Tuesday, June 13, 2006


NGOBOR; cari ikan di tengah malam

Ketika SD, aku sering memancing di kali atau sawah di dekat rumah. Karena saat itu teknologi setrum dan racun potas sudah masuk desa, maka di kali sudah semakin sulit didapatkan ikan yang agak besar. Dapat ikan lele atau gabus (ikan kotes) sebesar ibu jari kaki sudah merupakan karunia besar karena biasanya yang ada hanya anak ikan gabus (genjilan) atau anak ikan lele (jabresan) sebesar kelingking. Jenis-jenis ikan lain yang ada di sungai paling wader, mujahir, uceng dan tawes. Ikan gabus (kotes) biasanya juga terdapat di sawah-sawah, mungkin karena ikan tersebut agak tahan hidup di berbagai kondisi. Ketika mancing, bilah pancingnya dari bambu sebesar ibu jari tangan sepanjang 1,5 meter yang diraut dan ujungnya runcing agar lentur. Di ujung bilah diikatkan sebuah tali senar yang diberi bandul dari gotri (peluru senapan angin) dan diujung nya diberi kail. Umpan untuk mancing biasanya cacing tanah yang didapat dengan cara menggali tanah yang agak lembab. Tradisi mancing ini terutama dilakukan ketika bulan puasa dengan tujuan untuk mengisi waktu luang puasa sekaligus mencari lauk untuk berbuka puasa.

Ketika saya sudah duduk di SMP, saya sering diajak kakak untuk "ngobor" atau "nyuluh". Ngobor adalah kegiatan mencari ikan di sawah atau kali kecil dengan cara membacok dengan menggunakan pedang atau pisau. Ngobor ini biasanya dilakukan di malam hari saat bulan gelap (tidak purnama). Saat ngobor biasanya menggunakan lampu petromaks untuk penerangan dan sebilah pedang. Satu tim kecil biasanya terdiri 2-3 orang.Ikan yang biasanya didapat antara lain, gabus, lele, mujahir, ikan mas, wader hingga belut. Terkadang kalau tidak hati-hati, ikan yang disangka belut seringkali ternyata ular air. Untuk membedakan belut dengan ular sebenarnya agak mudah dengan cara dipegang. kalau dipegang halus itu berarti belut, tapi kalau kasar berarti ular karena ular bersisik. Kalau pas beruntung ngobor selama 3 jam dan menempuh jarak 1-2 km bisa dapat ikan setengah ember besar, atau kalau pas lagi dapat karunia saat ngobor bisa dapat bulus (kura-kura) atau bahkan dapat ikan pelus atau sidat (belut besar yang lezat). Tapi ikan sidat sangat jarang ditemui. (belum tentu 5 tahun sekali)...

Kalo ngobor sudah selesai, aku dan kakakku pulang ke rumah dan ikan hasil ngobor "dibetheti" (dibersihkan kotoran di bagian perut dan insang) sampai bersih dan diberi bumbu garam sama bawang putih yang sudah diuleg. Selanjutnya adalah ikan tersebut digoreng..... Mungkin karena sehabis ngobor, badan terasa capek, udara dingin dan perut terasa lapar maka saat makan ikan hasil ngobor terasa lezat. apalagi kalau nasinya juga panas ...wah dijamin ueennnnaaaak tenaaaaannnn.......

Sayang ikan sudah semakin punah karena racun dan setrum yang masuk ke desa-desa....Tiada tempat lagi bagiku untuk menikmati masa kecilku........

No comments: