Monday, June 12, 2006


ROWEK TEMBAKAU; cara mencari tambahan uang jajan


Semasa kecilku di tahun 70-an, orang tuaku alhamdulillah tidak terlalu miskin namun juga bukan orang kaya. Kala aku berangkat sekolah aku diberi uang saku 5 at1u 10 rupiah. saat itu, uang 5 rupiah masih cukup berharga setidaknya masih dapat 5 lembar opak (krupuk dari singkong) atau 5 biji permen murahan. Untuk menambah uang saku, terkadang aku mencari daun pisang untuk dijual ataupun mencari kelapa jatuh di kebun-kebun untuk dijual. Cara lain adalah mengumpulkan pasir dari sungai kecil untuk dijual kepada orang sekampung yang sedang membangun rumah.

Musim panen tembakau, merupakan musim yang ditunggu oleh anak-anak. Setelah tembakau dipanen dan dibawa ke rumah, pada saat itu anak-anak biasanya dilibatkan untuk "rowek". Rowek disini merupakan suatu proses untuk menghilangkan urat utama pada daun tembakau (yang bentuknya seperti batang). Urat utama itu perlu dihilangkan agar nanti saat diiris akan dihasilkan tembakau yang halus. Setiap 15-20 lembar daun yang telah dihilangkan urat utamanya kemudian digulung dan diikat pakai daun kelapa untuk kemudian diperam (disimpan) selama beberapa hari sampai menguning. Dari setiap ikat yang dihasilkan, seorang anak dapat upah sekitar 5 rupiah d an paling banyak seorang anak hanya dapat 50 rupiah karena jumlah anak yang terlibat cukup banyak sementara panen tembakau terbatas. Selain anak-anak, biasanya kaum ibu ikut serta untuk rowek.

Setelah diperam sampai menguning, giliran kaum bapak yang ahli "ngrajang" atau mengiris tembakau dapat giliran kerja. Kegiatan ngrajang dilakukan dengan menggunakan sebuah pisau khusus yang dinamakan "gobang" dan bentuknya persegi empat seperti pisau daging yang besar dan alat khusus dari papan kayu sebagai landasannya. Setelah dirajang sampai halus, giliran ibu-ibu menata tembakau hasil rajangan dalam selembar "rigen". Rigen ini terbuat dari anyaman bambu dengan ukuran sekitaar 1x2 meter. Anyamannya agak jarang-jarang sehingga terdapat lobang-lobang di rigen tersebut selebar sejitar 1x1 cm. Lobang-lobang tersebut di buat agar sirkulasi udara lancar sehingga proses pengeringan nantinya bisa berjalan cepat. Tembakau ditata secara rapi di rigen dengan ketebalan sekitar 0,5 cm agar cepat kering, dan pagi harinya dijemur dibawah terik matahari. Penjemuran ini terkadang memakan waktu 3-5 hari dan di bolak-balik. Cara membaliknya adalah rigen yang ada tembakaunya ditutup pakai rigen lain yang kosong kemudian dibalik. Sehingga tembakau yang ada di regen lama berpindah ke rigen baru.

Setelah tembakau dirasa kering, kemudian diangin-anginkan dan malam harinya digulung dengan panjang 20 cm dan diameter 10-15 cm. Langkah berikutnya adalah penyimpanan dalam keranjang bambu yang dilapisi dengan gedebok pisang yang sudah dikeringkan. Keranjang ini bisa memuat 30-40 kg tembakau kering atau lebih. Setelah dipak dalam keranjang, tembakau ini siap dijual atau disimpan terlebih dulu sambil menunggu harga tembakau naik....

No comments: