Friday, June 09, 2006

Merajut ikat tali silaturahmi, nggathukake balung pisah


Almarhum bapakku tinggal di dekat kaki gunung Merbabu tepatnya di desa Sawangan Kabupaten Magelang – Jawa Tengah. Beliau merupakan seorang petani desa yang tidak kaya namun juga tidak miskin. Bapakku bercerita bahwa di tahun empat puluhan ketika masih bujangan, sehabis musim tanam padi, biasanya beliau kemudian pergi ke rumah famili jauh di daerah Tempel – Sleman untuk membantu mengerjakan sawah atau ladang di sana. Beliau tinggal di sana hingga berpuluh hari atau berbulan. Dan nanti setelah selesai, secara bergantian famili dari Tempel pergi ke tempat kami untuk membantu bersawah. Dengan cara demikian, silaturahmi keluarga menjadi terjalin erat. Hal itu terus berjalan hingga bapakku berkeluarga....

Kondisi itu berubah sangat jauh pada saat ini, ketika semua orang sibuk dengan kesibukan mencari nafkahnya masing-masing dan orang tercerai berai dalam perantauan. Orang sulit untuk bertemu dan silaturahmi. Hari Raya Lebaran yang seharusnya jadi moment untuk silaturahmi terkadang begitu pendek karena harus berkunjung ke rumah banyak famili. Akibatnya perjumpaan dengan famili hanya sekedar sua sekejap mata yang tiada banyak makna untuk saling berbagi. Saat ini saudara sepupu-pun terkadang tidak saling kenal secara dalam karena minimnya silaturahmi.

Pelajaran kasus gempa Jogja sangat menggugah hati, ketika dilanda musibah orang secara spontan mau berbagi. Orang desa, tukang ojek, orang tani, buruh pabrik dan kalangan lainnya tergerak hati saling melindungi. Mungkin ini akan menarik untuk dikaji bila dibangun suatu model “sister village” (mengadopsi dari istilah sister city) dimana suatu rombongan warga desa dari daerah luar bencana dikelola untuk membantu membangun kembali desa yang hancur terkena gempa. Bantuan materi dan tenaga dikerahkan, termasuk pula bantuan moril. Hubungan silaturahmi lahir batin dan kebersamaan dibangun secara intensif antar desa. Aku yakin ini akan bisa mempercepat kembali proses rekonstruksi fisik dan moril bagi para korban..........

No comments: