Tuesday, March 19, 2024

360 PRINSIP KEBIJAKAN TATA NEGARA TIONGKOK KUNO (JILID 1)

 


360 PRINSIP KEBIJAKAN TATA NEGARA TIONGKOK KUNO (JILID 1)

Kutipan Karangan Qunshu Zhiyao

Penerbit Masyarakat Madani, Jakarta 2015

251 halaman

 

Buku ini merupakan karya Wei Zheng dan Yu Shinan. Mereka merupakan penasehat Kaisar Taizong (599-649 M). Buku ini merupakan rangkuman dari ribuan buku dan gulungan tulisan kuno terkait tata negara jaman Tiongkok. Buku yang sarat dengan ajaran etika dan moral ini kemudian dijadikan referensi oleh Master Chin Kung untuk mengembangkan Pusat Pendidikan Moral/Budi Pekerti  Kebudayaan Tionghoa. Dalam tempo 3-4 bulan  proyek Master Chin Kung berhasil memperbaiki tata krama dan budi kesopanan penduduk   setempat yang jumlahnya sekitar 48 ribu orang.

Beberapa prinsip kepemimpinan dalam ketatanegaraan yang terbuat dalam buku ini antara lain:

  • Pemimpin harus bisa menjadi suri tauladan. Pemimpin tidak boleh serakah, harus rajin dan hemat, tidak emosional, mau menerima masukan, mampu melakukan intropeksi diri, cermat mengambil Keputusan, dan respek kepada orang lain.
  • Pemimpin harus mampu memilih pejabat yang berkualitas (merit system). Pejabat yang dipilih hendaknya piunya integritas moral, loyal dan penuh pengabdian kepada negara, mampu memberikan masukan secara obyektif, pandai dan bijaksana.
  • Pemimpin harus memiliki akhlak yang luhur. Pemimpin harus mempunyai hati nurani yang baik, berbakti kepada orang tua dan sesame, berpegang pada nilai Kebajikan dan kebenaran, dapat dipercaya, berjiwa besar, rendah hati, teliti dan hati-hati, tabah  rajin menimba ilmu dan memupuk Kebajikan serta pintar memilih pergaulan yang baik.
  • Pemimpin harus menguasai ilmu tata negara. Pemimpin harus memahami prinsip administrasi yang baik, mampu melakukan penilaian secara obyektif, mengangkat pejabat yang bersih dan bijak, bersikap adil, berpihak kepada rakyat, memperhatikan pemenuhan kebutuhan rakyat, memajukan Pendidikan rakyat, disiplin, belajar dari orang bijak, mampu membangun militer yang tangguh namun tidak ofensif.
  • Pemimpin harus bersikap hormat dan hati-hati. Seorang pemimpin harus bersikap hati-hati terhadap hal-hal kecil yang berpotensi merugikan negara dan sebaliknya mendukung hal-hal kecil yang membawa kebaikan untuk negara, menghormati adat istiadat yang luhur, adil dan konsisten dalam penegakan hukum, mampu melakukan deteksi dini dan mencegah hal-hal yang berpotensi merugikan negara, bersikap tenang dan obyektif dalam menghadapi masalah, teliti dalam menangani suatu kasus dari awal hingga akhir serta mampu menjaga Kesehatan jasmani dan Rohani.
  • Pemimpin  harus cermat dan seksama. Seorang pemimpin harus berani mendukung yang benar dan melawan yang sesat, mampu mengekang diri dari perilaku buruk, berperilaku bijak dan adil, tidak egois, tidak kolusi/berkomplot untuk kepentingan pribadi, berpikiran positif, peka terhadap isyarat semesta dan mengkaitkannya dengan kondisi tata pemerintahan yang dipimpinnya.

 Buju ini ditulis dalam bentuk pointer-pointer dengan bahasa yang mudah dipahami. Nilai-nilai yang dimuat di buku ini bersifat universal, walau unsur “ ketimuran”nya sangat kental. Sehingga isi buku ini relevan untuk diterapkan di Indonesia. Saya pikir buku ini bagus untuk jadi referensi dalam diklat kepemimpinan untuk para pejabat. Suatu tantangan adalah bagaimana membuat isi buku ini tidak sekedar dipahami namun “diamalkan” oleh para pejabat atau calon pejabat, di tengah sistem birokrasi yang masih sering kurang mendukung.

 

No comments: