Wednesday, March 27, 2024

Syekh Akbar Ibn’Arabi; Tarekat Rindu

 


Syekh Akbar Ibn’Arabi; Tarekat Rindu

Imam Nawawi &Fajri Andika

Penerbit Forum, Yogyakarta 2023

ISBN 978-602-0753-77-5

110 halaman

 

“Jangan kau tanyakan rahasia rinduku,

Aku rindu namun tak punya alasan”

--Syekh Akbar Ibn ‘Arabi--

 

Bisakah rindu itu hadir di dalam hati tanpa ada cinta? Mustahil, itu mustahil Rindu adalah Bunga dari cinta. Jika cinta adalah tangkai, maka bunganya itulah rindu.  Cinta adalah keindahan, namun rindu adalah keresahan. Meskipun rindu itu meresahkan, namun itu adalah keresahan yang terasa begitu Indah. Umat manusia akan merasakannya ketika cinta bersemayam di hati mereka.

------------

Kutipan di atas merupakan epilog buku Tarekat Rindu. Buku ini merupakan narasi dari kutipan-kutipan yang diambil dari Diwan Ibn ‘Arabi. Kutipan pilihan seputar cinta dan rindu karya Ibn ‘Arabi diramu sedemikian rupa untuk mengangkat gagasan perihal pesona cinta dan buncahan rindu yang luar biasa.

Sebagai seorang sufi, Ibn ‘Arabi menggambarkan bahwa ketika kita mencintai seseorang kita selalu ingin dekat dengannya, ingin menuruti setiap permintaan dan perintahnya, ingin dia tidak berpaling ke yang lain, selalu rindu padanya, ingin selalu membuatnya terseyum, tidak ingin membuatnya murka dengan tingkah kita dan seterusnya. Ketika cinta tersebut dianalogikan sebagai cinta kepada Allah yang Maha Penyayang, ternyata situasinya hampir sama. Ketika cinta kepada Allah, perasaan-perasaan itu seperti rindu ingin dekat, ingin membuatnya tersenyum bahagia, ingin selalu memenuhi perintahnya dst juga muncul dengan sendirinya. Hal ini bisa menjadi indicator seberapa dalamkah cinta kita kepada-Nya? Apakah kita merasa rindu pada-Nya? Apakah kita sudah berusaha membuat-Nya tersenyum dengan menjalankan perintah-perintah-Nya? Ataukah kita selama ini hanya munafik  mengaku cinta kepada-Nya tapi hanya di mulut saja?

Ketika seseorang mencintai Tuhannya, dia akan melakukan semua perintahnya karena demi cinta, demi membahagiakan kekasih-Nya. Dia beribadah bukan karena iming-iming surga, ataupun ancaman api neraka… tapi karena memang rasa cinta kepada kekasihnya. Dia tidak akan berpaling ke dunia atau yang lain karena dia yakin kekasih yang dicintanya adalah tujuan akhir yang ingin dijumpainya. Seorang pecinta sejati akan mengorbankan apapun yang dimilikinya untuk sang kekasih.

Untuk bisa mencintai kekasih sejati, penyempurnaan akhlak perlu dilakukan melalui takhalli (menghilangkan sifat tercela),  tahalli ( pengungkapan secara progresif nilai-nilai moral yang etrdapat dalam Islam, dan tajalli (melembaganya nilai  Ilahiah yang direfleksikan dalam setiap gerak perilakunya).  Orang yang mampu mengendalikan diri dan mengenal dirinya sendiri, dia akan mengenal Tuhannya  dan tidak akan silau oleh kemilau dunia.

Saya menyukai buku ini karena beberapa bagian buku ini ditulis dengan kalimat-kalimat puitis yang sangat Indah penuh metafora. Meskipun sebagai konsekwensinya kita terkadang harus mengunyah isi bacaan secara perlahan supaya dapat memahami maknanya secara tepat.   

 

 

 

No comments: