Wednesday, August 15, 2012

H.M. MISBACH; Kisah Haji Merah


Oleh Nor Hiqmah
Komunitas Bambu,  Jakarta 2008
ISBN: 979-3731-36-2
122 halaman

Buku ini merupakan skripsi  dari Nor Hiqmah, mahasiswi Fakultas Filsafat UGM alumni 1999 yang dibukukan. Buku ini mengungkap kisah seorang Haji Misbach yang merupakan tokoh pergerakan tahun 1876 – 1924. 

Haji Misbach dilahirkan dari keluarga pedagang batik di Solo. Beliau menempuh pendidikan pesantren dan juga pendidikan formal untuk bumiputera. Panggilan jiwa telah mengantar Haji Misbach memasuki dunia organisasi Sarekat Islam yang dipimpin HOS Tjokroaminoto. Penindasan oleh kolonialisme Belanda dan maraknya kapitalisme, membuat sikap radikal Haji Misbach makin mengkristal.  Haji Misbach menjadi tidak sabar dengan Sarekat Islam dan Muhammadiyah yang dirasakan lebih banyak bergerak pada pendekatan persuasif  dan kooperatif dalam menghadapi kapitalisme Belanda.  Haji Misbach menginginkan, perlawanan terhadap kapitalisme harus dilakukan secara frontal melalui aksi kongkrit. Upaya amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan secara nyata  seperti yang diajarkan dalam Al Quran. Dalam hal ini Islam sebagai ajaran agama seharusnya mampu menjalankan fungsi pembebasan bagi kaum tertindas (teologi pembebasan).

Pertemanan   Haji Misbach dengan tokoh-tokoh komunis, juga membuka mata Haji Misbach bahwa Islam dan komunisme mempunyai musuh bersama  yakni kapitalisme yang menindas dan memarjinalkan harkat dan martabat manusia.  Haji Misbach kemudian  bergabung dalam Sarekat Islam “Merah” yang pro komunis yang kemudian menjelma menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagai aktivis PKI, beliau mencoba mensintesakan Islam dan komunisme dalam kotbah-khotbah dan propagandanya. Propaganda tersebut dituliskan dalam media koran Medan Moeslimin yang dia kelola sendiri. Pergerakan Haji Misbach yang tidak kenal takut dan mampu memobilisasi aksi-aksi pemogokan yang mengancam kolonialis Belanda, akhirnya membawa beliau ke pembuangan di Manokwari. Meski dibuang, beliau masih berusaha menemui kolega dan pendukungnya melalui tulisan-tulisannya yang dimuat di koran miliknya. Namun beliau akhirnya menyerah pada takdir ketika serangan malaria menimpanya. Beliau meninggal  tahun 1924 di Manokwari tempat pembuangan terakhirnya.

Dalam buku ini Nor Hiqmah sebagai penulis memberikan catatan kritis bahwa upaya Haji Misbach untuk mensitesakan Islam dan komunisme  bisa dikatakan berhasil namun hanya untuk aspek “aksi pembebasan dari penindasan” karena Islam dan komunisme membenci kapitalisme dan kolonialisme.  Namun bila dirunut lebih jauh ke dalam sisi filosofi Islam dan komunisme akan ditemukan perbadaan pandang yang cukup  signifikan seperti:


ASPEK
ISLAM
KOMUNISME
Orientasi Kehidupan
Kehidupan dunia dan akherat
Kehidupan Dunia
Transedensi (hubungan dengan Tuhan), hubungan dengan sesama, hubungan dengan lingkungan
Hubungan dengan sesama dan materialis
Pandangan terhadap klas
Toleransi terhadap adanya kelas tapi dikelola melalui berbagi sumberdaya seperti zakat
Tidak ada kelas, sama rata sama rasa

Secara umum buku ini cukup menarik sebagai sebuah referensi sejarah.  Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami. Hanya ada sedikit hal yang mengganggu yakni, ada beberapa pengulangan dalam beberapa pembahasan sehingga terkesan agak  kurang runtut.


No comments: