - Yordania. Keluarga Marguerite sendiri merupakan keturunan Belanda yang cukup kaya dan menjadi migran di Selandia Baru. Kisah ini dimulai tahun 1978 ketika Marguerite beserta temannya menjadi wisatawan backpackers di Petra. Dalam petualangan wisatanya di Petra tersebut, Marguerite berkenalan dan jatuh cinta dengan Muhammad Abdallah yang merupakan seorang pemandu wisata setempat serta penjual barang antik. Seperti masyarakat Badui tradisional, Muhammad Abdalah yang bujangan tinggal di  sebuah goa. Mereka kemudian menikah dan tinggal di goa tersebut. Rasa cintanya yang begitu mendalam kepada Muhammad ditambah penerimaan yang penuh kekeluargaan dari keluarga besar Muhammad serta para tetangganya membuat Marguerite menjadi betah. Keluarga besar Muhammad sangat menyayanginya dan dia diberi nama baru Fatimah. Fatimah belajar beradaptasi dengan belajar memasak, membuat teh ala masyarakat Badui, bermain kartu dan bersilaturahmi. Fatimah kemudian membeli mesin jahit untuk membuat pakai bagi dirinya anaknya dan juga sanak saudara suaminya. Fatimah yang pernah mengikuti kursus perawat sewaktu di New Zealand juga mendaftar sebagai petugas kesehatan pemerintah yang melayani suku Badui di daerahnya. Fatimah juga semakin rajin menjalankan ibadah agama Islam yang dianutnya. Hal itu membuat Fatimah semakin dekat dan diterima oleh masyarakatnya.

Fatimah dan Muhammad akhirnya dikaruniai seorang anak perempuan bernama Salwa. Setelah Salwa berusia beberapa tahun, Fatimah dan Muhammad pernah mengunjungi keluarganya di New Zealand. Muhammad sempat bekerja disana bersama Fatimah, namun karena lingkungan yang dirasa kurang sesuai, mereka merasa tidak betah dan kembali ke Petra-Yordania. Sekembalinya dari New Zealand mereka kemudian memperoleh bayi lagi yang dinamai Raami dan kemudian disusul oleh Maruan. Mereka sempat diundang dalam audiensi dengan Ratu Elizabeth yang berkunjung ke Yordania. Marguerite/Fatimah yang warga negara New Zealand (yang merupakan anggota negara Persemakmuran yang dipimpin Ratu Inggris) dan menikah dengan Muhammad yang suku Badui, diundang dalam audiensi sebagai simbol hubungan kekerabatan negara Persemakmuran dengan Yordania.

Usaha toko Fatimah dan Muhammad terus berkembang. Mereka mendirikan toko dan membeli mobil transportasi. Meski demikian terdapat keresahan di masyarakat suku Badui, karena mereka akan direlokasi dari goa-goa tempat mereka tinggal dan dipindah ke kompleks perumahan yang kecil-kecil. Mereka kuatir relokasi itu akan mencerabut mereka dari akar budaya mereka. Namun hal itu tidak bisa ditolak. Pada tahun 2002, Muhammad meninggal karena diabetes.  Rasa kehilangan atas meninggalnya Muhammad serta  adanya relokasi ke lokasi Baru membuat Fatimah merasa tidak nyaman. Akhirnya dia beserta anak-anaknya pindah ke Sydney-Australia untuk menghabiskan hari tua di sana.

Secara umum cerita buku ini sangat mengalir dan lebih banyak bertutur tentang pengalaman hidup beradaptasi di lingkungan baru tanpa menonjolkan unsur kecengengan. Ketika cinta sudah terpateri, harta dan kenyamanan duniawipun rela untuk ditinggalkan demi sang pujaan hati......

No comments: