Monday, October 15, 2012

Filsafat untuk Pemula (2)


4. Filsafat religius abad pertengahan
Periode ini ditandai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi dan perebutan kekuasaan antar kerajaan/kaisar. Pada masa ini Kepausan (Gereja) mulai menancapkan pengaruh yang kuat  dalam tata kenegaraan. Meski demikian kekuasaan yang begitu besar telah mengakibatkan Paus menjadi otoriter dan menjadi hamba kekuasaan itu sendiri.
Pada era ini, di belahan dunia yang lain juga terjadi perkembangan yang menakjubkan seperti  di Cina. Dinasti Tang (618-907)telah mengembangkan teknologi pertanian yang maju. Di dunia Arab,  agama Islam mengalami pertumbuhan pesat dan mengadopsi berbagai teknologi dari Cina, Yunani, India dan lain-lain. Menginjak tahun 1100, bangsa Arab memimpin dunia dalam pengetahuan di bidang kedokteran dan astronomi.
Johannes Scotus Eriugena (800-877), merupakan  intelektual Irlandia, neo Platonis. Tokoh ini dianggap bidah oleh gereja karena: (1) percaya pada kehendak bebas, (2) filsafat sama entingnya dengan agama, akal budi lebih penting daripada perwahyuan, (3) Allah dan semesta adalah identik, (4) manusia pernah tidak berdosa dan hukuman tidaklah abadi
Di dunia arab, Aristoteles meriupakan filosof rujukan.  Kindi, merupakan orang Arab yang menulis buku filsafat dalam bahasa Arab tentang Teologi Aristoteles.
Avicenna (980-1036) merupakan filosof yang banyak menghasilkan karya tulisan di bidang psikologi dan kedokteran.  Beliau tinggal di Teheran. Salah satu ide yang diangkat dari aristoteles adalah “pikiran menghasilkan sifat umum forma-forma(generalisasi empirik?)”
Averroes (1126) tinggal di Cordova. Beliau  berpendapat bahwa: (1) keberadaan allah dapat dibuktikan dengan pikiran, (2) menentang kebakaan jiwa.
Maimonides (1135) yang berpendapat bahwa pencarian kebenaran dari dirinya sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relijius.
Skolatisisme merupakan sebuah gerakan aliran filsafat abad XI yang menampilkan perkembangan  kekuatan gereja dalam study dan kebudayaan dan minat baru dalam filsafat kuno khususnya Aristoteles. Skolatisisme berkembang di pertapaan dan juga pendidikan. Aliran ini berusaha melawan kekayaan dan keduniawian. Ada tiga ajaran penting dalam hal ini yakni: larangan menyalah gunakan kekuasaan (simoni), larangan mempunyai gundik (konkubin) dan mukjizat Misa Kudus. Seacara umum skolatisisme bercirikan: (1) penerimaan akan ortodoksi katolik, (2) penerimaan akan Aristoteles sebagai pemikir lebih besar dari Plato,  (3) pengakuan bahwa Aristoteles dan Plato tidak sepakat mengenai pengertian akan yang universal, (4) memberikan perhatian pada dialektika dan penalaran silogistik, (5) Penerimaan akan pembedaan antara teologi kodrati dan teologi wahyu, (6) Kecenderungan untuk memperdebatkan segala sesuatu secara panjang lebar.
Abelardus (1079) merupakan filsuf yang mendorong dialektika sebagai salah satu cara menuju kebenaran dan cara mengasah pikiran.
Berenger dari Tours yang seperti Yohannes Scotus mengatakan bahwa akal budi lebih penting dari perwahyuan.
Petrus Damianus, meyatakan Allah berkuasa atas segalanya dan bahkan bisa merubah masa lalu.
Anselmus (1093-1109), yang terkenal dengan argumen ontologis bagi eksistensi Allah.
Thomas Aquinas (1225-1274) merupakan salah satu peletak dasar filsafat yang disetujui Gereja. Aquinas membagi teologi kodrati yang bersumber pada kegiatan akal budi dan pengalaman inderawi dan teologi  wahyu yang bersumber pada iman, rahmat Ilahi dan kitab suci. Keduanya mempunyai kesamaan untuk memperoleh pemahaman mengenai Allah. Aquinas menyatakan Allah itu ada karena: (1) bukti dari perubahan, perubahan terjadi karena ada yang menggerakkan, (2) Bukti Penyebaban, dalam dunia ini ada penyebab pertama yang tidak disebabkan, (3) Bukti dari Kontingensi, ada suatu pengada Mutlak mengatasi Kontingensi, (4) Bukti dari Tingkat Kesempurnaan, dalam alam terdapat kesempurnaan2 yang menunjukkan dibalik itu ada Pengada Sempurna, (5) Bukti dari Harmoni,  harmoni di alam muncul bukan karena kebetulan  tapi ada suatu intelegensi yang mengaturnya.
Roger Bacon (1214-1294), merupakan seorang filosof yang menekankan  pentingnya sains dan metode  percobaan. Dia  menyarankan orang lain untuk belajar sekalipun dari orang asing.  Ada 4 sebab kebodohan menurutnya yakni; (1) mengandalkan otoritas yang tidak tepat, (2) pengaruh tidak pas dari adat, (3) pendapat dari masa yang tidak terpelajar, (4) pamer kebijaksanaan untuk menutupi kebodohan.
William dari Occam (1290-1349) yang mengembangkan pemikiran untuk mengurangi kekuasaan gereja dan lebih membangun demokrasi. William juga mendorong bahwa pernyataan yang sederhana lebih baik dari hipotesis2 yang tanpa batas.
John Wycliffe (1320-1384), merupakan salah seorang yang mengkritik pejabat gereja yang korup dan terbelenggu keduniawian. Harta dan kekuasaan harusnya menjadi hak bagi oarang2 yang berhati lurus. Dia  berpendapat bahwa Raja adalah wakil allah sehingga Gereja harus tunduk pada raja.

5. Renaissance
Pada awal renaissance (1440-1540), pengaruh gereja dalam kenegaraan mulai berkurang dan mulai tumbuh  negara kota dengan kaum kelas bisnis, kaya, terpelajar  dan sekuler. Pada periode ini skolatisisme mulai memudar pula dan orang cenderung melihat filsafat ke sumbernya yakni pemikir Yunani. Pada periode ini tumbuh kapitalisme ekonomi, seni dan sastra klasik serta pendekatan ilmiah dalam pendekatan kepada alam.
Machiavelli (1469-1527), yang banyak menyoroti tentang bagaimana memperoleh, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan. Dalam buku “Sang Pangeran” dia mengatakan bahwa setiap orang bebas menggunakan setiap cara untuk mencapai tujuannya sepanjang itu efektif (menghalalkan segala cara). Sedangkan dalam buku “Pidato”  mengatakan bahwa negara dengan konstitusi demokratik merupakan hal terbaik.  Tujuan penting bagi sebuah bangsa adalah kemerdekaan, keamanan dan konstitusi yang tertata rapi.
Erasmus (1466-1536) yang mengkritik kehidupan glamour, kebodohan  dan kurangnya perasaan Kristiani  para pejabat gereja.
Thomas More (1478-1535) mengembangkan konsep pemikiran tentang  kehidupan bernegara dengan  asas persamaa pria-wanita, kebebasan beragama, demokrasi representatif dan tanpa harta pribadi. Ide tersebut merupakan salah satu cikal bakal ide kelahiran komunisme.

6. Reformasi dan Kontra Reformasi
Marthin Luther (1483-1546), berpendapat bahwa otoritas Kitab Suci harus lebih unggul dari tradisi gereja (seperti misa, api pencucian dll). Takdir manusia yang mengerikan hanya dapat diselamatkan dengan iman dan bukan akal. Martin Luther juga menekankan perlunya ketaatan terhadap pemimpin.
John Calvin (1509-1564), yang mendorong pembentukan negara kota protestan.
Zwingli (1484-1531),  yang menolak transubstansiasi. Dalam misa, roti dan anggur tetaplah roti dan anggur biasa.
Gereja kemudian mereformasi diri dan melawan protestanisme dan mendirikan ordo-ordo khususnya para Jesuit. Salah satu tokoh kotra reformasi adalah Ignatius Loyola (1491-1556).

No comments: